part 26

1.7K 72 1
                                    

"ayo masuk mas, ini adalah rumah dinasmu" kata zenita sambil melangkah masuk mendorong kerta sikembar ke dalam rumahnya.
Ya! Seminggu setelah satria sadar, ia sudah di perbolehkan untuk pulang, dan disinilah dia sekarang di rumah dinasnya. Satria di bebas tugjaskan sampai ingatannya kembali, sementara zenita lebih memilih untuk mengambil cuti ketimbang menerima pembebas tugasan.
"siapa tau kalau mas satria sering melihat seragam yang aku kenakan ia akan lebih cepat mengingat semuanya" begitulah menurut zenita, tapi karena tak ingin melihat zenita kelelahan, para orang tuapun akhirnya memperkerjakan salah satu pembantu di rumah mereka untuk zenita.

Satria POV
Aku masih belum mengingat tentang keluargaku,tapi aku sudah mulai mengingat siapa diriku sejak masuk ke asrama kopassus ini.
"apakah ini aku dan kamu?" tanyaku saat aku memasuki rumah dinasku dan melihat foto orang yang mirip denganku bergandengan dibawah hunusan pedang bersama dengan wanita yang mengakui dirinya sebagai istriku ini
"iya mas,itu foto pernikhan kita.....disebelahnya itu foto kita saat aku mengandung sikembar begitupun disisi sebelahnya lagi itu adalah foto kita bersama si kembar, sementara yang dibawah itu adalah foto fotomu dari masih zaman taruna dulu hingga sekarang.......dibawahnya lagi, itu adalah fotoku dari zaman pendidikan secaba dulu hingga sekarang"jelasnya dengan lembut
Lalu setelah itu aku mulai mengelilingi rumah sederhana ini, sementara wanita yang kuketahui namanya zenita itu pamit untuk menidurkan sikembar yang katanya anak kita itu di kamar.
Aku masih mencoba mengingat siapa keluargaku dengan melihat berbagai macam foto, hingga aku menemukan tiga bingkai foto yang lumayan besar di ruang tengah rumah ini. Aku meraih ketiga bingkai foto itu dan aku menemukan tulisan di foto pertama
Keluarga abdhi : mama dan papa (yang duduk), bang satria (yang berdiri ditengah), sikembar (aldo sisi kanan satria dan aldi sisi kiri satria)
Setelah membaca itu, kepalaku sempat sakit. Lalu aku mulai menangis dan mengingat keluargaku, aku sudah mengingat papa, mama, dan adik kembarku yang kini sedang pendidikan tingkat 4 di akmil.
Satria pov end
-------------------------
Author pov
Zenita bingung saat ia keluar kamar mendapati sang suami tengah menangis sambil memeluk bingkai foto milik keluarga abdhi tersebut.
"astagfirullah halazim mas, ada apa ini kamu kenapa? Kepalamu sakit lagi? Kan sudah kubilang kamu akan mengingatnya sendiri jangan dipaksa" kata zenita lembut sambil menenangkan satria
"sudah simpan fotonya"lanjut zenita
"aku sidah mengingat keluargaku dek, tapi belum semua" kata satria mulai tenang
"sudahlah mas, istirahatlah" balas zenita lembut
'ya Allah bantu lah hamba untuk mengembalikan ingatan suami hamba' batin zenita sambil menatap punggung satria yang berjalan menuju kamar.
>>>>>>>>>>
Satu minggu sudah satria berada di rumah dinasnya, tetapi dia masih ingatannya belum kebali seutuhnya, hanya ingatan tentang dirinya saja yang kembali. Banyak teman,senior,dan juniornya menjenguknya untuk mengingatkan satria, tetapi hasilnya tetap nihil. Dan sekarang zenita sudah bersiap dengan seragam lorengnya bersama dengan satria dan sikembar dimeja makan.
"mas aku berangkat kerja dulu ya, mbok tolong jaga sikembar ya" pit zenita
"tunggu, aku kan juga tentara....kenapa hanya kamu yang pergi?" tanya satria heran
"ckckck.....mas, kamu kan belum ingat sepenuhnya" jawab zenita yang diakhiri senyuman
"yasudah aku berangkat ya mas, mbok...by sikembarnya bunda, bunda berangkat dulu ya assalamualaikum" lanjut zenita
"walaikumsallam" jawab satria dan mbok ipah(pembantunya)
>>>>>>>>>>>
Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan kesehatan satria mulai membaik, namun dia masih belum mengingat tentang pernikahannya. Dan lusa adalah ulang tahun sikembar yang pertama, dan seluruh keluarga besar berencana akan mengadakan syukuran ulang tahun sikembar dan doa bersama untuk kesehatan satria di rumah pangdam alias opa sikembar.
Siang ini zenita membeli kebutuhan untuk lusa nanti, dan ketika akan pulang kerumah, mobil yang dikendarai zenita mogok.
"permisi mbak, apa anda tidak bisa melihat rambu dilarang parkir?, apa anda tidak malu dengan seragam yang anda kenakan?" tanya seorang polisi. Ya, zenita baru turun piket sehingga dia masih menggunakan seragamnya
"aduh maaf ya pak, saya lihat rambu itu dan buat apa saya malu dengan seragam yang saya kenakan? Mungkin bapak yang salah paham disini, apa bapak tidak lihat jika mobil saya mogok?" balas zenita dengan nada dingin
" oh maaf mbak saya tidak tau, saya minta maaf ya mbak...kalau gitu apa yang bisa saya bantu?" tanya polisi itu
"tidak perlu pak.... Hafiz" balas zenita sambil membaca name tag polisi itu
"anda benar benar melupakan saya mbak zenita cahyani putri" kata hafiz, membuat zenita mengingat ngingat kenalannya yang bernama hafiz
"astaga....kamu muhammad zidan hafiz kan, adek sepupu paling somplak" balas zenita dan langsung memeluk adik sepupunya itu
"iya kakak masa kakak lupa sama adek sepupu mbak yang paling ganteng ini" kata hafiz sambil melepas pelukan kakak sepupunya itu
"yeeee... Masih gantengan juga igan(sepupu zenita yang lain, yang sedang menempuh pendidikan akmilnya), oh iya gimana kabar kak naya, paman, dan bibi"
"alhamdulillah baik kak, gimana keadaan abang sama si kembar.....maaf ya kak hafiz nggak datang waktu kakak nikahan, bahkan waktu kakak melahirkan ponakaanku" balas hafiz sendu
"tidak papa dek, kakak tau kamu sibuk menggapai karirmu saat itu, tapi kakak bangga sudah lihat kamu dengan pangkat seperti ini, dan soal sikembar alhamdulillah baik, fapi abangmu itu masih belum mengingat keluarga kecilnya" kata zenita yang tetap tersenyum
"sabar ya kak....eh iya kak, kakak habis ini mau pulang ya? Aku ikut ya kak, mau lihat si kembar sekalian nengokin bang satria"
"yasudah ayo, ini juga udah selesai"
"yaudah kak aku pamit ke teman temanku dulu ya, kebetulan jam tugasku juga udah selesai nih"
Setelah izin, hafiz pun mengendarai motornya mengikuti mobil kakak sepupunya itu dari belakang.
Sementara seorang lelaki yang melihat itu mengepalkan tangannya melihat kejadian itu, dia sudah mengingat semuanya. Ingatannya sudah kembali seutuhnya, itu berkat sahabatnya ridho, yang memberi sebuah buku diary miliknya yang tertinggal di barak dulu. Lelaki itu adalah satria, ya! Satria memang selalu menulis diary sejak sma dan dia baru saja akan pulang membawakan sebuket bunga kesukaan istrinya, karena dia sudah mengingat semuanya. Tapi dia di kejutkan dengan pemandangan yang membuatnya sangat marah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aduh bang satria salah paham lagi nih......😱😱😱
Kira kira apa yang dilakukan satria kali ini, tunggu kelanjutannya ya...
Maaf kalau masih ada typo bersebaran

Kisah Cinta Abdi Negara (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang