Chapter 3a | Alkana, Alkena, Alkuna, Alnilam!

44 6 0
                                    

--**--**--

Aku ingin lari

Bukan berhenti

Menghilang dalam kabut, menghilang menjadi debu

Terbawa angin,

terbakar menjadi abu

--**--**--

Dua hari sebelum program persiapan UN dimulai.

"Hei, sampai jumpa di lain hari~"

"Majimak chorom ma ma majimak chorom~"

Aku dan Jeremi saling memandang, kesal karena harus beradu nyanyian. Hari itu, aku masih kuat untuk belajar, dan aku memandang senyawa-senyawa turunan alkana dalam buku kimiaku. Alnilam, itu namaku. Dalam ilmu bintang atau legenda rasi, Alnilam adalah salah satu nama bintang dalam Konstelasi Orion. Orion artinya adalah sang pemburu, seperti identitasku. Aku adalah pemburu teman, pemburu pergaulan, pemburu dalam kehidupan sosial. Namun, sang pemburu dikejar-kejar oleh kalajengking, yang merepresentasikan Konstelasi Scorpius.

Aku tidak ingat jelas legendanya, karena terakhir kali aku membaca legenda itu saat duduk di kelas delapan. Legenda yang dikisahkan dalam blog favoritku, yang sekarang sudah lama tidak kubaca. Legenda itu punya banyak versi, dan si Orion ini digambarkan sebagai –pokoknya jelek, deh. Ada yang jelek, tetapi ada pula yang baik-baik saja. Sejak saat itu, aku menganggap kesepian sebagai monster kalajengking yang akan menyerangku dalam kegelapan. Monster yang dikirimkan oleh Dewi Bumi, untukku yang terlalu takut sendirian.

Serius. Sejak kecil, aku takut sendirian.

Aku juga takut disisihkan.

"Kamu kenapa jadi diam, Lam?" tanya Jeremi yang sedang asyik berkutat dengan soal-soal fisika, lalu kembali asyik menggumamkan lagu korea dengan lirik asal-asalan. "Seperti bukan Alnilam Orion AtmaJAYA."

Aku mendengus. "Jaya-nya jangan ditekankan begitu, dong, pelafalannya!"

"Bodo. Kamu mendadak introvert—" Jeremi menoleh hati-hati pada Ghani yang terlihat merasa tersinggung begitu Jeremi mengatakan 'introvert' seakan-akan kaumnya itu jelek, lalu menoleh ke arahku lagi. "Mendadak diam. Pasti ada yang lagi dipikirkan, ya? Mikirin siapa hayo? Hm.."

"Mikirin Ahn Ri Ya," jawabku asal yang membuat penganut 'Noona* is mine' itu melotot tajam.

"Hei, Ahn Ri Ya itu istriku—"

"Istri pala kamu."

"Heh, JAYA!"

"Jangan bawa-bawa nama ayahku, dasar alay!" seruku, lalu kembali berkutat dengan butena dan lalalala. "Aku sedang memikirkan konstelasi. Konstelasi Orion, konstelasi yang punya nama yang sama denganku. Maksudku, konstelasi di mana ada aku di sana. Apakah sesuai dengan namaku? Seorang pemburu. Pemburu pertemanan, pemburu dalam kehidupan sosial. Apa itu benar-benar aku?"

"I don't know," kata Jeremi. "I don't know, I don't know, I don't know why~ nado nal, nado nal, moreugesseo~"

"Malah nyanyi!"

"Uh~ I just know, I just know, I just know why~ cause this is fake love, fake love, fake love~"

"Kamu yang fake," Aku mulai mengomel. "Kawan lagi curhat bukannya ditanggapin, malah nyanyi. Ini benar-benar kawan bukan, sih? Apakah persahabatan kita ini fake, Jer? Palsu? Fake love?" Aku meraih kerah seragam Jeremi, persis seperti yang dilakukan Tito –ketua 'Pengabdi Cilok' ketika hendak memulai tawuran dengan sekolah rival. Jeremi memohon ampun, sementara itu Iyan tertawa terbahak-bahak dengan tawa khasnya. Ghani pun hanya tersenyum.

"Tapi kalian yakin?" Aku mulai menoleh pada Ghani dan Iyan, lalu melepaskan tanganku dari kerah seragam Jeremi. "Kalian dan Jeremi tetap mau masuk kelas fisika? Enggak ada niatan untuk pindah ke kimia?"

"Kimia susah, Lam," kata Iyan. "Bisa meninggal aku kalau ada di kelas itu," lanjutnya sembari terbahak.

"Lebay," kataku sembari membetulkan kacamata bulat ala Harry Potter-ku. "Kimia enak, kok. Nanti aku ajari. Plis, aku enggak mau sendirian. Tapi mau bagaimana lagi, ya, itu pilihan kalian. Rasanya aku terlalu egois kalau memaksa kalian untuk masuk ke kelas yang enggak kalian inginkan. Hanya saja yang aku enggak habis pikir, kenapa harus fisika? Kenapa enggak biologi saja? Aku bukannya meremehkan kalian, tapi aku tahu kemampuan fisika kalian itu bagaimana. Nanti kalau kalian enggak kuat sama fisika terus depresi, bagaimana? Hidup segan, mati tak mau. Bunuh diri, masuk neraka."

"Jujur saja, aku enggak perlu masuk fisika pun sudah depresi," kata Ghani.

--**--**--

[A/N]

Dan terjadi lagi.

Aku telat apdet lagi karena ketiduran hehe.

Jadi, hari ini aku apdet 2 chapter.

Luv,

kataihitam ❤

P.S : Noona = (Panggilan kepada cewek yang lebih tua dari seorang cowok dalam bahasa korea)

Orange Spirit 2 : Konstelasi Orion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang