***
Sora menganga.
Sisirnya bahkan masih tersangkut di rambutnya.
"Mampus," rutuk Sora. "Ponselnya tertinggal!!!"
Sora menggigit ujung bibirnya. Sepasang maniknya melirik ke arah jam dinding di kamarnya. Pukul sembilan pagi. Otaknya terus saja berputar untuk mencari tempat yang mungkin Neo singgahi ketika berada di markas besar nan megahnya ini.
Sora langsung merapikan rambutnya dengan cepat. Gadis itu mengambil kacamata bulatnya dan menyimpan ponselnya dalam saku roknya. Kembali, Sora menatap ponsel Neo yang mati dengan fokusnya yang bercabang.
"Kembalikan, jangan?"
Sora terdiam sembari menatap pintu kamarnya.
"Masa bodoh!l
Sora mengambil ponsel Neo dan berjalan keluar kamarnya. Tak lupa, dia menutup pintu kamar. Gadis itu mempercepat langkahnya karena lorong yang menuju kamarnya cukup sepi.
Sora juga tidak melihat tanda-tanda keberadaan Jimin dan juga Yoongi. Hanya ada beberapa bodyguard yang menyebar. Mereka juga tak segan-segannya membungkuk hormat pada Sora. Gadis itu hanya tersenyum melihatnya.
Saat sampai di tengah markah, suasananya cukup mencekam. Sora saja sampai berhenti tepat di tengah. Gadia itu berputar dengan pelan. Di sekelilingnya ada ke jendela kaca yang memiliki corak berwarna yang beraneka ragam.
Belum satu putaran Sora berputar, salah satu sisi jendela pecah, membuat Sora berjongkok dan berteriak secara spontan. Suara peluru yang dilontarkan dari pistol mulai memenuhi kedua rungu Sora. Gadis itu mulai merasakan sengatan listrik dan juga hawa dingin yang melingkupi tubuhnya.
Tidak, ini tidak bagus.
Traumanya kembali
Dor! Dor! Dor!
"Ayah! Ibu!"
Sora berteriak. Cairan bening mulai keluar dengan deras dari kedua sudut matanya. Tangannya mulai menjambak rambutnya. Betapa kuatnya rasa sakit yang menyerang saraf otak.
"TIDAAK! AKU TIDAK TERLIBAT! JANGAN!!"
Suara tembakan mulai membabi buta. Walau Sora bukan targetnya, tetap saja membuat dirinya ketakutan setengah mati. Gadis itu terus meracau dan gambaran masa lalu terus berputar.
"TIDAK!! KUMOHON!!"
Sampai tubuhnya tersentak ketika merasakan sesuatu yang merengkuh tubuhnya.
"Sst, I'm here."
"T-tuan, a-aku-"
Yang terakhir Sora lihat adalah wajah Neo yang ternoda cairan berwarna merah. Setelahnya, warna hitam mulai memenuhi penglihatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Bunny Girl
FanfictionSora dibeli oleh seorang pemimpin dari sebuah kelompok pemberantas kejahatan. Rumornya, pemimpin itu adalah pembunuh berdarah dingin. Apakah Sora akan terus bersamanya? Belum lagi fakta-fakta tersembunyi yang belum diketahuinya. -cover by playlist...