Selamat menikmati dan mengikuti cerita AYAH UNTUK MARA. Jika teman-teman suka, beritahu orang di sebelahmu, atau temanmu, atau siapa saja. Jika kurang suka, silakan baca ceritaku yang lain. Love, Vihara (IG/TWITTER/FACEBOOK/LINE : ikavihara)
***
Kapan hari terburuk dalam hidup seseorang? Saat kehilangan pekerjaan? Tidak diterima di universitas tujuan? Ditinggal pacar saat sedang sangat sayang? Batal menikah dengan laki-laki impian? Atau saat menatap nama orang yang kita cintai baru saja ditulis di batu nisan? Hari ini seperti tidak ada bedanya dengan hari-hari biasa. Sejak pagi, Edna sibuk di bakery milik Elma, kakaknya, memberikan petunjuk kepada tiga orang pegawai Elma yang sedang mengerjakan pesanan seribu lima ratus kotak kue untuk acara wisuda sebuah institut negeri. Setiap kali Elma sedang tidak ada di tempat, seperti siang ini, Edna menggantikan mengelola bakery dan memastikan semua pekerjaan tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Siapa sangka menjelang tengah hari, langit mendadak runtuh di atas kepala Edna. Dalam hitungan menit, tidak, dalam hitungan detik saja, jalan hidup seseorang bisa berubah. Manusia betul-betul tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bahkan untuk memprediksi apa yang akan terjadi satu menit kemudian, orang tidak bisa. Beberapa saat yang lalu semua baik-baik saja. Tetapi dalam sekejap mata, Edna dilemparkan ke dalam sebuah mimpi buruk dan dia sangat ingin siapa pun membangunkannya.
Edna tidak pernah membayangkan ada hari yang bisa lebih buruk daripada hari ini. Hari di mana Elma, kakak tersayangnya, sahabatnya, pengganti ibu baginya, satu-satunya keluarga sedarahnya yang masih tersisa, harus dimakamkan. Satu liang dengan jenazah Rafka, suami Elma. Mereka meninggal dalam kecelakaan mobil saat pulang melayat salah satu kenalan Rafka. Mara, anak Elma yang hari ini dititipkan pada Edna, harus kehilangan kedua orangtuanya dalam waktu bersamaan. Bayi mungil berusia dua bulan itu tidak tahu bahwa kini telah ditinggal orang-orang yang paling mencintainya. Semenjak tadi Mara tidur nyenyak, tidak begitu terganggu dengan tangisan orang-orang di sekelilingnya.
Di antara air matanya, Edna menatap nanar tempat peristirahatan terakhir dua orang yang saling mencintai. Mereka benar-benar memenuhi janji untuk sehidup semati. Batu nisan dengan tanggal kematian sama adalah buktinya. Tetapi hanya sebatas tanggal saja yang bisa diceritakan oleh sebuah batu nisan. Benda itu tidak akan bisa menyampaikan kepada semua orang, bagaimana hangatnya senyum Elma, seluas apa hatinya, atau secantik apa wajahnya, juga seberapa besar cinta Elma untuk Rafka—suaminya—dan Mara—anak pertama mereka.
Setelah orangtua Edna dan Elma meninggal, Elma menjadi sosok ibu yang luar biasa bagi Edna. Namun sayang Mara tidak mendapat kesempatan yang sama sepertinya. Mara tidak akan ingat seperti apa ciuman ibunya, sehangat apa pelukannya, atau bagaimana suara ibunya. Selamanya Mara tidak akan mendengar nasihat bijak dari Elma dan Rafka. Tidak akan ada satu hal pun yang akan diingat Mara dan Edna semakin tergugu memikirkannya. Kenapa Tuhan mengambil Elma dan Rafka, bahkan sebelum Mara sempat memanggilnya Mama? Usia Mara masih terbilang hari. Masih sangat membutuhkan kedua orangtuanya. Masih belum paham mengenai kematian. Sungguh semua ini tidak masuk akal.
Sebaik-baik pelajaran adalah kematian. Edna sangat memahami salah satu prinsip hidup yang berharga ini. Suatu saat kelak, semua manusia yang hidup akan berbaring di sini. Sebuah tempat yang jika telah terlanjur pergi, kita tidak akan pernah mungkin pulang kembali. Ketika sudah berada di sana, kita tidak bisa lagi memperbaiki kesalahan, tidak memungkinkan untuk meminta maaf. Sungguh, hidup manusia amat singkat dan seharusnya digunakan untuk hal-hal bermanfaat. Untuk berbuat baik. Bukan dibuang-buang untuk melakukan hal tidak berguna. Edna akan memanfaatkan sisa hidupnya untuk menjaga Mara, menjadi sosok perempuan yang bisa menjadi teladan bagi Mara. Semoga Tuhan memberinya kesempatan untuk menemani Mara lebih lama.
Sambil menyeka air mata, Edna berdiri di tepi liang lahad, menyaksikan jenazah dua orang terdekatnya ditimbun dengan tanah. Yang membuat Edna semakin hancur, orangtua dan adik perempuan Rafka, yang berdiri di sebelahnya, saling bergenggam tangan, merangkul, dan menguatkan. Sedangkan Edna, hanya bisa memegangi dadanya sendiri. Dia tidak memiliki siapa-siapa lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/178971289-288-k216753.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAME OF LOVE
RomanceDari penulis A Wedding Come True dan My Bittersweet Marriage: Alwin Eljas Hakkinen, berdarah setengah Finlandia, pendiri salah satu gaming company terbaik di dunia, kehilangan kepercayaan terhadap cinta setelah kekasihnya menikah dengan kembarannya...