Yang katanya ingin tinggal
Namun nyatanya tanggal
Katamu; tidak mengerti hatiku
Lantas akupun juga tak mampu membaca hatikuJika hadirku tidak lagi kau tunggu
Biarlah lenyapku membuatmu bahagia
Jika tawamu tak lagi untukku
Biarlah aku mengucap selamat tinggalUntuk hati yang pernah berharap
Nyatanya harus meratap
Namaku mungkin sudah pudar dalam hatimu
Tapi asaku, selalu tak pernah meniadakanmuHari demi hari tanpamu, serasa hampa
Nama yang selalu ku katakan pada semesta
Pun tak lagi adaSukma bergejolak
Rindu berteriak
Hati tak ingin bergerak
Kamu!!! Kamu!!! Kamu!!! Yang ku inginkan!Pada detik dimana cerita kita kau akhiri
Rasanya, ku ingin segera terbangun dari mimpi
Namun sialnya, itu benar terjadi!Peluk dekap hangat tubuhmu
Tak lagi dapat ku sentuh
Suara tawa tangis nyanyimu
Tak lagi dapat ku temuSemoga di lain senja
Ketika kita bersemuka
Rasa ini sudah seperti sediakala
Aku dan kamu, di waktu belum menjadi kitaRandy Riffal
Jakarta, 12 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Rangkaian Sederhana
PuisiTidak ada yang istimewa dari tulisan ini. Hanya unek-unek pikiran. Dan dari lelahnya rasa. Aku menamainya, rangkaian sederhana. #1 Bait on 8 September 2018 #1 Syair on 8 September 2018 #1 Sajak on 12 September 18