"Aku Luke dan ini Owen," serunya yang segera menjabat tangan mantan anggota polisi tersebut secara bergantian.
Owen mempersilahkan tuan Mosley untuk duduk bersama mereka dan mulai mempertanyakan mengenai kasus keluarga dari tuan Anthony.
"Bisakah kau ceritakan mengenai keluarga tersebut, tuan?" tanya Owen penasaran.
Tuan Mosley mengernyit, "Bagaimana kalian bisa mengetahui tentang kasus tersebut?"
"Kami dan salah seorang detektif pernah mengunjungi kediaman rumah tuan Anthony 12 tahun yang lalu. Di sana, Owen tidak sengaja melihat seorang wanita berpakaian hitam yang berdiri di salah satu jendela di lantai 2 rumah tersebut. Kedatangan kami terasa sia-sia karena pemilik rumah tidak mau membukakan pintu rumahnya," jelas Luke.
"Wanita berpakaian hitam?" Tuan Mosley mengulang kembali pernyataan itu.
Luke dan Owen mengangguk bersama.
"Wanita yang kau lihat itu sudah pasti adalah istri dari tuan Anthony," balas tuan Mosley.
"Istri?" Owen mengernyit.
"Begini saja," Tuan Mosley menggaruk kecil ujung hidungnya. "Kalian ikut aku ke kediamanku dan aku akan menceritakan apa yang telah terjadi demi membantu kalian menuntaskan kasus tersebut karena kasus itu sudah tenggelam selama hampir 25 tahun."
"25 tahun yang lalu?" Luke tertegun.
Tuan Mosley mengangguk.
Seperti memenangkan sebuah lotre, kedua asisten Mia merasa senang karena bertemu dengan seorang pria paruh baya yang mengaku pernah menangani kasus tersebut. Mobil milik Luke segera mengikuti mobil hitam milik tuan Mosley hingga mereka tiba di kediaman rumah berukuran sedang milik tuan Mosley.
Sesampainya di kediaman rumah tersebut, Owen serta Luke langsung turun dan mengekori tuan Mosley dari belakang. Setelah membuka pintu rumah dan menyuruh kedua tamunya masuk, Owen merasa heran karena melihat ada banyaknya salib yang menempel pada dinding rumah tersebut. Sementara Luke sendiri hanya bisa mengernyitkan dahinya.
Seperti rumah tuan Jacob. Luke bergumam.
"Silahkan duduk. Aku akan mengambil air minum untuk kalian," pinta tuan Mosley.
Mereka berada di ruang tamu dengan kepala yang terus melihat ke arah sekitar. Rumah itu dalam kondisi tidak ada satu pun gorden yang dibuka ditambah dengan banyaknya salib menempel pada dinding dan situasi rumah yang terlihat sepi.
Tidak lama kemudian, tuan Mosley datang dengan membawa senampan air mineral. Setelah menaruh minuman saji, pria paruh baya tersebut berjalan menuju rak buku dan mengambil sebuah berkas usang berwarna coklat lalu duduk di hadapan kedua asisten pribadi Mia.
"Tuan Mosley, kenapa kau memasang salib di hampir seluruh tembok rumahmu?" tanya Owen penasaran.
"Untuk berjaga-jaga," jawabnya dengan melihat ke sekitar tembok.
"Berjaga-jaga dari apa?" tanya Luke.
"Dari roh jahat, setan, ataupun iblis."
"Lalu bagaimana dengan gorden di rumah ini?" tanya Owen kembali.
"Aku membiarkannya tertutup karena aku tidak ingin ada secercah cahaya dari luar yang masuk ke dalam rumah," jawab tuan Mosley.
Terdapat sesuatu hal yang membuat Luke mengganjal dengan semua dekorasi di rumah pria paruh baya itu. Dia menerka-nerka apakah tuan Mosley mengetahui persoalan 'Palmer' atau bahkan bisa saja tuan Mosley merupakan salah satu pengikut dari sakte terkutuk itu.
Tuan Mosley membuka berkas yang berada di hadapannya dan mulai menceritakan mengenai keluarga tuan Anthony hingga membuat keduanya terpaku.
"Pada tahun 2004, kantor polisi Colorado menerima laporan bahwa telah terjadi pembunuhan yang menyebabkan seorang anak berumur 3 tahun bernama Spenser Tolbert tewas dengan jeratan luka di lehernya. Kedua orangtua Spenser yakni nyonya dan tuan Anthony kami bawa ke kantor polisi untuk menyelidiki kasus tersebut. Dari hasil yang diterima, mereka dinyatakan tidak bersalah karena tidak ada bekas sidik jari yang menempel pada barang bukti," ucap tuan Mosley.
![](https://img.wattpad.com/cover/177092073-288-k135839.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] TSS [3]: Emily Dawson and Her Secret Friends
HorrorHIGHEST RATING: #2 in MYSTERY out of 16.5k [02/12/22] #1 in HORROR-THRILLER [20/05/19] #3 in TEMANKHAYALAN [19/06/19] [TONTON TRAILERNYA!] The Secret Series [3]: Emily Dawson. "You can never run from us." ["Kau tidak akan pernah bisa lari dari ka...