Chapter 2b | Hidrokarbon

49 7 0
                                    

Sebenarnya, aku ingin mengatakan sebuah rahasia.

Ini tentang diriku.

Jadi, pagi tadi, aku terbangun dengan rasa sesak, berat, dan pegal hampir di sekujur tubuhku. Lalu, aku menangis tanpa alasan. Baiklah, aku lelaki jadi aku tidak perlu mengatakan bahwa aku baru saja menangis. Tetapi, percayalah. Laki-laki juga manusia. Salah satu hal yang membedakan mereka dari perempuan adalah –mungkin—mereka lebih pandai menyembunyikan tangisan.

Ketika aku merasa ada yang tak beres dariku, aku akan bilang ke Jeremi, Ghani, atau Iyan. Walaupun Jeremi terkadang asyik dengan dunianya sendiri, Ghani hanya manggut-manggut ketika aku sedang curhat –sesekali merangkul dan menepuk-nepuk punggungku sebagai bentuk penghiburan, dan Iyan terkadang bicara hal yang tidak jelas, yang jelas mereka masih mau mendengarkanku.

Aku tidak tahu. Aku tidak mengerti dengan diriku sendiri.

Mungkin, aku terlalu keras pada diriku sendiri.

Namun, aku baik-baik saja.

Selama aku masih bisa bercengkrama dan membicarakan ide-ide absurd-ku dengan orang-orang, aku masih baik-baik saja.

Jujur, semua pencapaian membuat kepalaku pusing. Ketika aku harus tetap berlari di Lapangan Enggal setiap Minggu pagi, mengerjakan kelemahan-kelemahanku –maksudku, matematika—untuk mencapai apa yang aku –juga orang tuaku—inginkan, dan ketika aku mulai jenuh pada hidupku. Hasrat untuk dirangkul mulai mencuat dan semakin menampakkan diri, serta bayangan hasil pencapaian yang semakin tidak jelas.

"Kalau capek, istirahat saja," kata Jeremi waktu itu. "Nonton korea-koreaan, sepertiku."

"Istirahat itu apa?" kata Yuna, salah satu teman sekelasku yang ambisnya ampun-ampunan, tetapi tetap saja masih belum bisa mengalahkan Giga. "Kita itu sudah kelas dua belas, Lam. Jangan kebanyakan main dan ngobrol-ngobrol yang enggak perlu, seperti ngobrol tentang cewek. Ingat, kita itu sebentar lagi mau UNBK, SBMPTN, UASBN—" Lalu, aku sudah tidak terlalu mendengar omongannya lagi karena omongannya sudah mulai terdengar seperti omongan ibuku dan guru-guru di sekolah.

"Ghani~" Aku menghampiri Ghani yang sedang sibuk dengan ponselnya. Rupanya, dia sedang baca cerita Wattpad. Biasa, Ghani memang menyukai novel-novel bertema slice of life yang rada depresif, membuatku bertanya-tanya tentang kondisi mentalnya. Namun, karena membaca novel-novel seperti itu, agaknya Ghani menjadi lebih sedikit bijak. Mungkin karena pelajaran-pelajaran hidup yang diberikan oleh tokoh-tokoh yang kebetulan punya isi kepala yang sebelas-duabelas dengannya.

Tapi jujur, geng Nijeghayan memang kumpulan spesies yang unik. Ada laki-laki rajin sepertiku –maaf, aku tidak ingin kalian muntah saat aku mengatakannya, tapi itu fakta—juga penggila girlband Korea maha delusional seperti Jeremi, manusia tidak jelas seperti Iyan yang mudah terbahak-bahak karena leluconnya sendiri, serta manusia paling pendiam tetapi gesrek di belakang macam Ghani. Namun, aku sadar. Aku butuh mencari manusia –maksudku, kawan lain dengan cerita-cerita baru.

Apakah aku sudah bilang bahwa aku sedang penasaran dengan anak-anak 'Pengabdi Cilok'? Sepertinya sudah, dan aku ingin berkumpul lagi dengan mereka sepulang sekolah.

"Kamu sudah belajar?" tanyaku pada Ghani sambil duduk di bangku Iyan yang pemiliknya tidak jelas kemana.

"Malas," kata Ghani, dengan entengnya.

"Heh, belajar!" Tiba-tiba, sebuah suara mengagetkan aku dan Ghani. Rupanya si Yuna, si gadis ambis yang lebih rajin lagi dariku. "Aku jijik dengan cowok pemalas," katanya sembari melenggang pergi, membuatku hanya bisa melongo.

"YUNA PEPET TERUS YA GIGA-NYA!" teriakku dengan nada meledek tatkala Yuna mendekati Giga. Biasanya, gadis itu suka minta diajari kimia. Sekalian modus tipis.

Yuna mengacungkan jari tengah padaku –kumohon jangan contoh gadis ini—dan itu membuatku merengut lucu seperti anak kecil. Ya, terdengar menjijikkan. Tetapi tidak ada satu orang gadis pun yang jijik ketika melihatku mengeluarkan ekspresi seperti itu, kecuali—

"NILAM JIJIK BANGET SIH!"

Yuna sendiri.

--**--**--

[A/N]

ZIGGY ZAGGA, ZIGGY TO ZAGGA, ZIG-ZIG TO ZAG-ZAG, WELKAM TU AWER FEMELI!

ZIGGY ZAGGA, ZIGGY TO--

kth, stob it.

Karena besok libur, hari ini apdetnya 'spesial besok libur'.

*auto 'aashiiap' 10 jam*

Sekian dari kataihitam dan sampai jumpa di chapter selanjutnya. Jangan lupa pantengin 'Matcha March', seri 12 bulan terbaruku :)

I'm sorry for being extra :)

Orange Spirit 2 : Konstelasi Orion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang