LBG/03

3.1K 295 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sora mengerutkan dahinya saat mendengar suara pria asing di luar kamarnya. Ini masih pukul delapan pagi. Tumben sekali Seokjin kedatangan tamu.

Karena dirinya jarang menampakkan diri dengan penampilan asli, Sora mengambil hoddie hitamnya dan celana training. Gadis itu membiarkan rambut lurus nan lebatnya yang sedikit berantakan.

Sora membuka pintu di depannya dengan pelan. "Seokjin, ada sia--"

Kedua tungkainya mendadak membeku. Tangannya mencengkeram gagang pintu dengan sangat kuat. Rasa takut mulai mengendalikan tubuhnya.

"Ti-tidak, ja-jangan..." Sora mundur sampai keseimbangannya hilang, membuatnya jatuh terduduk. "TIDAK!! KUMOHON, JANGAN!!!"

Seokjin yang mendengar teriakan Sora langsung meninggalkan tamunya dan menarik Sora ke dalam pelukannya. Dia mengeratkan pelukannya agar Sora tidak merasakan takut. Gadis itu masih saja melantur karena kadar takutnya memuncak.

"TIDAK! KUMOHON!" Sora mencengkeran baju Soekjin. "JANGAN BUNUH AKU! AKU TIDAK IKUT CAMPUR!"

"Sora, Sora..." Seokjin mengusap pucuk kepala Sora. "Tenang, aku di sini. Papa di sini, Sora. Papa tidak meninggalkanmu."

Sora mengeluarkan semua air matanya yang sempat tertahan. Gadis itu meringkuk dalam pelukan Seokjin. Rasa takutnya yang kuat tadi perlahan berkurang. Seokjin menghela napas karena Sora malah tertidur.

"Jadi, ini yang kau maksud?"

"Bisa tahan bentar, Tuan Min Yoongi?"

- 🐰 -

Seokjin sudah menelpon Irene agar menemani Sora sampai gadis itu bangun. Dan di sinilah Seokjin bersama tamunya, Min Yoongi.

"So..."

"Bisa kau beritahu Tuan Neo J-mu itu dulu?" Seokjin memijat pelipisnya. "Kenapa kau tidak bilang jika kau dulunya juga anak buah kakaknya, Yoongi??"

"Apa yang harus kuberitahu?" Yoongi berdecak. "Dia sudah tahu semua yang terjadi pada gadismu itu."

"Sora, namanya Jung Sora dan jangan panggil dia seperti itu," ujar Seokjin penuh emosi. "Dia masih punya harga diri."

Yoongi terdiam. Sepasang maniknya sibuk memandangi Seokjin yang menampilkan wajah pucatnya. Entah kenapa, Yoongi merasakan gejolak yang berbeda pada diri Seokjin.

"Adik, eh?"

"Lalu siapa lagi?" tanya Seokjin dengan kesal. "Aku bersyukur karena traumanya tidak kambuh. Tapi setelah kau datang... aku bisa membaca semuanya dari mataku."

"Maaf jika kedatanganku mendadak."

Seokjin mengibaskan tangannya. "Sudahlah. Sudah berlalu, tak usah dipikirkan."

Little Bunny GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang