***
"Tuan Kim-"
"Namjoon saja, Tuan." Namjoon melepaskan topinya yang memakai lambang kepolisian distrik Seoul. "Bagaimana keadaan Anda, Tuan Jeon Jiwoon?"
Lawan bicaranya, Jiwoon menampilkan senyumnya yang sangat hangat di mata Namjoon. "Aku baik-baik saja."
"Bagaimana dengan istri Anda?"
Jiwoon menghela napas sebelum mengalihkan pandangannya. "Masih seperti dulu."
"Dia semakin melupakan Jungyoon," ucapnya. "Dan semakin sering menangisi Jungkook."
"Aku tidak tahu, saraf mana yang membuatnya semakin melupakan anak sulungku." Jiwoon masih setia memandangi seorang wanita yang terduduk di atas kursi roda. "Aku hanya tidak ingin keduanya dilupakan dalam waktu dekat."
"Aku... bingung harus mencari mereka dimana lagi."
Jiwoon menghela napas, lebih panjang dari sebelumnya. "Ah, ya. Bagaimana dengan pekerjaanmu, Namjoon?"
Namjoon mengerjapkan matanya sebelum menjawab. "Baik-baik saja. Hanya saja... tahun ini terasa cukup singkat, karena kasus yang sering datang terselesaikan dengan cepat."
"Perkembangan yang bagus."
Keduanya terlarut dalam berbagai macam topik, sembari memperhatikan wanita yang duduk di kursi roda, mengelilingi taman rumah dengan bantuan asisten rumah tangga.
- 🐰 -
"Aku tahu, kau mendengarkannya, Jeon."
"Yeah. Kan, aku yang menyuruhmu."
"Bangsat."
"Terima kasih." Jungkook terkikik sembari melipat kakinya. "Ajak ibuku berbicara juga. Aku ingin mendengar suaranya juga."
"Ini masih usaha, astaga. Sabar!" Jungkook memukul lututnya, melampiaskannya agar tidak mengeluarkan tawanya. "Sebenarnya, kau sembunyi dimana?!"
"Di..." Jungkook memandang lingkungan di sekelilingnya. "... atas dahan pohon apel."
"Bocah setan! Kau di samping kamar orangtuamu!!!"
"Namjoon?"
"Ak-ekhem. Tenggorokanku kering, Tuan."
"Akan kusiapkan teh hangat dulu untukmu."
Jungkook menaikkan alisnya tanpa melunturkan senyumnya. "Memangnya kau dimana, Jendral?"
"Kamar mandi, puas?"
"Sangat puas." Jungkook kembali terkekeh. "Putus saja komunikasinya. Kutunggu di mobil."
"Sekali lagi, Jeon. Bangsat bocah setan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Bunny Girl
FanfictionSora dibeli oleh seorang pemimpin dari sebuah kelompok pemberantas kejahatan. Rumornya, pemimpin itu adalah pembunuh berdarah dingin. Apakah Sora akan terus bersamanya? Belum lagi fakta-fakta tersembunyi yang belum diketahuinya. -cover by playlist...