Pagi ini di meja makan kediaman Raisa
Tidak sendiri seperti biasanya, kali ini ia ditemani oleh 2 orang.Yang pertama laki-laki berumur 1 tahun di atas raisa, dan yang kedua adalah seorang perempuan berumur sekitar 80 tahunan.
Ya dia adalah nenek raisa yang dari makassar, dan laki-laki yang tidak jauh beda dengan raisa tersebut adalah laki-laki yang di katakan nenek raisa sebelumnya.
Laki-laki yang akan dijodohkan dengan raisa yaitu Aufa bakri.
"Raisa berangkat nek" ucap raisa menyalimi tangan neneknya sesaat setelah meneguk air minumnya
"iya, aufa yang anter kamu ya" kata neneknya
Aufa yang merasa dirinya terpanggil sontak berdiri dan memandang raisa begitu juga dengan raisa, tetapi beda dengan tatapan aufa ke raisa yang selalu kagum akan kecantikan alaminya, raisa malah menatap aufa dingin.
Tanpa berkata apa-apa raisa melengkang pergi.
"aufa pergi nek" aufa menyalimi tangan nenek raisa
"iya, hati-hati ya..."
-----
Sesampainya di kantor, tanpa berkata basa basi seperti terimah kasih dan sebagainya raisa langsung saja masuk ke kantor setelah aufa memberhentikan mobilnya di pintu utama kantor raisa.
Aufa turun dari mobil hendak menahan raisa tapi terlambat, karena raisa sudah terlanjur masuk ke kantornya
"cantik sih, tapi jutek nya minta ampun. Kalau bukan karena pengen megang semua perusahaannya sih, gue mah ogah dijodohin sama cewek sedingin itu. Ga heran sih kalau dia belum nikah sampai sekarang" gumam aufa
"permisi , mobilnya bisa dipindahin dulu ga? mobil saya sama karyawan yang lain mau lewat" kata seorang laki-laki yang entah sejak kapan berdiri dekat aufa
Aufa gelagapan, ia langsung masuk ke mobilnya dan menjalankan mobilnya segera
"dia dengar ga ya apa yang gue bilang tadi? Kalau sampai dia dengar mampuss gue" batin aufa
----------
"semoga keputusan saya untuk bekerja sama dengan perusahaan anda ini tepat, dan saya harap anda bisa terus saya percaya" kata bram menjabat tangan raisa
"iya, saya akan pastikan itu. Anda benar-benar mengambil keputusan yang sangat tepat pak bram" balas raisa tersenyum ramah begitupun dengan bram
Senyum itu, senyum yang sangat ramah tapi bukanlah senyum yang biasa ia suguhkan untukku.
Dan tatapan mata itu sangat dingin, ia menatapku layaknya ini kali pertama kita bertemu.
Ia benar-benar memperlakukan aku sebagai orang asing - bramKu mohon jangan menatap seperti itu, jangan memberi aku harapan lagi dengan tatapan itu.
dan senyuman itu mengingatkan aku kembali dengan perasaan yang sejak lama ku punya untuk mu, ku mohon jangan lakukan itu, aku ingin melupakan mu... oh tidak... bukan aku ingin, tapi aku harus melupakanmu - raisaRaisa melepas jabat tangannya lebih dulu
"kalau begitu kita permisi dulu, kita masih punya banyak pekerjaan dikantor" ujar faradiba sekretaris raisa
Bram bersama sekretarisnya mengangguk mengerti, lagi bram menampilkan senyumnya ke raisa tapi sayangnya raisa tidak melihat itu, ia terlalu fokus dengan langkahnya.
Raisa dan faradiba berpisah di depan restoran, terlihat sebuah mobil hitam yang cukup mewah berhenti tepat dihadapan raisa.
Turunlah seorang pria berperawakan tinggi, kulit coklat, dan rambut cepak berwarna hitam kelam menghampiri raisa.
![](https://img.wattpad.com/cover/177606181-288-k219062.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAAM (completed) || #Wattys2020
Teen FictionCewek cuek, bertemu dengan cowok yang super peka. Bagaimana menurut kalian? Si cowok ini emang idaman banget, ga perlu diberi kode ini itu dia udah tau. Cewek - cewek banyak yang suka, sama tipe cowok yang kayak gini. Tapi, si cewek cuek ini... Hade...