7. Tempramental ⚡

423 40 9
                                    

Happy reading

"Emosi boleh tapi jangan sampai emosi menguasai tubuhmu! "

🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Clara tersenyum saat memasuki gerbang sekola akhir akhir ini dia selalu memikirkan Dirga, entahlah semenjak kejadian dimana Dirga meluknya saat itulah Clara mulai menyukai Dirga.

Gadis itu memasuki area lapangan outdoor, di sana berdiri seorang laki laki yang tengah sibuk dengan bola basketnya. Laki laki itu adalah Dirga, si pengganggu pikiran dan hati Clara.

Clara teringat akan sesuatu, dia kemarin membuat brownis coklat dan niatnya akan di berikan kepada Dirga saat latihan nanti tapi sepertinya saat ini adalah waktu yang pas pikir Clara.

Clara berjalan mendekati Dirga yang sedang mendribble bola di tengah lapangan, rasa gugup dan canggung menguasai pikiran gadis manis itu.

"Hallo Dir! " sapa Clara mendekati Dirga dengan kotak makan di tangannya.

Dirga melirik Clara sekilas, ia hanya terdiam tidak merespon sapaan dari Clara yang ada di sampingnya.

Pria itu berlari menjauh, ia memdribble bola untuk memasukkan bolanya ke dalam ring. Dirga mengshoot bola dari jarak yang cukup jauh, Clara terdiam memperhatikan pria pujaan hatinya itu.

Ghhhhkkk

Bola itu masuk ke dalam ring dengan sempurna, Clara bersorak gembira di dalam hatinya.

Clara kembali mendeketi Dirga dengan kotak makan yang masih di tangannya, ia tersenyum karena Dirga yang terdiam menatap pantulan bola di lapangan.

"Dirga! " ucap Clara dengan senyuman lebarnya.

Bukannya menjawab, pria itu malah berlari mengejar bola basket yang menjauh. Clara mendengus pelan, iapun ikut berlari mengikuti langkah lebar Dirga.

"Dirga ish! " pekik Clara yang mulai kesal karena Dirha terus berlari seperti mempermainkannya.

Tetapi masih tidak ada balasan dari Dirga, pria itu kembali mengshoot bolanya dan lagi lagi masuk dengan nilai sempurna.

"Verrel!! " kata Clara dengan nada bicara yang mulai agak kesal.

Dirga membalikkan tubuhnya, ia menatap Clara dengan tatapan tajamnya. Pria itu mulai tersulut emosi, karena Clara terus memanggil dan mengikutinya. Padahal sekarang mood Dirga dalam keadaan buruk, bahkan sangat buruk.

Wajah Dirga mulai memerah menahan amarah, ia ingin melampiaskan semuanya kepada gadis di hadapannya. Tetapi Dirga sadar gadis itu tidak salah apapun, yang utama Dirga tak ingin membuat gadis itu menangis di hadapannya.

Senyuman manis Clara mulai memudar, ia menyadari perubahan ekspresi yang Dirga tunjukkan.

"Apa?? " bentak Dirga kepada Clara yang berada di samping nya.

Clara menelan salivanya pelan, ia memberikan kotak makan yang sedari tadi dia bawa kepada Dirga.

"Buat lu! gue bikin kemarin, " ucap Clara tersenyum lebar menatap kotak makannya yang berharap Dirga terima itu.

Dirga tersenyum kecut dengan membuang wajahnya ke arah lain, ia malas berbicara apalagi berurusan dengan Clara. Entahlah semenjak kejadian kemarin, Dirga mulai membenci gadis yang berdiri di hadapannya itu.

"Puas jalan sama om omnya? " tanya Dirga yang tiba tiba terlontar dari bibirnya.

Awalnya Dirga ingin berbicara hal lain, tetapi tiba tiba bibirnya mengucapkan hal itu. Pria itu merutuki kebodohannya, Dirga memang pintar mengendalikan ekspresinya seperti sekarang dia hanya memasang wajah datarnya.

(✔) Save Me Please!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang