“Pakaianmu harus segera dibilas air, noda tumpahan kopi akan susah hilang di bahan katun, apalagi warna bajumu ada corak putihnya.” Jaejoong masih mengamit lengan Yunho ketika bibir cherrynya terus berbicara saat menuju toilet. Sementara Yunho hanya terdiam seperti kerbau yang dicocok hidungnya hanya menurut saja. Di depan washtafel toilet dengan cermin besar terpajang terpantul bayangan keduanya yang saling berhadapan.Dengan sigap tanpa canggung Jaejoong meneruskan membuka kancing kemeja Yunho yang tadi terlah terbuka dua mata kacingnya. “Kenapa diam saja, berbalik lepaskan lengan bajumu!” Jaejoong menggeser tubuh Yunho sehingga sekarang membelakanginya. Aroma Citrus berpadu dengan Musk semakin tajam tercium hidung Jaejoong. Sekilas dinikmatinya pemandangan punggung lebar berotot Yunho, Jaejoong menikmati dan menyukai pemandangan di depannya sebagai pahatan sempurna yang sexy dan menggoda. Tanpa sadar Kim Jaejoong menelan ludahnya mencoba menguasai dirinya, dengan segera membilas pakaian Yunho yang terkena noda kopi ke washtafel.
Yunho masih tidak membalikkan badannya membelakangi orang yang menyeretnya ke toilet. Dadanya bergemuruh hebat membucah meluap seolah berdesakan ingin terlontar keluar semua isinya. Semua hal indah, penasaran, kesenangan, kegundahan berkumpul kembali satu persatu dalam pikirannya.
“Yunho, kau bisa geser sedikit, aku akan keringkan bagian yang basah bajumu dengan handdryer”
“Eoh, ya” Perkataan Jaejoong kembali mengintimidasi Yunho, dan Yunho segera menggeser badannya dari tempat semula.
“Tunggulah sebentar, meskipun tidak kering sempurna, namun nodanya sedikit tersamar.”
“Gomawo, khamsamida.” Itulah kata yang keluar dari bibir hati Yunho.
“He-em, harusnya aku lebih hati-hati sehingga tidak membuatmu celaka. Nah selesai, kamu bisa memakainya kembali sekarang.” Jaejoong kembali membentangkan kemeja Yunho akan memakaikannya kepada Yunho.
“Tuan Kim. Eh…saya bisa memakainya sendiri. Terima kasih sudah membersihkan noda pakaianku” Yunho menyambut uluran tangan Jaejoong yang menyerahkan pakaiannya.
“Oh ya. Baiklah kalau begitu” Jaejoong bisa membaca kekakuan dan kecanggungan dari sikap Yunho.
Bukan tanpa sebab Jung Yunho menjadi kaku dengan situasi yang ada sekarang. Kendali diri pada diri Yunho seakan hilang saat tanpa penolakan seseorang yang baru ditemuinya dua kali ini menyentuh tubuhnya bahkan membuka bajunya. Dari sentuhan itu pula Yunho terasa meremang berdiri bulu-bulu halusnya seolah tersengat aliran listrik Direct Current. Aliran listrik searah dari kutub negative ke kutub positif. Namun apapun itu, satu hal yang pasti hal ini membangkitkan sesuatu dalam diri Yunho, yang bila dibiarkan akan membahayakan keadaan canggung mereka berdua dalam toilet rumah sakit yang sepi.
Ketika Yunho mengenakan kembali pakaiannya, Yunho tidak berani menatap Kim Jaejoong di depannya, dialihkannya pandangannya ke cermin sehingga membuatnya semakin tidak nyaman saat menyadari sepasang doe berkilat hitam itu menatapnya lekat saat mengenakan pakaian. Suara dering ponsel memecahkan suasana canggung yang terjadi. Kim Jaejong segera menjawab pangilan dari sekretarisnya Kim Junsu.
“Ne….Ani.. Aku masih di rumah sakit.”
“Nde. Sudah ketemu, aku sedang bersamanya.”
“Tidak perlu, aku sebentar lagi kembali, tidak usah menjemputku.”
PIP.
Kim Jaejoong menutup teleponnya saat Yunho telah selesai merapikan kembali pakaian yang dikenakannya. Meskipun tidak terlalu kering namun setidaknya nanti akan kering dengan sendirinya dibadan karena panas tubuh Yunho. Betapa terkejutnya Yunho saat tiba-tiba sosok menawan didepannya menubruk dan memeluk tubuhnya.
“Yunho, aku senang sekali bisa bertemu kamu disini. Aku turut prihatin dengan kondisi ibumu.” Jaejoong melesakkan mukanya ke dada bidang Yunho dan menghirup dalam dalam aroma Citrus dan Musk yang entah mengapa disukainya.
“Terima kasih Tuan Kim atas simpati anda kepada ibu saya” Yunho menikmati aroma vanilla manis dari Kim Jaejoong yang memeluknya, dan Yunho memberanikan diri membalas pelukan dan memberikan ruang kepada Jaejoong agar lebih leluasa berada di dadanya. Perasaan bahagia menyelimuti hati Yunho, sejenak dapat melupakan rasa kesedihan atas keadaan eommanya. “Hal apa yang membuat anda sampai ke Gwangju Tuan Kim?”
“Aku, aku mencarimu…”
“Men..Mencariku?” Yunho terbata dengan ucapannya.
“Ya, aku mencarimu untuk…
“Yunho Oppa, apakah kau masih di dalam?” sebuah panggilan dari luar toilet memutuskan ucapan Jaejoong dan pelukan keduanya.
“Ya, sebentar aku selesai.” Yunho menjawab panggilan dari luar toilet.
“Itu Adikku Jung Jihye, sudah kembali dari beli makanan di kantin rumah sakit.” Yunho setengah berbisik kepada Jaejoong.
Segera keduanya keluar dari toilet. Saat keluar dari toilet keduanya disambut dengan tatapan heran dari Jung Jihye.
“Jihye, kenalkan ini …..
“Kim Jaejoong teman Yunho dari Seoul.” Jaejoong sedikit membungkukan badannya kemudian mengulurkan tangannnya.
“Namja….?” Jihye tidak percaya orang dengan tampilan cantik menawan dihadapannya adalah seorang namja.
“Ne. Aku Namja. Senang berkenalan denganmu.”
“Aku juga senang berkenalan denganmu.” Keduanya saling berjabat tangan, Jihye masih tidak bisa mempercayai mahluk indah di depannya adalah seorang namja.
“Yunho, Jihye. Aku mohon pamit dulu. Besok aku akan kembali lagi jika diperkenankan.”
“Tentu saja kau boleh kembali, aku akan sangat senang bila anda bisa menemani kami berdua.” Jihye menyambut baik niatan Jaejoong
“Jangan terlalu memaksakan diri anda Tuan Kim, jika……Aw Aduh” Yunho tidak dapat melanjutkan kata katanya karena ujung kakinya terasa sakit, saat adiknya dengan sengaja menginjaknya.
“Sampai ketemu kembali besok oppa can…manis.”
“Sampai bertemu kembali.” Jaejoong membungkuk hormat kemudian berbalik meninggalkan Jung Yunho dan Jung Jihye yang masih berdiri menatap punggung sempit Kim Jaejoong yang semakin manjauh dari pandangan.
“Anak kurang ajar, kenapa kau menginjak kakiku.” Yunho hendak membalas perlakuan adik kesayangannya.
“Karena kau bodoh sekali jika membiarkan lewat begitu saja kesempatan baik.”
“Apa maksudmu…?”
“Sepertinya Jaejoong oppa orang yang baik, menarik, imut, manis, tam…pan nggak dia nggak tampan tapi dia cantik.” Jihye memuji Jaejoong.
“Iya Kau benar.” Jawab Yunho cepat.
“Hah….benarkah yang kudengar ini. Wah Wah sepertinya Yunho oppa sedang jatuh cinta. Ya Tuhan berikanlah kesembuhan kepada Eommaku dan berikanlah kesempatan kepadanya melihat menantunya yang cantik.” Jihye semakin ngelantur bicaranya.
“Yang ada Eomma akan semakin parah, kau tau sendiri dia namja!?” Yunho memberikan penekanan pada kata-katanya.
“Apa masalahnya. Aku Sih IYES. Asalkan Yunho oppa bersama dia, kalian terlihat match couple.”
“Hah…sepertinya itu tidak mungkin.” Yunho mendesah pelan. “Kau tidak tahu apa yang kulakukan padanya. Dan aku ketakutan akan hal itu sekarang ini.” Yunho berbicara dengan pikiran yang berkecamuk tidak tenang.
TBC
Kenapa kok Emak langsung berani ambil langkah peluk peluk beruang……?
Apa yang membuat Babe beruang tidak tenang.
Sabar yah kelanjutannya……..
Thanks vote and comentnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permata Terselubung
FanfictionKeyakinan, keteguhan, kejujuran akan membawa pada jalan terang. "Anakku seorang yang buta, tuli, bisu dan lumpuh, apakah kamu menerimanya sebagai pendamping hidupmu? "