Sora dibeli oleh seorang pemimpin dari sebuah kelompok pemberantas kejahatan. Rumornya, pemimpin itu adalah pembunuh berdarah dingin.
Apakah Sora akan terus bersamanya? Belum lagi fakta-fakta tersembunyi yang belum diketahuinya.
-cover by playlist...
Well, siapa yang membaca, tinggalkan jejak kalian di bagian manapun, oke?
So, enjoy it!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Mmh..."
Seokjin mengusap rambut lebat si gadis yang sedang menyesap bahunya. "Sora..."
"Bisa kau berhenti? Nanti makananmu akan dingin," ucap Seokjin sambil mengambil piring makan milik Sora. "Akan kupotong gajimu nanti."
Bugh!
"Jahat! Papa jahat!"
Seokjin terkekeh. Perlahan, dia memutar tubuh Sora agar gadis itu duduk membelakangi dirinya dan tetap berada dalam pangkuannya. "Makanlah."
"Jangan potong gaji," rengek Sora sambil menggoyangkan tangan kiri Seokjin.
"Just kidding, Bunny."
Sora tersenyum sebelum memakan masakan yang lezat di depannya. Seokjin mengambil sisir hitam miliknya dan mulai menyisir rambut Sora dengan lembut. Sora sangat menikmatinya.
Perlakuan lembut yang Seokjin berikan, mengingatkannya pada kedua orang tuanya.
"Seokjin..."
"Kenapa?"
"Terima kasih... untuk semuanya."
Seokjin tersenyum. "Aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri, tapi kau sendiri keras kepala tetap memanggilku Papa," ujarnya sambil mengusap pipi Sora dari belakang.
"Kau cocok dipanggil Papa daripada Oppa."
"Wah, kau ini."
Sora menyandarkan punggungnya pada dada bidang Seokjin. Kedua tangannya pun terangkat untuk menangkup wajah Seokjin. Gadis itu tersenyum dengan lebar.
"Sora sayang Papa, hehe."
- 🐰 -
"Sora!! Irene datang!!"
Sora yang mendengar teriakan itu langsung berlari membuka pintu kamar. Gadis itu memekik senang dan langsung memeluk seorang wanita yang Seokjin maksud. Irene yang awalnya terkejut pun tertawa kecil sembari memeluk Sora.
"Aduh, aduh... apa kau merindukanmu, Sayang?" Irene mencubit kedua pipi Sora, membuat keduanya saling tertawa. "Irene kemana saja? Kenapa aku tidak pernah melihat Irene di club?"
