XXXV

669 86 10
                                    

"Kau tidak perlu tau alasanku. Aku mengatakan hal ini karena aku mempercayaimu untuk tidak mengatakan di mana tempat tinggalku pada siapapun termasuk dengan Alvin," jelasnya.

Emily mengatup bibirnya ke dalam dan mengangguk. Pandangannya kembali mengarah pada kursi roda tua yang sepertinya sudah berdebu. Lauren menoleh ke belakang, mensejajarkan pandangan perempuan itu padanya dan menoleh kembali ke arah Emily.

"Kursi roda itu milik teman lamaku," ungkapnya.

"Egh?" Emily tersadar dari lamunan. "Aku pikir itu milikmu."

Lauren menggeleng, "Jadi, apa tujuanmu mendatangi rumah itu?"

"Kami hanya ingin berlibur," jawab Emily.

"Kalian masih sekolah, bukan?" sangkal Lauren.

Emily mengangguk.

"Bukankah libur sekolah belum tiba? Mengapa sekolah kalian sudah diliburkan lebih dulu?" tanya Lauren heran.

"Sebenarnya, sekolah kami memiliki kasus kematian murid-murid secara misterius. Agar lingkungan sekolah tetap steril, kepala sekolah memutuskan untuk meliburkan kami agar tidak ada satupun murid yang datang ke sekolah," jelas Emily.

"Kematian murid secara misterius?" Lauren mengernyit.

Emily mengangguk penuh semangat, "Ibuku adalah seorang detektif yang menangani kasus di sekolahku itu."

"Detektif?" Kedua bola mata Lauren membulat. "Siapa nama ibumu?"

"Mia. Mia Scarlett," jawabnya.

Lauren terdiam sejenak setelah mendengar nama yang dilontarkan oleh perempuan tersebut.

"Kau mengenali ibuku?" tanya Emily.

"Tidak. Aku tidak mengenalinya," balas Lauren berbohong.

🔱🔱🔱

Sambungan sudah terhubung, Mia langsung menanyakan mengenai data rumah sakit milik tuan Anthony kepada temannya. Rebecca menjawab memang pada saat tuan Anthony akan keluar dari rumah sakit, ada seorang wanita yang mengaku sebagai anak dari pria itu namun mengenai data itu, dia sama sekali tidak mengetahui persoalan tersebut. Rebecca akan menanyakan perihal data itu pada bagian administrasi jika dirinya sudah memiliki waktu luang karena hari ini, wanita itu akan melakukan tindak operasi pada seorang pasien. Setelah obrolan mereka berakhir, Mia kembali menatap kedua asistennya satu persatu.

"Kita akan tunggu Rebecca sampai dia selesai melakukan tugasnya. Sekarang, kita harus menulis hal-hal janggal yang terjadi di seluruh kasus ini." Mia memutar laptop yang berada di atas meja ke arah Owen. "Aku meminta kau mencatat di laptop ini. Sementara Luke membantuku untuk membuka berkas-berkas kasus ini."

Mereka menjalankan tugasnya masing-masing. Kejanggalan pertama terjadi saat Irene tidak mengetahui persoalan penemuan mayat di ruang kelas yang sudah tidak terpakai, wanita itu mengatakan bahwa dia menyuruh Felix untuk membuang kantong sampah ke tempat pembuangan sampah namun ternyata Felix membuangnya di ruang kelas. Sementara Felix sendiri mengatakan bahwa wali kelasnya yang menyuruh membuang sampah itu ke dalam ruang kelas.

Kejanggalan kedua diterima saat Felix mengatakan bahwa luka yang terdapat pada mayat teman-temannya jika disatukan akan bertuliskan huruf 'EMILY' dan huruf yang tertera sesudahnya merupakan huruf romawi yang jika diubah akan menghasilkan sebuah angka 1927. Kejanggalan ketiga ketika semua data murid yang berkaitan sudah ditemukan namun tidak dengan data milik Felix. Kejanggalan keempat saat Felix mengatakan bahwa Dewi Ker memiliki hubungan dengan Dewa Moros di mana Dewa Moros tersebut merupakan Tuhan dari para pengikut Palmer yang berada dibawah naungan seorang wanita bernama Mary. Kejanggalan kelima diterima saat data tuan Anthony tertulis hanya 4 orang anak, 1 data diantaranya menghilang, dan seorang wanita mengaku sebagai anak dari pemilik rumah tempat di mana tuan Anthony dan istrinya tinggal. Kejanggalan keenam di mana Luke mendapatkan pesan ancaman yang berasal dari panah busur milik seorang wanita berpakaian hitam. Kejanggalan terakhir hilangnya Emily secara misterius.

[Completed] TSS [3]: Emily Dawson and Her Secret FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang