CHAPTER 4

2.4K 93 0
                                    

Drrrrtttt..... Drrrrtttt..... Ponsel Alodie bergetar

"Siapa?" Tanya keana penasaran

"Aku juga gak tahu tapi nomor ini sepertinya aku pernah lihat, tapi punya siapa?"

"Angkat dulu gih" suruh keana

Alodie menjauh dan menerima panggilan itu. Sekitar 10 menit keana menunggu Alodie menerima telfon. Keana melihat dari kejauhan bahwa sahabatnya tampaknya sedang mendapat masalah, dapat dilihat bahwa wajah Alodie sedang menahan amarahnya tetapi dapat ia tahan, dan tadi sempat berdebat juga tetapi tetap saja Alodie yang menang tampaknya. Keana sedikit terkekeh mengingat bahwa dari dulu ia tidak pernah menang melawan Alodie kalau sedang berdebat, keana berfikir jika saja Alodie bisa meneruskan studynya mungkin cocok untuk Alodie menjadi jaksa atau pengacara. Lagi lagi keana melihat Alodie membuang nafas nya dengan kasar itu menandakan bahwa Alodie dalam masalah besar.

"Ada apa?" Tanya keana

"Nggak ada apa-apa kok" kata Alodie sambil nyengir khas Alodie

"Jangan bohong Al aku tau kamu punya masalah serius"

"Gini besok kontrakan yang aku tempati harus udah kosong karena udah ada yang menyewa dengan harga lebih tinggi, sekarang aku gak pegang uang sepeserpun di tambah lagi mulai besok aku udah gak ngajar lagi di TK karena aku hanya sebagai guru pengganti selama guru itu sakit dan guru itu udah sembuh dan mulai mengajar besok"

"Maaf aku gak bisa bantu aku juga gak punya uang sepeserpun"

"Iya gapapa kok" kata Alodie sambil menengadahkan wajahnya mencegah air matanya keluar

"Jangan di tahan Al"

Saat itu juga Alodie menangis sejadi jadinya. Baru kali ini keana melihat Alodie seperti ini.

"Kenapa tuhan memberiku ujian yang sangat berat padaku ke? Dimulai dari aku tidak di inginkan oleh orangtuaku kemudian semua masalah ini dan krisis ekonomi saat ini hikss..hikss...."

"Aku memang tidak tahu bagaimana perasaanmu tapi aku tahu bahwa Alodie adalah gadis yang kuat yang pasti memiliki solusi untuk masalahnya bagaimanapun caranya karena Alodie tidak mudah menyerah" kata keana sambil menangkup pipi Alodie

Keana menenangkan Alodie dengan memeluk dan mengelus punggung sahabatnya. Setelah Alodie tenang keana mendapat telfon bahawa ayahnya sakit saat ini, Keana tidak bisa mempir ke kontrakan Alodie dulu karena ayah keana sudah mencarinya jadi keana pamit meninggalkan Alodie di pinggir jalan.

Dengan wajah yang tak bisa di artikan Alodie pulang.

"Alodie ayo makan dulu" ajak nenek

Alodie hanya mengangguk dengan senyuman nya, bagaimanapun keadaannya Alodie tetaplah gadis yang doyan makan. Alodie selalu menyembunyikan masalahnya dari neneknya karena Alodie yakin ia dapat memecahkan masalahnya.

"Emm nenek maaf aku harus terus terang pada nenek, umm a..aku

"Katakan saja"pinta nenek

"Kita harus pergi dari sini, rumah ini besok sudah harus kosong malam ini nenek tidur saja aku akan cari kontrakan yang baru ya" pinta Alodie

"Nenek ikut"

"Enggak nenek di rumah aja aku gak mau nenek kenapa napa karena aku hanya punya nenek di dunia ini"

Nenek mengerti dan menurut saja dengan yang Alodie pinta. Setelah makan Alodie langsung keluar rumah untuk mencari kontrakan baru.

________________________

Aldrich bosan di rumah sakit terus ia meminta pada ayahnya untuk mengeluarkannya dari tempat itu, di setujui begitu saja oleh ayahnya karena ayahnya tahu jika berdebat dengan Aldrich pasti ia akan kalah juga. Aldrich memutuskankan pulang ke mansion saat itu juga walaupun kadang Aldrich lebih suka tinggal di apartemennya.

My Billionaire Man [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang