#11

25 8 5
                                    

YOLANDA
_____

PELITA NUSANTARA..

   Kalau kemaren mayoritas siswa Pelita Nusantara mempertanyakan mengapa kelima pangeran sekolah nggak kelihatan, hari ini mereka menemukan jawabannya.

   Ketika di tanya teman sekelasnya di XII-3 jurusan ekonomi, Tobby bilang ia dan keempat temannya kemaren siang baru saja pulang dari liburan mereka di Raja Empat, maka itu mereka enggak bisa masuk sekolah. Cowok itu juga menambahkan, kulit mereka yang kini sedikit kecoklatan adalah bukti nyata.

   Dengan kecepatan cahaya kabar itu tersebar di seluruh sekolah. Cewek-cewek mencari alasan berlalu lalang di lantai 3, karna disepanjang koridor lantai itu terletak ruang ruang kelas XII. Dan ketika melintas kelas tertentu yang dihuni salah satu pangeran, mereka melongokkan kepala untuk melihat warna kulit baru sang idola.

   Ya, mereka memang berlibur bersama di Raja Empat. Mereka menghabiskan liburan dengan berenang. Mereka juga sudah menikmati asyiknya wisata bawah laut.

   Namun faktanya, mereka sudah meninggalkan pulau itu dan kembali ke Jakarta tiga minggu yang lalu.

💣💣💣

   Ririn berlari kecil mengikuti Yola menyusuri koridor lantai tiga setelah mereka selesai makan siang.

   "Mau ngapain sih? Lo mau lihat kelima cowok itu Yol?" Ririn menerka sambil melirik benda dari kain yang terlihat seperti tas di tangan Yola.

   "Lima cowok? Siapa?" Yola membalas bodoh. Kepalanya celingak celinguk.

   "Kata kakak gue yang alumni sekolah ini, cowok itu jarang ada di kelas waktu makan siang, kecuali si Bagas. Mereka sering ngerokok diam diam di parkiran. Tapi kalau beruntung kita bisa ketemu mereka di Food Court," Ririn menjelaskan.

   "Apaan sih? Ga jelas deh lo?" Yola menggerutkan kening. Ia seratus persen ga ngerti apa yang di katakan Ririn, dan nggak mau ambil pusing. "Gue cuma mau ngembaliin tas ini ke pemiliknya!" Serunya bete, karna orang yang dicari tidak terlihat.

   Ketika Yola dan Rinrin berjalan di depan kelas XII-4, seorang siswi yang berjalan terburu-buru dari arah berlawanan sambil membawa kotak besar warna merah bermotif hati hati kecil menyenggol Yola dengan keras karena terlalu bersemangat mendekati pintu masuk ruang XII-4.

   "Oops! Sori!" Cewek itu berseru ketika menyadari Yola nyaris terpelanting.

   Yola tersenyum. "Nggak apa-apa," sahutnya ketika sadar yang menabraknya ternyata teman sekelasnya.

   "Hei..! Kita sekelas kan?" Cewek itu membesarkan mata. "Kalian Yola dan Ririn! Betul kan..?"

   "Yups." Yola dan Ririn menjawab bersamaan.

   Ia adalah Fitria, cewek cantik yang terpilih menjadi wakil ketua kelas di kelas Yola.

   "Gue mau kasih balckforest buatan gue," Fifi sedikit mengangkat kotak merah yang di pegangnya, "buat someone special." Ia mengedipkan mata. Cewek itu kelihatan bener-bener senang.

   "Wah.., romantis banget!" Ririn menanggapi.

   Fifi tertawa bangga. Tiba tiba matanya berpaling ke benda yang dibawa Yola. Ekspresinya berubah sedikit, pandangannya terhenti. "Ehm, sori.. tas itu punya lo?" Ia bertanya kepada Yola, masih dengan senyum meskipun senyuman itu hanya terulas tipis.

   Yola memandang tas serut di tangannya. "Bukan. Ini.." ia menggantung kalimatnya.

   "Lantas punya siapa?" Fifi mengerutkan keningnya, menatap Yola dengan ekspresi menyelidik.

   "Ehm.. namanya Dega. Dia kelas dua belas, tapi gue nggak tau di kelas yang mana. Dia.." Yola menggigit bibirnya bingung.

   Kenapa Fifi sepertinya merasa penting tanya tanya seperti itu? Ririn memandang Yola dengan mata dua kali lebih besar.

   "Dega??" Fifi mengulangi dengan keras. Sehingga senyumnya lenyap, ia terlihat bingung bercampur curiga.

   "Ada apa?" terdengar suara cowok. Seakan tahu namanya di sebut, Dega sudah berdiri dibelakang Fifi. Fifi, Yola, dan Ririn tersentak menoleh menatap cowok jangkung itu.

   "Dega!" Fifi menjerit seakan bertemu David Becham disekolah ini.

   Yola menatap Dega ragu. Ia ingin menyapa, tapi cowok itu sama sekali tidak memandanh kearahnya. Dega bahkan memandang ogah ogahan kearah Fifi.

   Fifi mengadu, "Yola bilang tas ini punya kamu. Kok bisa tas ini.."

   "Bukan." Dega menyahut singkat dengan muka cuek, "buka  punya gue kok," katanya, membuat Yola terbelalak.

   "Ahh.." Fifi menghela napas lega, "bagus deh!" Ujarnya.

   What? Yola mengerutkan kening. Apa apaan nih cowok?? "Heii.."ia buka suara.

   "Aku bikin blackforest buat kamu! Cobain ya!" Fifi berseru manja, suaranya menelan suara Yola. "Yuk, aku kepingin lihat kelas kamu nih!" Gadis itu menarik lengan Dega.

   Dega tidak berkata apa-apa, namun juga tidak menyingkirkan tangan Fifi. Ia berjalan santai, kemudian mereka masuk kekelas XII-4, meninggalkan Yola dan Ririn di depan pintu.

💣💣💣

   Sejak kembali dari lantai 3, Yola sama sekali tidak bicara. Ia kesal, marah, dan bingung.

   Bisa ya, ada manusia kayak Dega? Dasar aneh! Bisa bisanya dia menyangkal tas ini punya dia. Itu artinya mempermalukan gue di hadapan Fifi!

   Fifi.. Apakah gadis itu pacar Dega? Argh! Masa bodoh dengan cowok belagu itu!

   Taruhan, Fifi pasti mengira Yola sakit jiwa dan terobsesi pada Dega Taradipa sampai-sampai menghayal memegang tas sepatu milik Dega padahal yang bersangkutan bilang tas sialan itu sama sekali bukan kepunyaannya!

   Who does he think he is? Being a heir doesn't mean you can treat others like garbage!

   "Kenapa lo bilang tas itu punya Dega?" Ririn bertanya kepada Yola saat mereka tiba di kelas. "Apa yang terjadi sebenarnya.

   Yola berbalik menatap teman barunya denagn kesal. "Kenapa gue bilang tas ini punya Dega?" Yola mengulang pertanyaan Ririn sambil mengangkat tas sepatu Dega didepan hidung Ririn. "Kenapa gue harus bilang tas ini bukan punya Dega kalau ini punya Dega?" Desis Yola sambil membanting tas itu kemejanya.

   Mendingan tas ini gue buang aja! Gerutu Yola dalam hati.

   Ririn terdiam lebih karena kaget melihat Yola begitu marah dan emosional. Mereka tidak bicara sampai bel pulang. Dan sepanjang sisa jam pelajaran, Yola beberapa kali menangkap basah Fifi memandang kearahnya. Bagus, pikir Yola geram. Here I am, the psycho! Hah!

...

VOTE DAN COMENT NYA TEMAN TEMAN..
TERIMA KASIH

YOLANDEGA [ Slow Up ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang