***
Sora mengipasi wajahnya.
"Aku melihatnya."
Perkataan Jimin dengan nada menggodanya membuat Sora mengerang malu. Ah, sial. Sora tidak bisa melupakan perlakuan Neo terhadapnya setelah makan tadi. Bahkan, bayangannya saja masih sangat segar di pikirannya.
Mereka berada di taman belakang. Pertama kali Sora melihat taman ini adalah sangat indah. Hampir menyamai taman bermain Everland. Banyak taman bunga bertebaran. Sora bahkan betah duduk di ayunan tunggal berbahan kayu sembari mengipasi wajahnya yang panas.
Jimin yang duduk di ayunan lainnya terkekeh melihat Sora. "Jarang sekali Neo berkelakuan seperti tadi."
Sora mengerjap.
"Dia lebih muda dariku. Dua tahun di bawahku," ujar Jimin memperjelas. "Mungkin jika denganmu, akan berbeda empat tahun."
"Haruskah kuceritakan latar belakangnya padamu?" Jimin menghela napas. "Neo sempat berkata padaku, boleh bercerita asal identitasnya masih terkunci rapat di matamu."
Sora memainkan kakinya. "Selagi ada izin, tidak apa-apa."
Jimin menghela napas. "Neo J. Itu hanya samaran. Dia menutupi identitasnya pada publik. Jati dirinya sangatlah terkenal sampai sekarang. Neo tidak akan menampilkan sisi aslinya sampai urusannya selesai."
"Urusan?"
"Lebih tepatnya dendamnya," jawabnya. "Kakaknya, dia memiliki dendam terhadap kakaknya."
"Dimana orang tuanya?"
Jimin menghela napas. "Aman di pusat kota, hidup seperti biasa."
"Lalu Neo..."
"Dikabarkan menghilang dengan identitas aslinya," sambung Jimin. "Hampir lima tahun."
"Kakaknya juga?"
"Yup." Jimin menghela napas. "Hanya Neo dan tangan kanannya yang tahu dimana posisi kakaknya."
"Tapi di samping itu, dia memilih kebenaran dan juga keadilan. Meskipun caranya salah." Jimin menerawang langit di atasnya. "Neo sanggup, lima tahun menghilang tidak mendapatkan kasih sayang sedikitpun dan memiliki dendam yang cukup dalam."
Sora menunduk. Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar. Neo pasti sangat marah akan kelakuan kakakanya, meskipun Sora tidak tahu apa yang sudah kakak Neo lakukan.
"Apa yang sudah kakaknya lakukan?"
"Kau sanggup mendengarnya?"
Tanpa ragu, Sora mengangguk.
"Membunuh seluruh orang kepercayaannya di malam kedua setelah kelulusannya dari SMA."
Sora membeku setelah mendengarnya. Orang kepercayaan Neo pasti sangat banyak. Wajar saja jika Neo marah pada kakaknya. Sora menghela napas dengan berat setelah semuanya terjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Bunny Girl
FanfictionSora dibeli oleh seorang pemimpin dari sebuah kelompok pemberantas kejahatan. Rumornya, pemimpin itu adalah pembunuh berdarah dingin. Apakah Sora akan terus bersamanya? Belum lagi fakta-fakta tersembunyi yang belum diketahuinya. -cover by playlist...