#44 IBU *3

23 2 0
                                    

Malam ini, aku merindukanmu.
Aku yang sudah lama tak pulang, sejak kepergianku.
Ya, saat itu emosi menguasaiku
Sampai aku pun, membentakmu!!!

Hari itu, ya pada malam dimana aku kabur dari rumah.
Ketika emosi meracuni pikiran
Dan ego lebih besar dari logika!
Berkecamuk, yang pada detik ini membuat luka!

Apa yang harus ku perbuat?
Haruskah ku meneruskan ini?
Atau kembali?

Aku rindu bu..
Aku rindu.. Akan dirimu..
Aku rindu.. Akan senyummu..
Aku rindu.. Akan omelanmu..

Hatiku terasa tersayat-sayat!!!
Saat teringat akan cinta dan kasih sayangmu!

Aku rindu bu..
Tapi ego terus meracuniku!!!
Terngiang akan emosi hari itu!

Kau mengandungku sembilan bulan.
Kau merawatku hingga aku tumbuh dewasa.
Kau mengajariku semua hal yang kau tau.
Dan kau melakukankan tanpa pernah mengharap balas.

Tapi aku, malah membuatmu bersedih!!!
Membuatmu selalu mengusap dada!!

Ibu...
Izinkan ku mengucap maaf
Maaf karna belum dapat membuatmu menangis bahagia
Maaf, selalu buat hatimu kecewa

Kini aku sudah berlumur dosa bu..
Dan mungkin, aku tak pantas lagi mendapat belaian lembutmu..

Ibu...
Jika malam ini Tuhan menginginkanku kembali padaNya, relakanlah.
Barangkali, ini adalah jalan terbaik agar aku tak membuat hatimu terluka lebih dalam lagi.

Pada rangkaian sederhana ini.
Aku tuangkan segala isi hati.

Terima kasih ibu, biarlah semesta, menjadi saksi akan cinta yang kau beri.
Terima kasih ibu, aku mencintaimu hingga fajar tak lagi meninggi.

-Randy Riffal-
Jakarta, 14 Februari 2019

Rangkaian SederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang