"Jalanmu di depan sayang ada seseorang yang menunggumu"
Aku menurutinya dan terus berjalan ke arah yang lebih gelap. Aku lihat tubuh seseorang dari kejauhan dan aku tahu betul siapa dia. Seseorang yang aku bahkan belum sempat minta maaf padanya, seseorang yang bisa membuatku bahagia dengan sekali senyumnya. Aku langsung memeluknya dari belakang mengucapkan kata yang belum sempat aku sampaikan.
"Maafkan aku nenek, aku telah meninggal kanmu sendiri"
"Sstt sayang teruslah berjalan seseorang yang benar benar mencintaimu dan menyayangimu masih setia menunggumu"
Aku terkejut siapa yang mencintaiku selain kakek dan nenek, aku juga kebingungan kenapa nenek juga ada di tempat dimana ada kakek. Aku mengikuti perintah nya. Aku terus berjalan hingga ke tempat yang sangat gelap, aku tidak bisa melihat apapun tetapi aku bisa mendengar suara samar samar. Aku tak tau suara siapa itu hanya beberapa kata yang bisa aku tangkap di indra pendengaran ku.
"Kembalilah padaku Alodie"
Kata itu terus terulang dan terngiang di tempat gelap itu hingga aku benar benar tidak bisa merasakan ragaku lagi.
Alodie pov end
****
Aldrich melihat monitor yang menunjukkan garis lurus dengan suara nyaring yang di bencinya. Aldrich panik, lantas memanggil dokter. Aldrich tidak mau kehilangan seorang yang berharga dalam hidupnya untuk yang kedua kalinya.
"Dokter selamatkan istri saya" ucap Aldrich memohon dengan tangisnya
"Mr mohon tunggu di luar"
Aldrich mematuhi permintaan dokter, ia keluar ruangan dan menunggu kabar selanjutnya mengenai keadaan istrinya. Lama Aldrich menunggu tiba tiba pundaknya di tepuk pelan oleh seseorang, Aldrich mengarahkan pandangannya kepada pemilik tangan tersebut dan seketika memeluk pemilik tangan tersebut
"Ayah" ucap Aldrich dengan tangisnya
"Kau harus kuat Al demi Alodie, dia berjuang di dalam sana"
"Tentu ayah"
"Hey boy penampilan mu kacau sekali, kau ingat gembel yang tidur di depan to....
Aldrich langsung memotong perkataan ayahnya
"Jangan menyamakanku dengan gembel dad" sanggah Aldrich
"Wooww calm down boy aku tidak menyamakanmu tapi memberi tahumu kalau gembel itu sudah mati kemarin"
"Apa hubungannya denganku dad? Sungguh itu informasi yang tidak penting"
"Aku tidak ingin kau terlalu tegang nak Alodie pasti bertahan untukmu"
Tak lama dokter keluar dari ruangan
"Bagaimana keadaan istri saya dok?"
"Sungguh pertanyaan yang klise sekali" kata James yang tiba tiba datang
"Istri anda sudah melewati masa kritisnya, tadi keadaanya sudah tidak bisa di selamat kan lagi tapi belum genap kami melangkah istri anda menunjukkan reaksi bahwa ia belum pergi"
"Apakah saya bisa melihat nya sekarang?
"Tentu saja tetapi hanya 1 orang saja yang bisa melihat nya saat ini"
Aldrich langsung masuk dan mencium tangan istrinya, terus berkata
"Kembalilah untuk ku"
Hingga keajaiban terjadi jari kelingking Alodi bergerak dalam genggaman Aldrich. Aldrich terkejut seakan tak percaya bahwa istrinya menunjukkan respon atas permintaannya. Seketika Aldrich memencet tombol yang menghubungkan dengan dokter, tak lama dokter datang bersama beberapa suster di belakannya untuk memeriksa keadaan Alodie. Dokter meminta Aldrich menunggu di luar, Aldrich menurutinya demi kebaikan istrinya.
Tak lama kemudian Dokter kembali keluar dan memberi kabar bahwa Alodie telah sadar. Betapa bahagianya Aldrich dan langsung menerobos masuk.
"Terimakasih" ucap Aldrich sambil meneteskan air matanya
"Ka..
"Stttt jangan bicara, terima kasih sudah kembali"
"Al aku, be ... berapa lama aku seperti in ini" ucap Alodie lirih
"Umm sekitar 6 hari" jawab Aldrich sambil mengusap lembut pipi Alodie
"Pantas saja aku tak bisa mengenalimu" ejek Alodie lirih
"Istirahat lah biar cepat sembuh"
Alodie hanya mengangguk kan kepalanya. Aldrich keluar dari ruangan Alodie dan di sambut oleh Ayah dan James.
"Bagaimana keadaan nya?" Tanya ayah khawatir
"Sudah membaik ayah"
"Ingat Al ayah sedang tidak bercanda dengan mu, jika kau tidak bisa menjaga nya lebih baik tinggalkan dia demi kebaikan nya, kau terlalu buruk untuknya"
"Ayah tenang saja aku tidak akan pernah mengabaikan nya lagi"
"Ayah tenang saja"
Aldrich berjalan meninggalkan ayah dan james dengan angkuhnya. Ia pulang dan membersihkan badannya. Dengan PD nya kembali ke ruangan Alodie.
Hati Aldrich terasa ngilu merasa bahwa dirinya tak bisa melindungi wanita yang ia cintai. Keman saja ia selama ini, hingga menelantarkan gadis yang selalu memperhatikan nya. Aldrich menyesal
"Al" panggil Alodie lirih ketika melihat Aldrich yang sedang termenung menatap tetesan air infus
"Al" panggil Alodie lagi
"Ehh ada apa sayang? Ada yang sakit?" Tanya Aldrich khawatir
"Sayang?" Tanya Alodie lirih
"Ehh Umm maksud ku apakah lukamu ada yang sakit" jawab Aldrich gelagapan
"Umm tentu saja" jawab Alodie dengan senyumnya
"Ohh begitu" Aldrich canggung
"Al?"
"Emm yah?"
"Kamu kenapa? Jangan merasa bersalah aku kecelakaan bukan karena kamu kok" kata Alodie menenangkan Aldrich yang kelihatan cemas
"Aku bodoh"
"Kenapa?"
"Aku selalu mengabaikan mu, aku sengaja mengabaikan mu agar tidak ada cinta di antara kita karena tinggal beberapa minggu lagi kamu sudah bukan istri ku lagi, sesuai perjanjian"
"3 minggu lagi? Bukankah masih kurang 2 bulan?"
"Apa kau tidak baca surat perjanjian dengan baik?"
"Seperti nya iya"
"Waktunya tinggal 3 minggu Alodie"
"Bagaimana jika ada salah satu dari kita ada yang memiliki cinta?"
"Apakah kau mencintaiku?" Tanya Aldrich sambil menggenggam tangan Alodie
TBC
Woww maaf ya pendek dan sempet hiatus lama karena ada problem heheheJangan lupa vote dan comment yahh
KAMU SEDANG MEMBACA
My Billionaire Man [On Going]
RomanceWARNING! FOR 21+ !!!! Seorang pria muda yang memiliki wajah tampan yang mampu menarik hati wanita hanya dengan tatapan elangnya, yang merupakan pewaris utama Addison Corporation dan memiliki julukan Cold king. Aldrich berusaha menemukan malaikat kec...