part 19 (pernyataan menyakitkan)

2.1K 68 0
                                    

Dua hari sudah zenita terbaring koma, dan selama itupula satra ters menemaninya.

"mas" kata zenita lirih sambil membuka matanya, dan melihat satria tertidur sambil duduk di sampingnya

"dek kamu udah sadar? Alhamdulillah, tunggu dek aku panggilin dokter" balas satria saat melihat zenita

Setelah beberapa menit masuklah seorang dokter bersama satria

"Ya Allah....zen, alhamdulillah ko(kamu) su(sudah) sadar" kata dokter itu dengan logat timurnya, mereka memang terkadang masih suka memakai bahasa kelahirannya itu

"Arista....ko yang rawat sa(aku)?, makasih e......" balas zenita lirih dengan logat timurnya.Mereka memang sudah bersama dari masih dalam rahim, sampai SMA.Dan barulah ketika lulus SMA mereka berpisah karena tugas dari ortu mereka.

"yo sudah, sa kembali dulu, masih banyak pasien nih.....jaga kesehatan" kata arista

"siap bu dokter" balas zenita lemah sambil terkekeh

Setelah dokter itu keluar, satria mendekat kearah zenita

"dek kenapa kamu tidak kasih tau soal kehamilanmu" ucap satria lirih

"maaf mas, sebenarnya aku ingin memberitahumu waktu itu...tapi aku malah harus melihat sesuatu diluar dugaanku" jawab zenita menahan tangis

"dek percayalah dia itu hanya mantanku, lagipula dia juga akan menikah dengan adik asuhku saat di AKMIL dulu......maafkan aku dek, tapi kenapa kau tidak menolak saat diberi tugas"

"mas aku percaya sama kamu, tapi soal tugas itu.....Aku hanya ingin menjalankan tugasku sebagai 'melati pagar bangsa', aku ingin melindungi negara ini mas apapun keadaanya, itu sudah sumpahku"

"walau dengan kondisi hamil 3 calon anak? dek cukup tungguaku pulangpun kau sudah berjuang"

"maaf mas"

"dek ada sebuah pernyataan menyakitkan dari keputusan yang sudah kau ambil untuk melindungiku.....Maafkan aku dek, aku tak bisa menjagamu dan anak anak kita" kata satria sambil menangis

"maksud mas?kenapa dengan calon anak anakku mas?" tanya zenita khawatir

"calon anak kita......hanya dua yang bisa diselamatkan, sementara yang satu.....ia tidak bsa di selamatkan" jawab satria sambil menangis di pelukan zenita

"hiks..... ma..maafkan bunda nak, bunda membuatmu tak bisa melihat dunia ini. Bundamu ini bodoh....." kata zenita sambil menangis dan memukul keoalanya sendiri

"nggak sayang, ini bukan salah mu....ini salahku yang tidak bisa menjaga kalian" balas satria. Dan merekapun hanya bisa menangis 

Sementara orang tua mereka yang sudah ada didalam ruangan sejak tadi hanya bisa menangis

"sudahlah dek, kita harus kuat.....dia sudah tenang disana, dia pasti sedih kala lihat ayah dan bundanya menangis seperti ini" kata satria menguatkan zenita sambil menghapus airmatanya dan zenita

"maafkan bunda nak, iya mas" balas zenita

"jangan bersedih terlalu larut nak, kalian harus ingat masih ada kehidupan didalam rahim zenita" kata papa menasihatkan

"jagalah mereka baik baik nak" sambung ayah

"iya pa..yah.....sayang yang kuat ya disana, ayah bakalan jagain kalian......kalian kuatkan?" kata satria sambil mengelus perut yang sedikit bertambah besar itu milik zenita

"iyalah yah...kan kita anak tentara" jawab zenita dengan nada anak kecil lalu kembali menangis lagi

"nak bunda minta maaf ya, nggak bisa jagain kakak kalian...tapi bunda akan ngejaga kalian, yang kuat didalam sana ya nak" kata zenita sambil mengels perutnya dengan senyum tapi air mata yang tetap mengalir.

"cepatlah tumbuh sayang.....dan lihatlah dunia bersama kami" kata mama sambil mengelus perut zenita

"mulai sekarang kamu nggak boleh kerja berat, tugas seengah hari, nggak boleh ambil misi apapun itu, nggak usah terlalu capek, jangan banyak pikiran, banyak makan makanan sehat sama jangan lupa minum vitamin sama susu hamilnya" nasihat ibunya sambil mencium kening putrinya itu

"jagain bunda kalian ya cucuknya nenek kan kuat semua" lanjutnya menghibur zenita

"iya dong kan anaknya tentara" sambung mama satria

Dan akhirnya mereka bisa tertawa bersama. 
'terimakasih Ya Allah, dibalik pernyataan menyakitkan Engkau berikan kebahagian melalui tawa dan  semangat dari orang yang ku sayang' batin zenita

.

.

.

.

.

.

.

Maaf ya kalo masih ada typonya

Next part> 

Kisah Cinta Abdi Negara (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang