part 11 (pernikahan)

2.5K 75 1
                                    

Hari ini adalah hari yang sakral untuk satria dan zenita. Setelah melewati serangkaian prosesi adat khas lombok.  Adat perkawinan lombok dikaitkan dengan upacara sorong serah aji krama. Seorang pemuda (terune) dapat memperoleh seorang istri berdasarkan adat dengan dua cara yaitu dengan soloh (meminang kepada keluarga si gadis). Yang kedua dengan adat merariq( melarikan si gadis), dimana pihak pria (terune) mengambil wanita (dedare) yang akan dinikahi ke rumah pihak pria tanpa sepengetahuan orang tuanya. Setelah salah satu cara sudah dilakukan, maka keluarga pria akan melakukan tata cara perkawinan sesuai dengan adat sasak. Proses ini kemudian akan diikuti dengan "Mesejati" dimana kepala dusun (keliang) akan memberitahukan kepada keluarga perempuan perihal dibawanya anak perempuan tersebut oleh seorang laki-laki yang tinggal di dusunnya. Selang maksimal tiga hari kemudian, dilanjutkan dengan proses "beselabar" dimana kadus dan keluarga pihak laki-laki menemui keluarga pihak perempuan untuk meminta ijin melangsungkan upacara pernikahan. Pembicaraan adat istiadatnya meliputi aji kerama yang dalam proses ini dibicarakan tentang "uang perari" yang merupakan uang yang diminta oleh calon pengantin perempuan sebelum dilarikan. Jika belum ada permintaan "uang perari" sebelumnya, maka orang tua perempuan memintakan "uang perari" sekaligus "uang pisuke" yang dijadikan sebagai jaminan dan biaya penyelenggaraan pesta.Jika semua permintaan keluarga pengantin perempuan telah disetujui pada saat "beselabar", maka prosesi selanjutnya adalah "bait wali" dimana pihak pengantin laki-laki mengirimkan utusan dari pemuka agama untuk menyampaikan salam dari calon pengatin perempuan untuk orang tuanya agar datang untuk menikahkanya. Jika disetujui, maka orang tua perempuan akan datang sendiri dan keluarganya, namun jika tidak, maka orang tuanya menyerahkanya kepada utusan tersebut untuk menjadi wali nikah pengantin perempuan. Pada proses inilah kemudian dilangsungkan "ijab qabul". Jika keseluruhan proses "bait wali" telah selesai, maka dilanjutkan dengan upacara "sorong serah". Acara Sorong Serah Aji Krame adalah salah satu acara paling penting dalam rangkaian upacara adat perkawinan sasak. Waktu penyelenggaraan biasanya pada siang hari sesudah zuhur sebelum ashar yang di sebut Galeng Raraq Kembang Waru. Pada acara sorong serah ini pihak laki – laki mengirim rombongan yang terdiri dari 20 sampai 30 orang untuk mendatangi keluarga pihak perempuan dengan membawa harta benda yang dinamakan gegawan. Para pembawa gegawan dari pihak laki – laki biasa disebut penyorong sedangkan pihak perempuan yang menerima gegawan adalah penanggap. Upacara Sorong Serah Aji Krame sangat kaya dengan simbol – simbol yang tercermin baik dalam tata upacara maupun perlengkapan yang dibawa, berupa uang dan benda – benda simbolik lainnya. Kesemuanya itu diwujudkan dalam 8 komponen yaitu 1. Sesirah(dalam istilah Sasak di sebut Otak Dowe atau Juru Dowe yang berarti otak, kepala atau induk Aji Krame dan perangkat Sorong Serah lainya). 2. Aji Krame (terdiri dari Napak Lemah dan olen – olen). 3. Sasuni Taring Urip (terdiri dari Salin Dedeng, Penjaruman dan Pemecat Sengkag). 4. Pikoliling Urip / Warga (terdiri dari Pelengkak dan Kao Tindok). 5. Pikoliling Desa (terdiri dari Babas Kuta, Krame Desa dan Kor Jiwa). 6. Kedosan ( Denda – denda ). 7. Pemegat ( Pamungkas Wicara ). 8.Rombong ( Simbol dukungan masyarakat agar mempelai mampu hidup mandiri). Di dalam proses sorong serah, dikenal dengan nama "bewacan" yang merupakan debat dalam bahasa Bali antara utusan pengantin pria dengan keluarga pengantin perempuan. Setelah pihak rombongan pengantin pria dipersilahkan datang oleh keluarga perempuan, barulah keluarga mempelai laki-laki datang ke rumah keluarga perempuan disertai berbagai perlengkapan adat dan tata cara penyambutanya. Di dalam acara sorong serah ini dipertunjukkan kesenian khas Lombok yaitu "gendang belek" yang merupakan alat musik tradisional Lombok, namun iramanya hampir menyerupai irama lagu Bali. 

Setelah itu barulah diadakan akad nikah, dan sekarang satria tengah duduk didepan ayah zenita sambil menjabat tangannya.

"Saudara Chandra Satria Abdhi bin Abdhi Prasetya, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya Zenita Kartika Putri bin Amrullah Putra Khairi dengan maskawin emas 30 gram, uang Rp 10 juta, seperangkat pakaian persit, dan seperangkat alat sholat dibayar tunai " 

"saya terima nikah dan kawinnya Zenita Kartika Putri bin Amrullah Putra Khairi dengan maskawin tersebut tunai" jawab satria tegas dengan satu tarikan nafas

" Bagaimana para saksi, sah?" tanya penghulu pada para saksi

"SAH" 

"Alhamdulillah"

Sementara dikamarnya, zenita bersama kedua sahabatnya menarik nafas lega karena satria berhasil menjawabnya dengan satu tarikan nafas.

" selamat ya zen" kata dila

" udah ayok kita kedepan semuanya udah nunggu tuh" kata uti sambil menuntun zenita menuju altar pernikahan.

Dan acara pun berlanjut dengan resepsi, tapi tidak menggunakan pedang pora. karena mereka sepakat akan melaksanakan pedang pora di aula mako kopassus, agar bisa dihadiri semua prajurit.

Setelah acara selesai, merekapun memutuskan untuk berganti pakaian, sholat berjamaah, lalu istirahat, karena mereka sudah sama - sama lelah.

.

.

.

.

.

.

.

.

Maaf ya, part ini sedikit aja percakapannya, lebih banyak ke adat pernikahannya

Next part ya >

Kisah Cinta Abdi Negara (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang