part 18 (kabar baik dan buruk)

2.1K 79 0
                                    

Setelah 1 jam di operasi, satria sudah sadar. Dan sekarang ia menuju ke ruangan sang istri yang di jaga ketat, sesuai permintaan dari sang papa.
"satria...kamu, tidak apa apakan nak" kata mamanya saat satria masuk kedalam ruangan sang istri
"iya ma" balasnya lesu sambil menunduk
Satria POV
Aku melihatnya yang tertidur lelap, dia istriku yang telah melindungi ku.
"hikss... Ma aku jadi suami nggak berguna banget, aku nggak bisa jaga istriku ma" kataku sambil menangis memeluk mama
Semua anggota yang melihat aku menangis hanya bisa melongo.
"sudahlah sayang, jangan menangis kamu harus kuatkan dia...jangan lemah nak ,dia sedang butuh semangat darimu.... Oh iya mama lupa tadi kata dokter, dia ingin menyampaikan hal pribadi mengenai zenita. Kamu pergilah temui dokter itu" balas mamaku sambil menenangkanku
"iya ma" akhirnya akupun menuju ruangan dokter itu dengan kursi roda di dorong oleh firman
Sesampainya disana aku masuk dan bertemu dengan dokter itu, dan disana juga ada seorang tentara yang menenangkannya.'ada apa ini' pikirku
"permisi dok" kataku, dan tentara itupun berbalik. Dan ternyata dia adalah abang asuhku saat di akmil dulu
"loh bang"kataku dengan firman bersamaan
"iya dik, ini ruangan istri saya...yasudah saya kembali dulu"
"siap bang...misi dok"dan dokter itupun berbalik dengan mata sembab
"kenapa kamu tidak bisa menjaga sahabat masa kecil saya bersama salah satu calon bayinya" katanya dengan nada dingin
"maksud dokter?"
"aku ini sahabat masa kecil istrimu, dan apa kau tidak tau jika dia sedang mengandung 3 calon bayi" jawabnya yang mulai sendu
"ma..maksud dokter, istri saya sedang hamil? Tapi dia tdk pernah mengatakannya, dan kamipun tak pernah periksa" balas ku agak kaget
"beberapa hari yang lalu....."
Flashback
"permisi dok" sapa orang dari luar ruangan
"masuk" balas dokter itu
"loh, dila zenita" sapa dokter itu agak kaget
"loh arista" dan mereka pun berpelukan
"maaf ya zen, waktu itu nggak datang ke pernikahan mu" kata arista
"iya nggak papa kok ta, waktu kamu nikahan juga aku nggak bisa datang" balas zenita
"ya udah ayok zen aku periksa kamu" katanya sambil mengajak teman kecilnya itu berbaring di brankar rumah sakit
"apa keluhannya zen" tanya arista pada zenita
" aku itu sering mual mual ta" balas zenita
"wah itumah karena kamu lagi hamil zen, nih liat" kata arista sambil menunjukkan sebuah titik kecil di monitor
"eh tapi tunggu..." lanjut arista yang membuat zenita sedikit cemas
"kenapa ta?" tanya zenita khawatir
"kita coba usg 4 dimensi ya" balas arista yang dianggukan oleh zenita
"wah selamat ya zen, mantab betul suami mu... Lihat lah kamu hamil 3 bayi kembar"
"alhamdulillah" kata zenita sambil memeluk kedua sahabat kecilnya itu
"jaga kesehatan ya zen... Nanti aku kasih resep vitamin, sering dateng kesini ya" kata arista menasihati
"siap bu dokter kandungan" balas zenita sambil hormat dan mereka semua tertawa bersama
"eh zen, lupa ya kamu diakan bukan hany dokter kandungan, tapi dokter bedah jg" kata dila
"oh iya ya lupa" dan mereka pun tertawa bersama
Flashback end
"astagafirullah halazim..... Dia tidak kasih tau saya dok...bagaimana dengan 3 calon anak saya dok"
"kabar baiknya ibu dan anak anaknya telah keluar dari masa berbahaya, kabar buruknya.... Hanya 2 diantara 3 anak bapak yang bisa kami selamatkan, maaf kan kami...kami sudah berusaha"balas dokter itu
"hiks.... Ini semua karenamu, kau tak bisa menjaga sahabatku, kau harus menjelaskan semuanya kepada dia..ayo kita keruangan istrimu" lanjutnya dengan tangisnya.
Hatiku hancur, aku sangat menderita...aku lebih baik tertembak senjata daripada hrus mengetahui calon anakku tidak dapat melihat dunia
"ba..baiklah" kataku lemah, dan kamipun menuju ruangan istriku
Dan ternyata disana sudah ada ayah dan ibu yang baru saja tiba
"assalamualaikum.... Ma zen, maaf sa tidak bisa selamatkan calon anaknya zenita" kata dokter dengan logat khas timur. Karena yang ku tau dulu ayah tugas di papua saat zenita masih kecil
"sudahlah..... Setidaknya bukan mereka semua yang pergi" balas ibu sambil memeluk dokter itu yang menangis sesegukan di pelukan ibu
"kamu harus kuat untuk mengatakan semuanya pada istrimu nak" kata ayah sambil menepuk punggungku
"hikss, maafkan aku yah....aku tak bisa menjaga putrimu"
"hei sejak kapan tentara sepertimu menjadi cengeng....ini sudah takdir nak....inilah resiko dari cita cita yang dipilih zenita nak" jawabnya sambil menenangkan ku
"maafkan aku...aku tak bisa menjadi suami dan calon ayah yang baik" balas ku
"sudahlah bang, kamu harus kuat....jangan lemah bang, berikanlah semangat pada istrimu yang sudah pasti lebih sedih darimu" kata papa
"baiklah yah pa" kataku sambil duduk disebelah kasur rumah sakit tempat istriku tidur
'bagaimana caraku menjelaskannya ya Allah'
.
.
.
.
.
.
.
.
Maaf ya kalo masih ada typonya
Next part>>>>>

Kisah Cinta Abdi Negara (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang