18

61 6 0
                                        

pukul 05.30 subuh

di kediaman keluarga Agus

toktoktok.....

seseorang mengetuk pintu kamar bram

bram mulai menggeliat dibalik selimutnya

toktoktok....

orang itu kembali mengetuk pintu kamar bram

“BRAM!!!!BANGUN!!UDAH SUBUH!!SHOLAT NAK!!!AJAK RAISA JUGA SEKALIAN!” pekik orang itu
Yang ternyata adalah mamanya

Bram terlonjak kaget mendengar pekikan tersebut yang berasal dari luar kamarnya, seketika kantuk bram terhambur akibat pekikan yang tidak bisa dibilang santai itu.

Karena tidak ingin kembali mendengar pekikan mamanya, bram pun berkata
“iya ma, ini udah bangun” kata bram serak

Pelan tapi pasti bram mulai menjauh dari tempat tidurnya, walaupun sangat berat tapi ia tetap harus menjalani kewajibannya sebagai umat muslim.

Sesuai perkataan najwa tadi, bram berjalan menuju kamar tari hendak membangunkan raisa yang saat ini masih tidur.

Tapi saat tangannya akan menggapai gagang pintu kamar tersebut, bram berhenti dan terlihat berpikir.

Tunggu, gue harus masuk gitu?trus kalau misal gayanya raisa lagi awkward, kan ga enak. Ga!ga!gue harus positif thinking, dia kan anggun banget jadi ga mungkin lah... iyaa, iya ga mungkin – bram

Perlahan bram meraih gagang pintu itu lagi, dengan tangan yang gemetar di iringi dengan wajah yang ikut gugup

Ceklek...

Akhirnya bram berhasil membuka pintu tersebut, bram mendorong pelan hingga pintu tersebut terbuka lebar, ubin demi ubin bram lewati sampai akhirnya ia tiba di dekat ranjang yang sedang di tempati raisa.

Hufttt..

Bram menghembuskan nafas lega ketika melihat gaya tidur raisa yang tidak berubah sama sekali, berarti apa yang ditakutkan bram benar tidak terjadi, bram menatap wajah damai raisa yang sedang tertidur sampai akhirnya bram mengernyit bingung, melihat wajah raisa yang tadinya damai tergantikan dengan air mata yang dengan santainya keluar dari mata raisa, di iringi dengan buliran keringat yang sudah memenuhi sekitaran wajah raisa dan juga deru nafas raisa yang memburu tidak teratur.

Panik, bram tidak tahu harus melakukan apa.

Dia khawatir melihat keadaan raisa dan memutuskan untuk membangunkan raisa dengan memukul pelan pipinya, tapi cara itu tidak berhasil.

seketika ide terlintas di kepala bram, dia mulai menggerakkan bahu raisa diiringi dengan doa yang terus ia panjatkan, dan berhasil.

Raisa membuka mata dengan nafas yang masih memburu, segera bram memberikan air putih yang ada di nakas agar raisa lebih tenang.

Setelah minum, bram kembali menaruh gelas yang berisi air tinggal setengah itu ke nakas.

Posisi bram sekarang sudah duduk di tepi ranjang dengan tangan yang menggenggam tangan raisa erat, raisa juga sudah merubah posisinya menjadi duduk.

Ia menatap bram lamat, sampai akhirnya

Greep..

Raisa memeluk bram erat, bram pun membalas pelukan raisa

“jangan tinggalin gue, please..” gumam raisa yang tentu saja masih bisa didengar oleh bram

Bram mengelus lembut punggung raisa untuk menenangkan

“udah, gue disini kok” kata bram lembut

“jangan tinggalin gue lagi bram” lirih raisa

“gue ga pernah tinggalin lo, gue selalu ada disini, buat lo.”

RAAM (completed) || #Wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang