XXII

741 74 3
                                    

Emily sudah tiba di rumahnya dan segera melangkah dengan terburu-buru. Pintu yang sudah terbuka dengan lebar, membuat Emily langsung melemparkan tasnya ke atas sofa setelah itu dikunci kembali pintu tersebut dari dalam. Emily berdiri di depan ruang kerja ibunya sejenak. Dia mencoba untuk meraih gagang pintu itu dan memutarnya.

Terkunci.

Bodoh.

Emily mengetuk kepalanya perlahan. Dia berlari ke lantai dua untuk masuk ke dalam kamar ibunya dan mencari kunci cadangan yang tersimpan di dalam kamar tersebut. Dia mencari ke setiap lemari dan laci namun hasilnya nihil. Emily bertolak pinggang, dia berpikir keras di mana ibunya menyimpan kunci cadangan tersebut. Emily mencoba untuk bersikap tenang dengan menutup kedua bola matanya. Tidak berlangsung lama kedua bola mata itu terbuka lebar.

Emily sepertinya tahu di mana ibunya menyembunyikan kunci cadangan.

Dia segera berlari keluar kamar ibunya dan menutup pintu itu dengan kencang. Emily masuk ke dalam ruang buku dekat dengan kamar tersebut. Dia kembali mencari kunci tersebut secara teliti pada setiap sudut ruangan termasuk laci dan juga lemari.

"KETEMU!" serunya bahagia, menatap kunci tersebut dengan kedua mata yang berbinar.

Emily menutup pintu itu kembali dan berjalan menuruni anak tangga dengan melangkah cepat. Sesampainya di depan pintu ruang kerja ibunya, dia memasukkan kunci tersebut ke dalam lobang kunci dan setelah itu memutarnya.

Pintu ruangan tersebut berhasil dibuka olehnya setelah sekian lama Emily tinggal bersama sang ibu. Mia melangkah masuk secara perlahan dan menyalakan lampu di ruangan tersebut. Lampu yang sudah menyala, membuat ruangan itu menjadi terang dan memperlihatkan barang-barang tua di dalam etalase kaca.

Emily berdecak kagum karena pekerjaan ibunya terlihat keren. Sejumlah barang-barang itu, ditatapnya satu persatu dari luar etalase kaca secara perlahan. Emily menoleh ke belakang, melihat meja bundar dengan 4 buah kursi kayu berada di tengah-tengah ruangan. Terdapat juga beberapa lemari yang berada di dalam ruangan tersebut. Emily melangkahkan kakinya pada sejumlah dokumen yang belum sempat dirapihkan ibunya di atas meja tersebut. Dia menarik salah satu kursi dan duduk di sana. Dibukanya berkas itu yang memperlihatkan data lama sebuah rumah sakit berikut dengan foto dan beberapa dokumen lainnya.

"Spenser Tolbert Pallegrin?" gumam Emily perlahan. Dahinya mengernyit heran dengan kedua bola mata yang terus bergerak membaca salah satu data dari anak keluarga Anthony. 

Nama: Spenser Tolbert PallegrinTempat, tanggal lahir: Breckenridge, Colorado 7 Januari 2001Meninggal: Breckenridge, Colorado 19 Oktober 2004Usia: 3 tahunJenis kelamin: Laki-lakiRiwayat penyakit: -Relasi:Tn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama: Spenser Tolbert Pallegrin
Tempat, tanggal lahir: Breckenridge, Colorado 7 Januari 2001
Meninggal: Breckenridge, Colorado 19 Oktober 2004
Usia: 3 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki
Riwayat penyakit: -
Relasi:
Tn. Anthony Marcus Pallegrin [Ayah kandung]
Ny. Elisabeth Feodora [Ibu kandung]
Sdr. Edmund Galton Pallegrin [Kakak kandung]

Catatan:

18 Oktober 2004: Spenser terlihat sedang bermain di pekarangan rumahnya seorang diri.
19 Oktober 2004: Spenser ditemukan meninggal di dalam kamar.
20 Oktober 2004: Dari hasil otopsi ditemukan jeratan luka pada leher Spenser.

[Completed] TSS [3]: Emily Dawson and Her Secret FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang