#7

25 7 2
                                    

Ceri yang bermodalkan suara emas, wajah cute yang menjual, dan ekspresi innocent yang semantiasa melekat pada dirinya, merupakan bintang muda yang paling populer seantero negri saat ini. Ia sedang di puncak kariernya, dengan penjualan album yang bagus dan selalu di banjiri tawaran tawaran yang menggiurkan. Namun ditengah kesibukannya sebagai penyanyi papan atas, prestasi akademiknya lumayan dan ia menjadi andalan sekaligus wakil ketua klub sepak bola sekolah.

Beny cowok dengan wajah tak bercela. Sepasang mata hitam bulat..terlalu ekspresif untuk dideskripsikan, hidung mancung ideal, rahang tirus, dan bibir yang manis. Kulitnya putih tampa noda, kontras sekaligus indah ketuka berpadu dengan rambut hitam pekatnya yang halus. Suaranya pun mengalun lembut. Tipikal bishounen. Namun selain keindahan wajahnya, otot-otot tubuhnya juga terbentuk sempurna, menjadikannya ramping dan sedikit berotot. Semua itu aset baginya untuk membuat cewek manapun semua patah hati. Tak hanya itu, ia juga pakar memasak!

Bagas bergeming, tenggelam dalam jok ketika Tobby membuka pintu mobil sambil cemgengesan.

"Kita bolos hari ini,guys!" Kata Bagas ringan sambil duduk di belakang kemudi.

"APA? Lo yang bener aja Tobby" Bagas membelalakkan mata, seolah mendengar Tobby di angkat menjadi presiden negara ini.

"Ya iyalah..masa iya iya dong" jawabnya sambil ketawa ringan.

Dega mengangkat wajah dari hp-nya. Ia membuka jendela karna Ceri berdiri di samping pintu Dega.

"Bokapnya Adhis buka cabang terbaru New Heaven. Kita main kesana" Ceri tersenyum, menampilkan wajah malaikatnya meskipun sedang merencanakan tindakan kriminal dalam standar anak sekolahan. "Mungkin waktu kita sampai disana, tempat itu belum buka. Tapi Adhis justru mempersilakan kita datang pagi-pagi begini, supaya kita mengobrol ngobrol dulu.

"Adhis? Siapa?" Dega mengernyitkan kening, menandakan ia lupa siapa yang di sebut Ceri itu.

"Temen gue yang kuliah di Kanada itu lho." Beny mengingatkan (yang bersandar di samping pintu Tobby). Dega mangguk mangguk, pertanda ia udah ingat.

"New Heaven?" Bagas bertanya.

"Pool, cafe, karaoke, dan masih banyak lagi disana" Ceri menyahut lancar, lalu dengan jail mengedip ke arah Bagas yang tengah menatapnya risau.

"Iss najis, ngapain lo kedip kedip ke gue" tanya Bagas jijik.

"Hehehe, dan kita akan menjadi pengunjung pertama! Gue juga baru tau waktu Beny dapat telpon dari Adhis beberapa menit lalu, makanya enggak sempat kasih kabar lebih dahulu.." jawab Ceri lengkap.

"Oke, ayo kita kesana!" Dega tersenyum santai, menyetujui rencana teman-temannya.

"WOII, Gue nggak mau" Bagas berteriak.

Membolos emang sudah mendarah daging bagi keempat temannya, tapi untuk Bagas itu masih terhitung haram.

Beny berdecak lalu berkata, "Ayolah, Bagas! Sekali sekali lo bolos nggak ada salahnya".

"Kenapa nggak nanti sore aja kalian kesana? Sepulang sekolah!" Bagas ngotot.

"Nggak bisa" Ceri menjawab, "gue ada pemotretan sepulang sekolah nanti"

"Kenapa nggak besok sore aja?" Bagas masih memeperjuangkan nasub nya.

"Beny menghela napas. "Besok Adhis keluar kota, jadi hari ini gue harus menemui dia" jelasnya.

"Kalau begitu kenapanggak lo sendiri aja kesana? Kenapa semuanya harus bolos dan cabut kesana?" Tanya Bagas ke Beny.

Dega menoleh, menatap Bagas jemu. "Bawel amat lo bagas, we're friends. We share bad and good things together" gumamnya sambil menatap mata Bagas. "Kalo ada yang asyik, kenapa nggak ngajak ngajak temen? Betul nggak?"

Beny tersenyum lebar, menandakan ucapan Dega benar. "sharing is caring" imbuhnya.

   Bagas memanggul ranselnya. "Bodo amat! Buat gue bolos ga asyik. Kalau kalian ngotot mau ke New Heaven, gue turun disini dan naik taksi ke sekolah!"

   "Percuma bagas, udah telat!" Tobby melirik jam tangan di pergelangan tangannya.

   "Mendingan telat daripada bolos! Ini hari pertama tahun ajaran baru!"

   "So what? We don't even care about that," Beny bergumam.

   "I do care " desis Bagas bersikeras.

   Tobby berbalik, menatap Nagas. "Bagas,oke oke aja sih kalau sekarang lo kepingin turun dan nyegat taksi untuk kesekolah. But.. if the taxi driver's a psycho, bagaimana? You couldn't do nothing but get molested by him, my litle friend."

   Bagas tepekur. Jujur saja, ia merinding mendengar perkataan Tobby.

   "Lo tau kan..bagaimana kejam nya kejahatan yang ada hubungannya sama taksi yang marak belakangan ini?" Tobby menambahkan.

   Sebelum Bagas sempat menjawab, Dega memotong. "Bagas, kami hanya mau senang senang hari ini dan kami semua kepingin lo ikut bareng kami. Karena kita semua teman. Nggak susah untuk di mengerti, kan? Lo nggak butuh waktu dua tahun buat ngertiin kalimat gue, kan secara lo udah paham semua teori kuantum dan sampah sampah yang lain?" Dega tersenyum tipis. Ia tau ucapan nya tentang teori itu ga bener.

   Bagas menunduk, "Oke, gue ikut" putusnya lemah setelah termenung beberapa saat. "Tapi teori kuantum bukan sampah.." ia menambahkan sambil rmtetap menunduk.

   Tak satupun memperhatikan kaliamat terakhir Bagas. Beny dan Ceri kembali ke mobil Ceri, dan pada detik berikut mobil itu sudah dipacu menuju New Heaven di kawasan kota itu. Tentu saja Tobby ngebut di belakang Ceri dengan penuh semangat.

   Hari pertama tahun ajaran baru di Pelita Nusantara kali ini tanpa kelima pangeran. Pangeran yang unik, keren, memiliki segalanya, sekaligus kadang-kadang brengsek.

...

JANGAN LUPA VOTE + COMEN NYA YA..
TERIMA KASIH..👌

YOLANDEGA [ Slow Up ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang