Sora dibeli oleh seorang pemimpin dari sebuah kelompok pemberantas kejahatan. Rumornya, pemimpin itu adalah pembunuh berdarah dingin.
Apakah Sora akan terus bersamanya? Belum lagi fakta-fakta tersembunyi yang belum diketahuinya.
-cover by playlist...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Sora yang sedang menyisir rambut pun mengeryitkan dahinya mendengar suara ribut di depan kamarnya. Dia langsung memasang bandana hitamnya, berjalan, dan membuka pintu kamarnya.
Sora menjulurkan kepalanya. Pikirannya kosong saat itu juga. Dia melihat Jimin, Yoongi, dan satu orang pria asing yang tidak dikenalnya. Gadis itu mengerjap.
"Ada apa... ya?"
Yoongi langsung menendang pria di sampingnya sampai mengaduh kesakitan. Dagu Yoongi bergerak, mengarah Sora. Pria itu berdeham sembari memperbaiki dasinya. Jimin yang melihatnya pun merasa risih.
"Tidak usah sok rapi, Kim."
"Berisik, Park."
"Kau membentaknya, Kim? Kepalamu sudah siap untuk kulubangi?"
"Hyung, please. Astaga, aku kemari murni karenanya, bukan keinginanku."
Yoongi berdecak kesal.
"Nona Jung Sora?" Pria asing itu tersenyum. "Kim Taehyung, aku akan menjadi sopir pribadimu mulai sekarang."
. . .
"Aku bermimpi, kan?"
- 🐰 -
Taehyung menggoyangkan amplop kecil berwarna hitam pada Sora. Tanpa sadar, manik Sora mengikuti gerak amplop. Sora menggelengkan kepalanya dan menerima amplop itu.
"Pesan dari Neo," ucap Taehyung. "Baca, dan tugasku akan berjalan mulai sekarang."
Sora mengerjapkan matanya. Tangannya terangkat untuk memperbaiki letak kacamatanya sebelum membuka amplop.
Mulai sekarang, Taehyung akan menjadi sopir sekaligus pengawal pribadimu. Jimin dan Yoongi akan menjagamu jika dirimu berada di dalam wilayahku.
Merindukanku? Teruskan. Aku menyukainya.
Bukankah kita saling bertemu walau hanya sekilas?
Neo.
"Wajahmu memerah, Nona."
Sora mengipasi wajahnya. Hanya pesan biasa, tapi mampu membuat Sora tersipu. Andai Neo yang mengatakannya tepat di depan dirinya, sudah dipastikan Sora akan pingsan.
"Taehyung?" Sora menepuk mulutnya. "Maksudku, boleh, kan? Aku hanya memanggil namamu saja tanpa embel-embel lainnya?"
Taehyung mengerjap, tak lama terkekeh. "Terserah padamu, Nona."
