Pria bermata musang, melangkah perlahan meninggalkan kursi tempat duduknya setelah suara wanita dengan lembut berkumandang memberikan informasi bahwa pesawat dengan tujuan Jerman telah berangkat. Rasa enggan sejenak melintas dalam pikiran Yunho, ditinggalkan Jaejoong seolah sebagian hatinya hilang, berkurang, tidak lengkap dan apapun sebutannya Yunho tidak menyukai rasa hatinya saat ini.Rasa.....Tidak Nyaman
Iya Tidak Nyaman. Itu mungkin padanan kata yang tepat untuk menggambarkannya. Menuju tempat parkir kendaraan, tanpa sadar Yunho mencium lengan tshirt putihnya. Aroma vanilla samar masih menempel disana. Senyum tipis tersungging di bibir hati Yunho, mengkonfirmasi rasa tidak nyamannya telah berkurang dengan membayangkan pemilik aroma valilla manis itu. Lalu lintas kendaraan di bandara Incheon tidak terlalu ramai, mobil Lexus LX 570 warna biru navy metalik melaju keluar dari area bandara Incheon menuju kota Seoul. Yunho duduk di belakang kemudi mobil sport yang melaju membelah jalan utama menuju rumahnya yang telah beberapa waktu ditinggalkannya.
Eomma Kwon Yuri menyampaikan rasa simpati kepada Yunho tentang keadaan yang dialami oleh Jung Tahee. Meskipun tidak tinggal di Seoul lagi, sesekali Jung Tahee berkunjung ke Seoul Bersama Jung Jihye menjenguk putranya di Seoul, sehingga tetangga dan orang-orang disekitar rumah Yunho juga mengenal Jung Tahee. Setelah berbasa basi sejenak dengan ucapan terima kasih atas perhatian yang diberikan, Yunho beranjak masuk kedalam rumahnya. Eomma Kwon Yuri menghela nafas panjang kemudian kembali dengan pekerjaannya. Mengingat keadaan Yunho sekarang, akan diingatkannya Kwon Yuri agar tidak menggangu Yunho dengan kecentilan dan manjanya.
Dalam kamar rumahnya Yunho segera mengganti pakaiannya, kemudian memeriksa ulang kelengkapan berkas yang ada di nakas meja belajarnya. Setelah merasa yakin tidak ada sesuatu hal yang kurang, segera mobil Jaejoong yang dikemudikan Yunho kembali melaju dijalanan menuju University Of Seoul. Meskipun melelahkan aktifitas Yunho dalam mengurus berkas administrasi kelengkapan wisudanya berjalan dengan lancar. Satu berkas lagi yang harus Yunho selesaikan. Sekitar 40 menit Yunho menunggu berkas keluar dari ruang Dekan Fakultas Yunho. Menjelang tengah hari semua kegiatan Yunho di kampus telah selesai.
“Yun, Yunho.” Suara lembut memanggil Yunho saat menyusuri koridor fakultas.
“Eoh, Uee.” Yunho menoleh dan berhenti saat mengenali pemanggilnya.
“Kau dari mana, mau kemana?. Terlihat buru buru berjalan.”
“Aku dari kantor Dekan Fakultas, ada dokumen yang harus aku selesaikan”
“Sudah selesai?”
“Sudah…”
“Lalu sekarang kau mau kemana Yun?”
“Aku ……
“Ini jam makan siang, maukah kamu menemaniku makan siang ini, sekaligus ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu”
“Mengenai apa?”
“Sebenarnya ini lebih kepada permintaan bantuan, semester ini aku mengajukan magang, dan sekaligus aku mengajukan rencana judul tugas akhir kuliah kepada lecture”, keduanya kini berjalan berdampingan menyusuri koridor.
“Maafkan aku Uee, sepertinya saat ini aku tidak bisa membantu dan menemanimu makan siang, aku harus pergi kesuatu tempat, dan aku tidak bisa menundanya. Untuk masukan dan saran, kamu bisa menelfonku. Maaf aku harus pergi sekarang.” Yunho memberi penolakan halus.
“Begitu kiranya, baiklah aku akan menghubungimu nanti. Sekarang kamu kearah mana”
“Parkir mobil, sampai berjumpa lagi Uee” Yunho menyalakan sensor kunci mobil Jaejoong, melangkah meninggalkan Uee yang masih berdiri terpaku menatap Yunho tak percaya masuk ke Lexux L570 biru Navy. Yunho menyalakan klakson perlahan ketika melewati Uee, sebagai ucapan selamat tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permata Terselubung
FanfictionKeyakinan, keteguhan, kejujuran akan membawa pada jalan terang. "Anakku seorang yang buta, tuli, bisu dan lumpuh, apakah kamu menerimanya sebagai pendamping hidupmu? "