SIXTEEN

12.4K 1.5K 77
                                        

Jangan lupa baca cerita terbaru dariku yang sedang berlangsung, atau on going, The Perfect Love, di Wattpad. Cek daftar karyaku. Ini ceritanya sepupu Alwin ya, Dokter Edvind yang ditolak Edna itu hihihi.

Love, Vihara (IG/FB/TWITTER/LINE ikavihara)

***

"Lia, aku keluar dulu ya, mau fitting baju. Pesanan kue untuk seminar di hotel Sahid sudah selesai, kan?" Edna berhenti di dapur untuk bicara dengan salah satu karyawan E&E.

"Sudah, Mbak. Tinggal donat karakter untuk panti asuhan pesanan Ibu Dina."

"Terima kasih, ya, Lia," kata Edna berbalik sambil memeriksa ponselnya. Ada pesan masuk dari pengasuh Mara. Menanyakan apa Mara boleh makan es krim siang ini. Kalau Edna tidak ada rencana bekerja di luar E&E, Mara dan pengasuhnya ikut ke sini. Tempat ini adalah ruang belajar dan bermain bagi Mara, yang suka menanyai orang mau beli kue apa.

"Eh, ini apa?" Alesha membuka kulkas bening di samping meja kasir.

"Puding labu." Ada produk baru dari E&E. Puding lima rasa masing-masing dikemas dalam botol bening berbentuk labu. Rasa cocopandan, stroberi, moka, cokelat, dan original. Tampilan puding tersebut cantik dengan berbagai warna lembut. Rasanya sudah tidak perlu diragukan lagi. Berbulan-bulan Edna mencoba berbagai kombinasi bahan dan baru menemukan formula tepat bulan lalu. Sampai hari ini, puding tersebut masih menyandang status best seller.

"Enaknya sampai bikin aku mau orgasme di sini." Alesha mendesah.

Edna tertawa. Ini yang disukai Edna dari membuat kue dan kudapan lain. Orang yang memakannya bisa merasakan surga dunia di lidahnya. Kebahagiaan akan menjalari hati mereka dan sejenak segala masalah terlupakan. Melihat orang lain bahagia menikmati hasil karyanya adalah kebahagiaan terbesar bagi Edna.

"Kalau Alwin nggak jatuh cinta sama kamu sih, keterlaluan, Nya. Di mana lagi dia bisa dapat istri yang pinter masak begini? Cantik lagi." Alesha masuk mobil dan Edna mengikuti.

Selama ini Edna rajin membawa kue-kue buatannya ke rumah orangtua Alwin. Bahkan saat lebaran, Edna menambahkan beberapa stoples kue kering. Namun sama sekali Edna tidak pernah melihat Alwin menyentuh kue yang dibawa Edna. Apa alasannya, tidak ada yang tahu. Mungkin karena E&E identik dengan Elma. Mungkin karena Alwin ingat toko tersebut dimodali oleh Rafka. Yang jelas, harapan membuat Alwin jatuh cinta melalui kue agaknya tidak akan mungkin terjadi. Ralat. Membuat Alwin jatuh cinta melalui jalan apa pun tidak akan terjadi. Karena Alwin sudah menutup rapat-rapat pintu hatinya untuk cinta.

***

Edna duduk di sofa, mengamati Mara yang sedang pura-pura memberi makan boneka-bonekanya di lantai. "Mara, apa Mara mau punya Papa?"

Memang banyak wanita yang membesarkan sendiri anaknya. Memilih menjadi orangtua tunggal. Dengan berbagai alasan. Tidak cocok dengan ayah si anak, ayah si anak meninggal dan sang ibu tidak ingin menikah lagi, sampai karena ayah tidak peduli dan tidak bertanggung jawab. Banyak lagi. Tetapi Edna masih berpikir bahwa kehadiran seorang ayah bagi anak perempuan sangat penting. Ayah merupakan figur pokok, sebab dialah laki-laki pertama yang berinteraksi dengan anak perempuannya. Dari sosok ayahnyalah seorang anak perempuan mempunyai gambaran kelak akan mencari teman hidup yang seperti apa. Kalau tidak bisa mendapatkan yang lebih baik daripada ayahnya, paling tidak mendapatkan yang sama baiknya.

"Papa?" Mara membeo. "Lala punya Papa." Lalu Mara menyebutkan nama salah satu tetangga mereka, teman Mara bermain di taman dekat lapangan tenis saat makan sore.

"Iya, seperti papanya Lala." Edna mengangkat Mara dan mendudukkannya di pangkuan. Tentu tidak akan ada ayah yang lebih baik untuk Mara selain Rafka. Tetapi Edna yakin, jika Alwin mau, perhatian Alwin akan cukup mengisi kekosongan dalam hidup Mara.

THE GAME OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang