06

111 8 0
                                        

Pukul  19.00

“sa, bangun! Udah malam, lo ga pulang?” kata bram menepuk pelan bahu raisa

“hmm?” raisa mengangkat kepalanya lalu menatap bram

“lo ga pulang? Sebelum larut”

“keluarga lo?”

“bentar lagi nyampe”

“yaudah, gue tungguin”

“tapi kalau mereka suruh lo nginap lagi gimana?”

“kali ini gue punya alasan kuat”

“apa?”

“besok senin”

“itu doang? Lo bilang kuat?”

“iyalah, liat aja entar”

Bram hanya mendengus dan geleng-geleng ga jelas

Ceklek...

Tari, najwa, dan agus baru saja tiba dengan membawa beberapa kantong makanan.

Tiba-tiba raisa gugup, di otaknya pikiran negatif satu per satu muncul. Padahal tadi ia sangat yakin, sekarang?ckckck raisa,raisa... ada-ada aja

Dengan perasaan ragu raisa berdiri, memakai tasnya dan pamit ke bram.

Najwa yang baru masuk, begitu senang melihat raisa yang berdiri dekat tempat tidur bram.

“eh, ada raisa ternyata. Udah lama?” tanya najwa cium pipi kanan dan kiri raisa

“iya tante” jawab raisa berusaha terlihat akrab

“udah makan nak?” tanyanya lagi

“belum tante, tapi ini udah mau pulang kok. Besok kan senin” raisa mulai mengeluarkan alasannya

“bisa ngomong panjang juga ternyata, kenapa kemarin ngomongnya singkat mulu? Padahal suara kakak bagus” celetuk tari yang duduk di sofa

“hussh tari, yaudah kalau emang gitu sih tante juga ga bisa cegat kamu. Sebelum larut juga kan”

“kalau gitu, raisa pamit dulu tante” kata raisa salim ke najwa

Pas raisa mau pergi, najwa menahan raisa. raisa berbalik dengan alis yang terangkat sebelah seolah mengatakan “kenapa?”

“kamu sakit nak?” tanya najwa menempelkan punggung tangannya di jidat raisa jangan lupa wajah khawatirnya

Deg....

Entah kenapa raisa begitu tersentuh, untuk pertama kalinya ada wanita paruh baya yang menanyainya seperti itu selain bi asih.

Raisa sangat mendambakan mamanya ngomong seperti itu, tetapi sepertinya tidak akan.

Dan kali ini ada orang lain yang benar-benar perhatian padanya, orang lain yang memperlakukan dia seperti anak kandungnya sendiri.

Mata raisa berkaca-kaca, sungguh ia sudah lama ingin merasakan moment seperti ini.
“tante bawa ke dokter ya, ayo” ajak najwa merangkul raisa

Kirain udah sembuh abis minum obat tadi, yaudalah - raisa

Raisa tidak protes, karena memang sejak pagi tadi ia merasa tidak enak badan kan.

Najwa membawa raisa ke dokter umum di rumah sakit itu, yang kebetulan adalah dokter yang menangani bram.

Raisa di periksa dengan dokter di dampingi dengan najwa yang tidak pernah melepaskan tangan raisa.

Setelah semua pemeriksaan selesai, dokter mengatakan kalau raisa gejala tifus dan harus di rawat sekitar dua hari kedepan jika memang keadaannya sudah membaik.

RAAM (completed) || #Wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang