Ternyata semuanya memang menarik. Both bazar amal itu maupun Tobby.
Suasana yang mengasyikkan itu bikin Yola serasa pergi berlibur.
Mereka mengitari seluruh bazar. Dan atas permintaan Yola, mereka benar-benar singgah di semua stan. Well, hampir semua stan karena mereka nggak mampir di stan yang menyediakan alat-alat dapur dan perlengkapan makan antipecah.
"Gue suka banget beli buku," Tobby berkata ketika ia dan Yola melihat-lihat stan buku kebudayaan.
"Cuma dibeli?" Yola menggoda Tobby setengah mencibir
Tobby mengangguk. "Gitu deh," cowok itu tersenyum lucu, "setelah beli, disusun di lemari buku."
Yola mengalihkan pandangan dari buku bertemakan kebudayaan Cina, menatap Tobby. "Maksud gue, nggak dibaca gitu?"
Tobby menggeleng. Lalu ia mengambil buku mengenai transformasi kebudayaan di Bali, dan mengembalikan setelah membaca sebentar sampul belakang buku itu. Kemudian ia melakukan hal yang sama terhadap buku berjudul Titik Balik Peradaban.
Cowok ini kelihatannya memang kurang menaruh minat pada buku, khususnya buku kebudayaan, Yola menarik kesimpulan setelah untuk kesekian kali melihat Tobby meraih buku dan meletakkannya kembali bahkan sebelum membaca judul dan penulisnya.
"Yuk, jalan ke stan laen!" Seru Yola ceria, sambil menyentuh ringan lengan Tobby. Sebenarnya ia takut cowok itu merasa bosan di stan buku kebudayaan. Bukannya Yola menggemari buku-buku itu, tapi ia hanya kepingin melihat-lihat, mungkin saja kan, dia nemuin sesuatu yang menarik.
"Eh Yol, kita kesitu yuk," cowok itu nunjuk ke suatu stan.
"Ayuk..!" Jawab Yola.
Mereka memasuki stan boneka dan di lanjutkan ke stan hiasan-hiasan lucu yang terbuat dari kayu. Penjaga stannya mengatakan barang-barang berseni itu sejauh ini sudah di ekspor kekurang lebih enam negara. Yola dan Tobby kagum mendengarnya, dan mereka keluar dari stan itu setelah membeli dua pajangan sama berbentuk kucing.
"Yol, kamu lapar gak?" Tanya Tobby sambil mengelus perut.
"Emm.. lapar sih!" Jawab Yola pelan.
"Gimana kita ke stan kue atau roti dulu?" Ajak Tobby.
"Boleh, ayuk!" Jawab Yola dan mulai jalan.
Yola dan Tobby membeli kue di stan roti.
"Tobby.. lo bisa makan ga sih?" Tanya Yola sambil sedikit tersenyum.
"Mang kenapa!" Jawab Tobby dan terus melahap kue nya.
"Itu ada sisa krim.. gimana sih" Yola memberitahu Tobby sambil menunjuk ujung mulutnya sendiri dan tertawa renyah!!"
"Ah masa sih.." Tobby berhenti dan mengusap-usap ujung bibirnya. "Sudah?" Ia bertanya pada Yola yang tertawa karena sisa krim roti itu masih di sana.
"Masih!" Kata Yola di sela tawanya.
Wajah Tobby kelihatan sangat lucu. Agak panik, ia mengusap lagi hingga krim itu malah mengotori pipinya. "Gimana? Sudah?"
Tawa Yola semakin keras. "Masih!" Sahutnya. "Malah sampai ke pipi lo!" Tambahnya sambil terpingkal melihat Tobby makin berlepotan.
Tobby tersenyum malu, membuatnya sangat cute. Sekali lagi ia berusaha membersihkan krim di wajahnya. Dan belum juga bersih sempurna.
"Payah!" Ujar Yola sambil mengeluarkan tisu dari tasnya. "Jangan bergerak," gumam cewek itu sambil mendekati Tobby, membersihkan krim dengan tisu.
Patuh, Tobby benar-benar tidak bergerak. Matanya menatap Yola, sementara cewek itu membersihkan wajahnya. Jujur saja, ia sangat menyukai momen ini. Yola begitu manis, pikir Tobby sambil memandangnya. Yola juga terpaku membalas tatapan Yola. Tatapan mereka bertemu, sebelum yola mengalihkan matanya ke sebuah stan aksesoris.
"Kesana yuk!" Cewek itu menarik lengan kemeja Tobby. Tobby mengikuti dengan senyuman penuh arti.
"Wah bagus banget, ya!" Yola mengagumi kalung-kalung khas Thailand yang di pajang di etalase mungil stan itu. Tobby tersenyum lagi melihat ekspresi Yola yang berseri-seri. Ia sendiri sebenarnya tidak berminat melihat semua ini. Tapi melihat senyum lebar di wajah Yola, hatinya berdesir sehingga mau tak mau ia tersenyum juga.
Tobby mendengar Yola berbicara kepada penjaga stan. Kontan ia yang tadinya sedang mengamati puluhan gajah emas mungil di etalase pun menoleh. Yola sedang berdiri disamping rak kecil tempat scarf-scarf digantung dengan indahnya.
"Bagusnya! Cantik banget!" Yola meraik scarf cantik berwarna merah keunguan.
Tobby mendekati gadis itu dan ikut mendengarkan ketika penjual menjelaskan tentang scarf yang dipegang Yola.
Yola terpesona pada scarf itu, sementara Tobby mendengarkan keterangan penjaga stan dengan ogah-ogahan. Baginya itu hanya scarf. Titik.
Seketika antusiasme di wajah Yola meredup ketika penjaga stan memberitahukan harga scarf itu. "Mahal ya..," gumam Yola pelan sambil tersenyum kecil.
"Tetapi benar-benar cantik dan asli dari Thailand." Jawab si penjaga, "fengan membelina, berarti adik juga sudah berpatisipasi dalam aksi amal." Penjual itu tersenyum lembut.
"Tapi saya nggak bawa uang debanyak itu," Yola menjawab jujur. "Sayang banget," imbuhnya, masih tersenyum walaupun merasa kecewa.
Setelah mengucapkan terima kasih, Yola keluar dari stan tersebut. Tobby berjalan di sampingnya.
"Benar-benar kepingin scarf tadi, ya?" Tobby menggoda Yola dengan tampang jail.
Yola mencubit Tobby pelan. "Cari minum yuk! Haus!" Katanya, mengubah pembicaraan.
Mereka berhenti di stan minuman, memesan dua gelas jus jambu, lalu melanjutkan perjalanan. Yola berusaha melupakan scarf tadidan melarutkan diri dalam kesegaran jus jambu.
"Eh, lihat kesana yuk.." Tobby menyentuh jemari Yola ringan, lalu segera melepaskannya sebelum gadis itu menyadarinya. Namun cowok itu keliru, karena Yola sadar betul apa yang di lakukan Tobby tadi. Dan sentuhan itu membuat jantungnya berdegup kencang.
Yola mengikuti Tobby ke stan film yang menjual banyak DVD.
"Gue juga kepingin nonton film ini!" Kata Yola penuh semangat ketika melihat Tobby membeli film drama, A Moment to Remember. "Lo suka drama, ya? Bukannya menurut cowok-cowok itu cengeng?"
Tobby tersenyum lebar. "Siapa bilang? Cowok-cowok suka nonton drama kok," sahutnya cuek sambil berjalan terus.
"Tapi drama yang barusan lo beli itu bakalan bikin penontonnya nangis!"
"Memangnya kenapa?" Balas Tobby dengan wajah lugu. "Gue orang yag sensitif, gampang tersentuh. Dan jujur saja, gue kadang nangis kalo nonton drama sedih. Air mata bukan cuma milik cewe kan?"
...
TUNGGU TERUS KELANJUTANNYA YA..HEHE..
JANGAN LUPA VOTE + COMENT..
TERIMA KASIH..
KAMU SEDANG MEMBACA
YOLANDEGA [ Slow Up ]
RandomCover by @Trahexavemb Sembilan tahun lalu,Gilang memberikan sebuah buku harian yg terkunci kepada Yola,berjanji akan memberikan kunci nya pada hari ulang tahun gadis itu. Namun Gilang tak pernah muncul,hanya meninggalkan buku harian dan kenangan yg...