BAGIAN TUJUH BELAS

147K 5.6K 70
                                    

JANGAN SUNGKAN UNTUK MEMBERIKAN VOTE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


JANGAN SUNGKAN UNTUK MEMBERIKAN VOTE.

MINGGO TUNGGU:)






TERJADI kecanggungan di meja makan saat ini. Key yang begitu terkejut dengan kehadiran kedua orangtua-Nya mendadak diam membisu. Entah mengapa bibirnya tidak bisa terbuka, hanya bisa bergumam di dalam hati saja.

Dan yang paling mengejutkan adalah antara keluarga Andreas dan keluarga Key, keduanya ternyata sudah kenal dengan sangat baik. Key bahkan tidak mengetahui kalau orangtua-Nya bisa dekat dengan keluarga paling kaya seperti Andreas.

Key tampak gelisah dalam duduknya. Berulang kali dia menggigit bibir bawahnya sendiri dan memainkan jari-jemarinya di atas pahanya.

"Sangat tidak terduga kalau kita bakal besanan ya, Jeng."

Jessi, Mama Key tertawa mendengar ucapan Mama Andreas. Mereka benar-benar terlihat sangat akrab. Hal itu membuat Key semakin gelisah. Karena pastinya mereka akan sangat setuju jika Key menikah dengan Andreas.

Oh ya ampun, Key tidak ingin satu atap dengan bajingan itu.

Tetapi nasi sudah menjadi bubur, tidak bisa lagi berubah jadi nasi gurih.

Key harus menerima nasibnya untuk hidup bersama Andreas. Setelah ini tidak ada alasan lagi untuk Key menolak keinginan Andreas yang merupakan keinginan kedua orangtua Key juga. Karena sedari Key kecil, Key selalu tidak ingin membuat mereka kecewa.

Hal yang sangat paling pantang untuknya.

"Benar sekali. Jadi, kita tidak perlu repot-repot menjodohkan mereka berdua. Toh, sudah ketemu duluan," lanjut Jessi dengan ekspresi sangat bahagia.

Jessi dan Mama Andreas telihat sangat antusias untuk berbincang. Sedangkan Andreas sangat serius ngobrol dengan Reno, Papanya.

Key seakan orang asing di sana. Tidak ada yang memperdulikannya. Bahkan Andreas tersenyum miring melihat Key yang sudah mati kutu.

"Sudah kubilang, melawan Andreas adalah kesia-siaan."

"Oh astaga! Mama sampai lupa memperkenalkan nama padamu, Key."

Lagi dan lagi. Wanita itu menyebut dirinya sebagai Mama. Dia seakan benar-benar menganggap Key seperti putrinya.

"Nama Mama itu Carissa. Kamu bisa panggil Mama aja kalau gak mau ribet ya, sayang."

Key hanya mengangguk disertai senyuman canggungnya. Sungguh dia benar-benar seperti terjebak di perangkap paling mematikan. Sampai Key sulit bernapas di dalamnya.

"Baik, kita mulai saja pembicaraan resepsi pernikahan anak-anak kita ini."

Key semakin merasakan sesak di dadanya. Pasokan udara seakan hilang, membuatnya susah untuk bernapas. Ruang makan tersebut mendadak panas, padahal terdapat AC yang mendinginkan ruangan.

Bastard Ceo! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang