LBG/05

3.7K 294 3
                                    

🔞

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

Sumpah, Sora tidak berbohong. Dia sangat gugup. Ujung kakinya saja sudah terasa dingin, mengalahi dinginnya angin malam.

Derap kaki mulai mendekati posisinya. Perlahan, Sora menunduk. Cengkeramannya pada pinggir ranjang mukai menguat. Dan ujung dari sepasang sepatu berhenti tepat di depan ujung kakinya.

Sepasang manik milik Sora membulat kala sebuah tangan meraih dagunya dan membuatnya mendongak dengan pelan. Sora memejamkan matanya, pertanda dirinya tidak siap untuk menatap majikannya.

"Buka matamu."

Sora menahan napasnya ketika orang di depannya meniup wajahnya dengan pelan.

"Aku tidak akan mengulanginya."

Kelopak mata Sora terbuka dengan pelan. Saat itu juga, Sora merasa tubuhnya kaku sekaku-kakunya untuk pertama kalinya. Perawakan majikannya benar-benar di luar ekspetasinya.

Majikannya adalah seorang pria yang memiliki tubuh tegap yang sempurna. Tatanan rambutnya yang menutupi seluruh dahinya terlihat berantakan. Rasa penasaran Sora semakin memuncak karena majikannya memakai topeng yang menutupi sebagian wajahnya.

"T-Tuan."

"Master." Pria di depannya mengusap dagu Sora dengan lembut. "Call me Master, Bunny."

Melihat bibir sang majikan bergerak sangat mampu membuat Sora terhipnotis. Sora bahkan tidak sadar jika Neo mengusap bibirnya dengan ibu jarinya.

"Master..."

"How cute girl," bisik Neo sembari mengusap pipi Sora. "Now, you only my mine. Are you understand, Bunny?"

"Yes, Master..."

"Gadis pintar."

Neo menjauhkan wajahnya. Sora kembali menunduk setelah Neo berjalan menjauhinya. Belum sampai lima detik, kepalanya dituntun agar mendongak lebih tinggi.

Sebuah kain mulai menutupi indra penglihatannya. Sora tak berani melawan. Gadis itu membiarkan Neo yang mengendalikan dirinya.

"Jangan lepaskan dasi ini sampai permainan kita selesai, Bunny." Sora merasakan jari Neo berhenti tepat pada bibirnya. "Mengerti?"

Sora mengangguk patuh.

Dua detik kemudian, Sora merasakan hembusan napas yang berat pada area bahunya. Kemeja yang dipakainya merosot dengan perlahan. Sora mulai merasakan sensasi yang tidak pernah didapatnya.

Neo menggigit, menyesap, bahkan menjilati bahunya. Sora mencengkeram bagian pinggir ranjang. Usahanya sia-sia karena Neo menjilati bahunya dengan gerakan yang sensual. Hasilnya, Sora mendesah dengan suara yang cukup keras.

Little Bunny GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang