#52 NIRWANA YANG HILANG

38 1 0
                                    

Di suatu senja engkau pernah menerbangkan pesawat kertas
Berharap burung merpati menangkap dan membawanya padaku
Agar aku tahu, kau teramat merindukanku
Dan andai kau tahu, bahwa saat itu rindumu tak bertepuk sebelah tangan

Sendu ini mengalun dalam keheningan
Merobek malam menghembus sang bintang
Akankah malam ini akan secerah para bintang?
Akankah melodi ini menghantarkan rasa keluar dari tanda tanya?

Dalam bait imaji ada suara yang begitu kurindu
Elok gemerlap kejora ku lihat asmamu
Suara yang sangat ku tunggu begitu menyeruak kalbu

Terasa sendu seakan berada di nirwana
Selalu ada yang melintas di kepala, entah itu syairmu, atau hanya wajahmu yang hanya bisa kureka
Izinkan aku mendengar suara dikala itu
Yang menghantarkan pada pertemuan dengan insan yang membuatku candu

Saat cinta menyelimuti cerita, kau dan aku melayang terbang ke atas cakrawala
Kau yang begitu indah, bahkan sangat indah untuk ku lepaskan

Dan aku terkesan pada caramu mencintaiku ..
Aku mencintai caramu mencintaiku ..
Maka sayang, aku menerima dan mencintai diriku ..
Sebagai yang paling mencintaimu ..

Dan kemarin ..
Kita masih saling mencintai
Kita masih menyederhanakan kebahagian dengan saling sapa

Kita adalah air dan basah ..
Rusuk dan dada ..
Atau air dan mata ..
Yang diingat sebagai luka dan cinta ...

Kita adalah yang saling mencintai dan menyayangi
Selain itu, entahlah ...
Ah ...
Betapa kita terlalu indah untuk menjadi kemarin
Menjadi kebahagiaan yang tak akan terulang lagi

Dalam layar sang malam
Bersama angan dan mimpi aku tenggelam
Hariku mulai tak bermakna
Sejak dirimu entah kemana
Kita selamanya adalah katamu untuk menusukku mati, secepat itu kau berpamitan pergi!
Betapa pilu, menyayat kalbu, teriris sembilu, tak dapat ku gerutu, engkau -- berlalu

Disini, pada sunyi yang kian menyelimuti
Menanggalkan sebuah rasa di palung hati
Tak bisa ku bendung lagi
Sendiri bertemankan sepi
Sepi semakin meninggi
Tiada lagi hadirmu kini
Menghapus segala rasa yg pernah ada dihati

Butiran air tergelincir di pipi
Air mata ini menjadi saksi
Tak mampuku melepasmu pergi
Atas hati yang tak pernah lelah untuk mencintai
Hingga kini, jejak kepergianmu masih ku tangisi

Dan yang tersisa, hanyalah kenangan yang pernah ada
Kita ukir bersama, bahkan kau rajut dengan rasa
Selalu tak bisa kubendung, hadir tanpa kuingat, dan tanpa sapa
Kuharap pijakan lamamu dalam hatiku akan kunjung mereda_
Dan dapatkah waktu menghapus luka lama?
Ataukah waktu akan terus menyakiti jiwa?
Apalah arti sebuah pertemuan?
Jika kerap kali kepergian membinasakan!

Barangkali perpisahan adalah cara Tuhan mengubah cara kita bahagia dan bersedih
Ketika kemarin kita merasa nyaman dan betah
Ternyata ini bukan rumah!
Sebab dadaku akhirnya bersitatap dengan punggungmu

Kamu seseorang yang akan selalu kukenang
Kamu adalah tempat segala rindu ini berpulang
Sebab dengan bersamamu, raga ini merasa tenang

Kamu yang sangat ku cintai
Kamu yang sangat ingin kumiliki
Kamu yang ku sebut nirwana
Tempat semua keindahan bermuara

Meski engau telah berlalu
Aku akan selalu mencintaimu
Dan aku akan selalu menyayangimu
Sebab kaulah -- Nirwana ku

Randy Riffal
Jakarta, 10 Januari 2020

Rangkaian SederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang