"Gelas siapa ini?" tanya Olivia.
"Oh? Itu gelas temanku. Aku belum sempat menaruhnya di dapur," jawab Emily sembari menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga.
Perempuan itu berjalan untuk mengambil gelas kosong tersebut dan juga ponsel miliknya yang berada di atas meja. Emily melihat dari layar ponselnya, terdapat lima panggilan masuk dari Olivia. Pandangan curiga perempuan itu langsung mengarah kepada bibinya yang sedang duduk di sofa.
"Kenapa kau memandangiku seperti itu?" tanya Olivia kembali.
Emily menggeleng perlahan.
Olivia menyenderkan punggungnya ke belakang sofa. Dia tahu persis bahwa keponakan perempuannya ini sedang merasa khawatir kalau dirinya bukanlah Olivia asli. Olivia sendiri sudah mendengar kabar jika Emily pernah melihat seseorang yang rupanya mirip sekali dengan dirinya dari Mia. Untuk membuktikan bahwa kecurigaan itu salah, Olivia segera menghubungi kembali ponsel milik Emily di hadapan keponakannya itu.
Ponsel milik Emily yang bergetar membuat perempuan itu segera menoleh. Terdapat satu buah panggilan masuk berasal dari bibinya. Olivia memberikan kode dengan anggukan kepala agar Emily dapat segera menjawab panggilan masuk tersebut.
"Hello?" ucap Olivia.
Terdengar suara Olivia dari pengeras suara ponsel milik Emily yang membuat dirinya menatap layar ponsel tersebut. Olivia langsung mematikan ponselnya kembali karena sudah membuktikan bahwa dirinya adalah Olivia asli.
"Maaf karena aku telah mencurigaimu," seru Emily.
Olivia terkekeh, "Tidak apa. Aku tau hal itu."
"Bagaimana bisa?" tanya Emily heran.
"Mamamu yang memberitahuku. Dia tidak pernah absen untuk tidak menceritakan tentangmu, Emily. Kau adalah putri kesayangannya. Dia tidak ingin ada sesuatu hal buruk yang menimpamu," jelas Olivia.
Emily terdiam. Dia bertanya-tanya di dalam benaknya. Apakah mungkin ibunya benar-benar menyayangi Emily atau hanya sekedar menutupi sesuatu dari dirinya sendiri.
"Aku akan ke dapur," jawab Emily yang mengalihkan pembicaraan tersebut.
🔱🔱🔱
Di rumah sakit Saint Joseph, Mia terlihat sedang duduk di ruang kerjanya dengan membaca sebuah buku. Tidak lama kemudian, pintu terketuk dari luar dan seorang wanita menyembulkan kepalanya ke dalam ruangan.
"Kau mencariku?"
Mia langsung meletakkan bukunya di atas meja dan melepaskan kacamatanya. Senyumnya terulas ketika melihat Rebecca datang dan berjalan masuk lalu duduk di hadapannya.
"Aku mendapat banyak panggilan masuk dari Theodore dan asistenku saat pesawat sudah mendarat. Sepertinya, aku sangat dibutuhkan saat ini," ucap Rebecca.
"Maaf karena telah mengganggumu. Aku tau kau sangat sibuk dengan pekerjaanmu," ungkap Mia.
"Tidak-tidak. Semua sudah selesai. Aku berniat untuk kembali esok hari namun perasaaanku seperti ada yang mengganjal dan kuputuskan untuk pulang hari ini," balasnya.
Mia mengatup bibirnya ke dalam dan menatap Rebecca.
"Jadi, apa yang kau butuhkan dariku?"
"Mengenai pasien tuan Anthony. Bagaimana dia bisa dipulangkan ke rumahnya?" tanya Mia.
"Oh mengenai hal itu. Sebenarnya kondisi tuan Anthony tidak terlalu membaik. Namun atas permintaan paksa dari pihak keluarga agar tuan Anthony bisa kembali secepatnya, aku dan pihak rumah sakit memutuskan untuk memulangkan pria tua itu," jelas Rebecca.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] TSS [3]: Emily Dawson and Her Secret Friends
TerrorHIGHEST RATING: #2 in MYSTERY out of 16.5k [02/12/22] #1 in HORROR-THRILLER [20/05/19] #3 in TEMANKHAYALAN [19/06/19] [TONTON TRAILERNYA!] The Secret Series [3]: Emily Dawson. "You can never run from us." ["Kau tidak akan pernah bisa lari dari ka...