“Apakah makanannya enak?”
“He emm”
“Kau mau minum?”
“Hmmm” sosok menawan itu hanya menganggukkan kepala tak bergeming dari smartphonenya.
“Apa kau gila?”
“Hah, Apa maksudmu, tentu saja tidak” Kim Jaejoong mencebikkan bibir merahnya mendengar pertanyaan konyol sekertarisnya.
“Banyak kejadian konyol bahkan fatal terjadi hanya karena seseorang autis dengan gadjetnya terutama HP, awalnya aku tidak percaya, namun sekarang aku sedang melihatnya didepan mataku sendiri. Satu lagi bahwa peraturan keselamatan penerbangan internasional melarang penggunaan Handphone selama dalam pernerbangan.” Kim Junsu menyindir perilaku aneh bosnya.
“Haiz, Cerewet. Diamlah mengganggu kesenangan orang saja.” Jaejoong tidak terima disindir.
“Kau yang senang, kau tau kau bersenang-senang diatas penderitaanku, harusnya aku sekarang grooming ke salon agar kekasihku terpesona dan semakin romantis saat kencan Candle Light Dinner.” Kim Junsu masih menyesali kegagalan kencannya karena mengikuti Kim Jaejoong ke Gwangju.
“Suei, kau bisa melakukannya tiap waktu dengan Yoochon, apa kau tidak bosan.”
“Tidak ada kata bosan dalam cinta, bahkan selalu kangen dan rindu ingin setiap saat bertemu.”
“Ha-ah, sepertinya kau benar.” Kim Jaejoong mendesah perlahan mengamini perkataan sekretarisnya.
“Ho Ho Ho, Well Well Well, ada yang sedang jatuh cinta rupanya.” Kim Junsu menatap lekat bos cantiknya dengan perkataan sarkastik menirukan logat Maleficent Angelina Jolie. “Apakah sang pangeran atau sang putri yang membuat Kim Jaejoong terpikat hatinya?” Kim Junsu menaik turunkan alis matanya meminta jawaban.
“Kau tidak perlu tau.” Kim Jaejoong membalasnya dengan ketus meski roman mukanya memerah.
“Tunggu, tunggu…..apakah Choi Siwon, Lee Min Ho? Tidak mungkin juga kalau Im Yoona, Sandara Park……ehmmm atau sepertinya Jung Yunho.” Kim Junsu menikmati mempermainkan bosnya.
“Bagaimana kau……ups, lupakan.” Kim Jaejoong yang terpancing ersadar segera menutup bibirnya dengan punggung tangannya.
“Oh dia rupanya. Ku akui pilihan yang bagus. Masih berondong meskipun miskin, portofolionya bagus dan sangat tampan.” Kim Junsu menyandarkan badannya kembali ke tempat duduk pesawat.
“Aku tidak peduli dia miskin dan bukan siapa siapa?” Jaejoong menanggapi penilaian minus sekretarisnya “Tutup mulut rewelmu itu, kau mirip sekali dengan eommaku.”
“That’s call Love, Dear. Ada pepatah dari orang Indonesia Kalau Cinta Sudah Melekat, Tai Kucing Rasa Coklat bahkan sama orang sana dibuat syair lagu. Bos kau mau dengar lagunya?"
"No Thanks, kau dengar saja sendiri” Junsu tergelak tertawa di kabin 1st class penerbangan Seoul menuju Gwangju. Sementara Jaejoong mengacuhkannya dan memilih kembali menatap smartphonenya.
Sebenarnya bukan sesuatu yang sulit untuk Junsu nilai apa yang terjadi dengan bos cantiknya. Dalam beberapa hari kemaren bosnya itu berperilaku aneh, menggebu gebu tidak seperti biasanya. Memintanya mencarikan portofolio seseorang yang tidak ada korelasinya dengan pekerjaan secara langsung.
Tiba-tiba mengajaknya pergi ke Gwangju, padahal kalau dilihat dari segi pekerjaan penyelesaian dan perpanjangan kontrak kerjasama dengan pihak Rumah Sakit Gwangju dapat diselesaikan selevel kepala cabang yang notabene ada di Gwangju.
Namun indikasi terparah adalah, semenjak dia menyerahkan potofolio Jung Yunho, dan mengirim video viral di media sosial tentang perkelahian seseorang yang dikeroyok oleh empat orang, namun dengan mudah menghajar pengeroyoknya. Meskipun durasi videonya pendek dan kualitas video yang tidak terang karena senja hari, namun dari siluete yang tertangkap camera, dan beberapa keterangan di kolom komentar, bisa dipastikan bahwa orang itu adalah Jung Yunho orang yang data portofolionya diminta oleh bosnya. Kim Jaejoong sering terlihat tersenyum senyum sendiri ketika melihat tayangan gambar di smartphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permata Terselubung
FanficKeyakinan, keteguhan, kejujuran akan membawa pada jalan terang. "Anakku seorang yang buta, tuli, bisu dan lumpuh, apakah kamu menerimanya sebagai pendamping hidupmu? "