02

190 11 0
                                        

Di sekolah, bram kembali mengikuti Raisa seperti sekarang ini dia sudah berdiri depan raisa yang tengah menatapnya bingung.

“ hai “ sapa bram sambil tersenyum

Tidak ada balasan dari raisa, malah raisa melanjutkan aksi membacanya

“lo pasti bingung kenapa gue bisa tau kalau lo ada di sini”

Lagi-lagi tidak ada balasan
“gue sebenarnya udah tau dari jauh hari kalau lo sering nongkrong di sini, sampai kemarin gue lihat lo makan di sini sendiri, main ukulele sambil nyanyi”

Raisa berhenti menatap novelnya dan beralih menatap bram yang sedang terkekeh, raisa ikut berdiri berhadapan dengan bram

“gue boleh gak jadi bodyguard lo?” tawar bram

Raisa mengernyit tidak mengerti dengan perkataan bram

“jadi kemarin gue sempet cerita sama mang tobi depan rumah lo, dan mang tobi minta ke gue untuk jagain lo karena dia udah nganggep lo seperti anaknya sendiri”

“trus?”
Sepertinya raisa sudah mulai penasaran

“ya gue bilang aja percayakan itu sama saya mang, saya janji akan jagain dia di sekolah kalau perlu saya jadi bodyguardnya dia. Pegang kata-kata saya . udah gitu doang”

“oh”
Raisa kembali duduk memakai earphone dan membaca novel.

“jadi gimana nih, apa gue diterima jadi bodyguard?”

Tidak ada respon

“yesss, diam artinya iya”
Tanpa aba-aba bram ikut duduk dekat raisa

“baca apaan sih? Serius banget kayaknya” kata bram mendekat

Tapi raisa malah menjauh.

“eh, maaf ga nyaman ya” kata bram kikuk

Ayo sa, ini kesempatan lo untuk berubah. Berubah untuk lebih membuka diri sama orang asing – raisa

Raisa perlahan mendekat dan memperlihatkan novel tersebut pada bram. Bram yang tidak menyangka akan hal ini hanya menatap bingung ke raisa.

“kenapa?” tanya raisa polos

Deg.....

Mata mereka bertemu
“hah? Haha ga pp, cuman ini apa sih namanya anu itu eeh ha-haus iya” jawab bram gelagapan

“oh”

“lo udah sarapan?” tanya bram

Yang ditanya hanya berdehem

Bram pergi begitu saja saat mendengar deheman raisa

Loh,gue salah ya?duh baru juga mau berubah udah buat orang ga nyaman – raisa

“ini” kata bram yang baru saja kembali membawa dua buah roti dan dua botol air mineral

“ga---”
Bram memotong pembicaraan raisa

“udaah, ga usah malu. Gue tau lo belum sarapan”

Dengan gugup raisa mengambil roti dan dan air mineral yang di kasih sama bram

“makasih”

“santai aja kali”

Hening......
Mereka berdua makan dengan khidmat di temani suara burung-burung camar dan suara gemercik air akibat ulah ikan yang ada di kolam ikan di hadapan mereka.

“bisa gak gue anggep lo sebagai teman gue?”

Raisa menatap datar bram
“tapi kalau lo mau anggep gue sebagai bo--”

RAAM (completed) || #Wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang