CHAPTER 10

3.2K 133 22
                                    

My Wife is calling .......

"Jammy, Alodie" kata Aldrich pada james

"Hallo"

"Hallo.......

"Suara pria jammy" kata Aldrich yang menahan emosi

"Dengarkan dulu"

"Hallo, apakah anda benar suami dari wanita pemilik ponsel ini?"

"Ya, apa yang terjadi" ucap Aldrich mulai takut

"Saya hanya mengabarkan bahwa istri anda mengalami kecelakaan dengan taksi yang ia tumpangi, istri anda masih terjepit di dalam mobil belum bisa di selamatkan karena....

"Lokasinya dimana? Cepat katakan"

"Saya akan kirim lokasinya"

Seketika Aldrich bergegas menaiki mobil dengan james, Aldrich mengendarai mobil seperti orang kesetanan.

"Al pelankan sedikit kau akan membunuhku jika kita kecelakaan"

"Lebih baik ku tukar nyawamu dengan istriku" kata Aldrich, kejam memang tapi ya begitulah Aldrich james juga sudah biasa dengan perlakuan sahabatnya itu

Tiba di tempat kejadian Aldrich berlari ke tempat kejadian dan berusaha mencongkel pintu mobil tersebut tetapi tidak berhasil, polisi berusaha mencegah tindakan Aldrich tetapi mendapat semprotan pedas dari Aldrich

"Maaf tuan anda harus membiarkan pihak yang berwajib untuk membuka pintu itu"

"Jika istriku sampai meninggal ku pastikan nyawa istri dan anakmu melayang saat itu juga" ancam Aldrich

Polisi tersebut langsung membantu Aldrich dan akhirnya pintu mobil dapat di buka. Aldrich mengambil tubuh Alodie pelan takut menyakiti istrinya, kemudia Aldrich menggendon bridyle syle menuju mobilnya dan membawanya ke rumah sakit.

Saat di rumah sakit Alodie langsung di bawa ke UGD, Aldrich hendak ikut tetapi di larang oleh perawat. Sedangkan James mengurus administrasi agar cepat di tangani.

"Al sarapan dulu" ajak james

"Tidak jam kau saja yang makan"

"Ayolah, agar kau kuat menjaga Alodie"

"Tidak, aku tidak akan meninggalkannya "

"Baiklah aku akan membelikan sarapan untukmu"

Tak lama kemudian dokter keluar dan menghampiri Aldrich.

"Apakah anda kerabat pasien"

"Saya suaminya dok"

"Kami butuh persetujuan untuk tindakan kami selanjutnya, kaki kanan pasien patah, benturan keras di kepalanya menyebabkan pendarahan dan harus segera di operasi"

"Lakukan yang terbaik untuk istri saya dok"

Lalu Alodie di pindahkan ke ruang operasi. Aldrich masih setia menunggu di luar. Jamespun tak tau kemana perginya Aldrich lama ia mencari keliling rumah sakit akhirnya ketemu.

"Al kenapa di sini apa yang terjadi?"

"Alodie di operasi"

"Separah itukah, ini kau makan dulu"

Mereka makan dalam keheningan. Berjam jam mereka menunggu Alodie di operasi tak kunjung selesai. Lalu James menanyakan perihal pernikahan Aldrich.

"Maaf meninggungmu Al, sebenarnya apa tujuanmu menikahi Alodie? Bukankah saat itu kau tidak mencintainya?"

"Yaa kau benar aku masih belum mencintainya, Alasanku banyak james mulai dari masalalu hingga masa sebelum aku menikah dengannya dan ya pesan neneknya sebelum meninggal"

"What!! Neneknya meninggal? Dia tau itu?"

"Tidak saat itu sebelum neneknya meninggal aku berencana memindahkannya ke apartemen ku dan Alodie tinggal di Mansion tapi saat aku hendak membawanya pergi dia bilang padaku untuk menjaga cucunya dari kerasnya hidup, membantu cucunya menemukan kedua orang tuanya dan merahasiakan kematian neneknya sampai Alodie menemukan kedua orang tuanya"

"Kau tidak bohong kan Al? Kau tidak membunuhnya kan?"

"Kenapa aku harus membunuh bila tidak ada untungnya, niatku membantu dan dia meninggal karena stroke"

"Aku percaya padamu Al" kata james sambil menepuk bahu Aldrich

Kemudian mereka melanjutkan pembicaraan mengenai pekerjaan hingga dokter keluar dari ruang operasi

"Dokter bagaimana keadaannya?" Tanya Aldrich cemas

"Operasi nya berjalan lancar nyawa istri anda terselamatkan akan tetapi istri anda sekarang masih dalam keadaan kritis karena salah satu syaraf di otaknya mengalami masalah akibat benturan yang terjadi"

Aldrich merasa sangat sedih dokterpun menenangkan Aldrich dan segera memindahkan Alodie ke ruang rawat inat VVIP sesuai permintaan Aldrich. Setelah di pindahkan Aldrich terus menemani Alodie di sisi ranjangnya, menciumi tangannya dan juga dahinya.

"Bangunlah Alodie aku berjanji tidak akan mengabaikanmu lagi"

Kalimat itu terus di ulang oleh Aldrich, tanpa lelah ia menemani Alodie. Aldrich menangis sambil mengingat tindakan kejamnya kepada istri kecilnya, ya istri kecil karena usia mereka terpaut cukup jauh. Betapa kejamnya Aldrich yang mengacuhkan dan menganggap Alodie tidak ada, tak menghargai makanan yang di buat Alodie tiap pagi, tak pernah menjawab sapaan selamat pagi pada Alodie bahkan Aldrich membawa sekertaris nya yang berpenampilan sexy ke rumah dalam keadaan mabuk. Tentu saja hal itu menyakiti harga diri Alodie sebagai seorang istri walaupun pernikahan itu tidak di inginkan keduanya tetapi pernikahan itu pernikahan sungguhan mereka sah di mata agama maupun negara.

****

Alodie Pov On

Sehabis aku berbincang dengan oma maria di panti asuhan aku tak sadar waktu terus berjalan dan sudah menunjukkan pukul 02:47 dini hari jadi aku memutuskan untuk menginap di panti asuhan. Paginya pukul 06:13 aku memutuskan untuk pulang, aku menunggu taksi di pinggir jalan, tak lama kemudian sebuah taksi datang. Di perjalanan aku berbincang banyak dengan sopir taksi mengenai tingkah lucu putri supir taksi tersebut. Dari arah berlawanan ada truk besar dengan kecepatan tinggi melaju dan tiba tiba aku merasakan hantaman dari belakang kemudian dari depan aku melihat bahwa taksi yang aku tumpangi tak mungkin terhindar dari truk di depan sana.

"Aldrich maafkan aku yang masih belum bisa menjadi istri yang baik"

Setelah mengucap kata itu aku sudah siap untuk menjemput ajalku dan seketika gelap.

Aku terbangun di tempat yang cerah banyak tirai putih di sekelilingku dan harum bunga menyeruak di indra penciumanku hanya ada satu pertanyaan di benakku

"Apakah aku sudah mati?"

Namun ada seorang yang akupun tak tau jenis kelaminnya dan datang dari mana tiba tiba menepuk pundakku

"Alodie? Mengapa kau di sini"

Aku kenal suara ini sekaligus rindu dengan suara hangat nan lembut seperti kapas. Suara yang membuatku semangat dalam menjalani hari dan menghadapi kerasnya kehidupan. Suara kakek yang sangat aku cintai dan aku rindukan yang ku anggap sebagai ayah selama ini.

Aku berusaha menghadap padanya tapi di tahan olehnya

"Jalanmu di depan sayang ada seseorang yang menunggumu"

Aku menurutinya dan terus berjalan ke arah yang lebih gelap. Aku lihat tubuh seseorang dari kejauhan dan aku tahu betul siapa dia. Seseorang yang aku bahkan belum sempat minta maaf padanya, seseorang yang bisa membuatku bahagia dengan sekali senyumnya.

To be continue
Maaf kalo banyak typo
Jangan lupa vote and comment ya

Aku cuma minta itu untuk menghargai ide dan capeknya ngetik di ponsel

Ngerti?

Follow ig ku yaa
arata.putri

My Billionaire Man [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang