11

87 8 0
                                        

3 hari berlalu, dan selama 3 hari ini raisa tidak pernah terlihat di sekolah.

Bram selalu berkunjung ke rumahnya, tapi hanya bisa melihat diana saja.

Bram terus datang agar bisa bertemu dengan raisa, tetapi raisa selalu menolak.

Bram juga sering menelfon raisa, mengirim pesan singkat ke raisa tapi tidak ada balasan.

Raisa seakan menghindar, bahkan diana bilang raisa ingin pindah ke kota lain, ke tempat yang tidak mengingatkan raisa dengan sosok papanya.

Hari ini, bram tidak akan putus asa untuk menemui raisa. kali ini ia akan menggunakan cara apapun untuk menemuinya, meskipun harus manjat ke jendela kamar raisa.

Sebelum masuk ke dalam rumah raisa bram sempat berdoa agar bisa bertemu dengan raisa dan menghembuskan nafas berkali-kali.

Seperti hari-hari sebelumnya, bram di sambut oleh diana. Dan seolah mengerti diana hanya menyuruh bram untuk membujuk raisa sendiri di depan kamarnya.

Toktoktok!!!

Perlahan bram mulai mengetuk pintu kamar raisa

Toktoktok!!!

Belum ada jawaban

Tok!

Ckleek..

Pintu kamar raisa terbuka
“gue boleh masuk?” tanya bram

Raisa hanya berdehem

Bram membuka pintu kamar raisa dengan lebar, pasalnya kamar raisa begitu gelap bram tidak ingin orang-orang di rumah ini menaruh curiga.

Bram melangkah perlahan menghampiri raisa yang berdiri dekat jendela

“bram”panggil raisa

“iya?” jawab bram berdiri di samping raisa

“bagaimana menurut lo?”

“tentang apa?”

“nyokap gue pasti udah kasih tahu lo”

Bram berpikir sejenak

“masalah pindah?”

Raisa mengangguk lemah dan menunduk

“menurut gue sih, lo ga usah pindah apalagi ke kota lain atau sampai ke luar negeri” lanjut bram

“alasannya?” raisa menghadap ke bram

Gue ga mau lo jauh dari gue- bram

“karena ..... sebentar lagi kita bakal ulangan kenaikan kelas kan, dan ini menuju kelas 3 dimana sangat sulit untuk melakukan hal-hal seperti itu, selain itu juga lo bakal kesulitan menyesuaikan pelajaran dan cara belajar di sekolah yang akan lo masukin, seperti yang lo tau sekolah sekrng ini memiliki cara mengajar yang berbeda-beda untuk meningkatkan produktivitas masing-masing”

Bram tidak tahu dengan apa yang ia katakan, ia asal bicara. Tapi ia berharap raisa bisa mempertimbangkan kepindahannya dengan kalimat yang ia lontarkan

“oh gitu” raisa mengangguk mengerti lalu menunduk

Please,don’t go – bram

“jadi? Gimana? Lo bakal pindah atau tetap disini?” tanya bram penasaran

Raisa terlihat berpikir dan menimang-nimang

“entahlah” jawab raisa lirih

“ohiya lo udah sarapan belum? Gue bawain lo bubur ayam” kata bram mencairkan suasana

RAAM (completed) || #Wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang