[Completed] TSS [3]: Emily Dawson and Her Secret Friends

XLII

Suara gumaman orang-orang bernada berat, membuat tengkuk orang yang mendengarnya terasa merinding. Emily mencium bau amis yang menyengat ke hidungnya. Dia mencoba menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan mata tertutup meski rasa pusing masih terus menjalar di kepala perempuan itu. 

Sebuah salib kayu berukuran besar, tertancap terbalik dengan Emily yang diikat dalam posisi  sama seperti salib tersebut di sebuah kandang kuda tua. Terlihat kedua mata Emily tertutup kain hitam, tangannya diiikat ke belakang, dan kakinya disatukan ke depan dengan ikatan yang kencang agar tidak bisa memungkinkan Emily untuk kabur. Salib yang tertancap, berada di tengah-tengah gambar bintang dengan lingkaran yang mengitari salib kayu itu. Emily terus mendengarkan mereka memanjatkan doa-doa keagungan untuk 'Tuhan'. 

Dia sendiri tidak tahu Tuhan mana yang sedang mereka agungkan. 

Emily berteriak sekuat tenaga untuk meminta pertolongan agar ada orang yang mau menolongnya. Tiga orang berjubah hitam terus berdiri tegak dengan kepala tertunduk dan mulut bergumam. Hingga salah satu di antara mereka berjalan mendekati sebuah meja kayu yang di atasnya terdapat beberapa benda tajam berupa pisau dengan berbagai ukuran, kampak, salib besi, jarum serta benang, dan lainya. Orang berjubah hitam itu mengambil pisau kecil lalu berjalan mendekat ke arah Emily. 

Baju yang dikenakan oleh Emily dirobek paksa hingga perut perempuan itu terlihat dengan jelas. Emily berteriak histeris. Satu buah tamparan keras dari tangan orang tersebut berhasil membuatnya diam untuk sesaat. Emily menjerit kembali sesaat merasakan sebuah benda tajam berhasil menggoreskan perutnya hingga darah segar langsung mengalir ke tubuhnya. Panjatan doa yang dilakukan oleh mereka semakin terdengar kencang. Mereka terus mengagung-agungkan Dewi yang ditangkap oleh pendengaran Emily yakni Dewi Ker. Emily terus menahan rasa sakitnya dengan otak yang berpikir mengenai nama tersebut. Dia kembali menjerit di saat benda tajam itu kini menggores halus kedua pergelangan tangan Emily yang diikat kencang ke belakang.

Mia merasa sangat khawatir dengan keadaan Emily apalagi saat dia tahu bahwa anaknya berada di tempat 12 tahun lalu saat dirinya mengungkapkan kasus Tessa Sophia. Terlebih, nama Emily yang berada di daftar buku hitam membuatnya merasa yakin bahwa Emily sedang dalam keadaan bahaya. Owen terus mengendarai mobil dengan kecepatan penuh yang diikuti oleh 5 buah mobil polisi di belakangnya.

Di dalam kandang kuda terus terdengar teriakan histeris yang berasal dari mulut Emily. Tubuh perempuan itu memiliki banyaknya sayatan luka yang disebabkan oleh goresan pisau tajam. Bahkan, kedua pipi Emily pun mendapat sayatan oleh orang berjubah hitam tersebut. Orang itu membuka penutup mata Emily dengan cepat dan setelah itu kembali berdiri di tempatnya semula. Emily mencoba memfokuskan penglihatannya dalam posisi tubuh yang terbalik. Penglihatannya yang semula kabur, kini berhasil dia fokuskan setelah dia melihat tiga orang berjubah hitam berdiri bersampingan tidak jauh dari dirinya. Kedua bola mata Emily membulat saat seseorang yang berdiri di tengah-tengah mereka, tepatnya di belakang orang tersebut, berdiri sesosok dengan tubuh menjulang tinggi yang memiliki raut wajah menyeramkan dengan sorot mata tajam. Darah segar terlihat menetes di kedua sudut bibirnya. Sesosok itu begitu sedang haus akan darah dan terus memperlihatkan gigi taringnya yang mampu merobek kulit manusia. Sosok itu menyeringai ke arah Emily hingga membuat perempuan itu menutup kedua matanya sesaat.

Ketiga orang berpakaian jubah itu membuka tudung kepala yang menutupi wajah mereka masing-masing. Ucapan Emily mengenai wanita jahat bernama Elisabeth, rupanya benar. Wanita itu sedang mengorbankan Emily agar tujuannya bisa tercapai. Emily benar-benar tidak menyangka bahwa Alvin juga ikut menjadi bagian dari ritual wanita jahat tersebut. Dia pun mengalihkan pandangannya ke seseorang yang berada di samping kiri Elisabeth.