05

118 9 0
                                        

Pukul 19.00

Raisa sudah tiba sejak 5 menit yang lalu, raisa langsung masuk ke kamarnya dan men-cas (?) ponselnya, bodohnya raisa tidak sempat membawa chargernya.

Sambil menunggu baterai ponselnya terisi penuh raisa berbaring sambil menutup mata/bukan tidur ya\.

Seketika kata-kata neneknya itu kembali terngiang, kata-kata itu terus menerus menggema di telinga raisa membuat ia merasa sedih dan kesal.

Raisa pun pergi ke ruang musiknya, ia akan menghabiskan waktu bermain musik jika ia merasa sedih seperti ini.

Di ruangan tersebut tidak terlalu banyak musik, hanya beberapa yang raisa kuasai seperti : piano, gitar, ukulele, biola, dan pianika.

Di dalam ruang musik itu juga ada ac, mic, komputer, dan alat untuk merekam lainnya, yap raisa meng-cover lagu di ruangan tersebut dan merekamnya, hasil rekaman suaranya tersebut ia simpan dengan aman di komputer.

Mungkin orang-orang yang memiliki suara bagus dan pandai bermain musik mungkin akan merekam dirinya bernyanyi sambil bermain musik lalu meng- upload nya ke youtube agar dikenal lebih banyak orang, tapi raisa tidak.

Ia bernyanyi, bermain musik, dan merekamnya semata-mata hanya karena hobi. Ia juga tidak ingin ada orang yang mengetahui bakatnya tersebut.

Ohiya ruang musik raisa juga kedap suara jadi dia ga khawatir ada orang yang dengar suaranya dan kepiawaiannya bermain alat musik, jika ia sedih dan dengan bernyanyi atau main alat musik tidak bisa teratasi jalan satu-satunya adalah ia akan berteriak dan menangis di ruangan itu, seperti sekarang ini
Dari tadi raisa menindis asal pianonya setelah bosan ia pindah ke biola, itupun ia memainkan asal setelah bosan lagi ia pindah lagi ke gitar, dan begitulah seterusnya.

Bahkan dengan menyanyi kesedihan itu tidak kunjung hilang, biasanya jika itu masalah perkataan neneknya bermain beberapa alat musik dan menyanyi saja sudah teratasi, tapi sepertinya kali ini perkataannya terlalu menusuk hati raisa sehingga melakukan apapun itu semua perkataan neneknya terus terputar seperti kaset rusak dalam kepalanya.

AAAAARRRRGGGGGGHHHHHHHH!!!!!!

Raisa berteriak frustasi, apapun yang ia lakukan meskipun itu hal benar sekalipun, tetapi selalu buruk dimata neneknya.

Hal ini yang membuat raisa selalu ingin merasa lebih baik hidup sendiri karena jika bersama ia selalu salah dimata orang itu.

AAARRRRGGHHH!!!

Hikss hiksss..

Raisa kembali berteriak tapi ditemani dengan suara isakan, yap raisa menangis tentu saja. Sekarang raisa menangis sambil meringkuk di lantai yang sudah dialasi karpet bulu di ruangan musiknya.

TOK!!TOK!!TOK!!!

Seseorang mengetuk pintu tetapi raisa mengabaikannya, jika itu bi asih pasti dia akan mengerti karena beberapa kali bi asih melihat raisa menangis di ruangan musik setelah pulang dari makassar.

Ketukan hanya terdengar 3 kali tidak di ragukan lagi itu pasti bi asih.

Pukul 06.00

Kriiinggg!!

Jam beker yang ada dalam ruang musik raisa berbunyi, memaksa raisa untuk bangun karena suara berisik yang ia buat.

Dengan terpaksa dan dengan kepala yang terasa berat raisa berdiri untuk mematikan jam beker tersebut lalu melangkah ke kamar nya untuk menyiapkan peralatan sekolah.

Baru masuk di pintu kamarnya

Kriiingg!!kriingg!!!

Kali ini bukan jam beker tapi sebuah panggilan masuk dari line, jadilah raisa menunda dulu untuk menyiapkan peralatan sekolahnya.

RAAM (completed) || #Wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang