01. Rambut Baru

614 37 5
                                    

“Oppa diem deh, jangan gerak-gerak mulu…! Nanti jelek hasilnya….”

“Tapi ini panas, perih. Gatel banget juga, pengen digaruk tahu nggak?”

“Myungsoo oppa… Namanya rambut lagi di bleaching ya gitu rasanya… Jangan norak deh!”

“Awas aja kalo jelek hasilnya!”

“Tenang aja. Kei kan udah sering ngecat rambut sendiri. Dijamin bagus. Daripada pergi ke salon, udah mahal, oppa juga males kan nunggunya? Kalo di rumah gini kan bisa sekalian ngedit.”

Myungsoo, namja 26 tahun yang saat ini tengah merintis bisnis Photo Studio kecil-kecilan. Dia memilih untuk membuka usaha sendiri daripada mengambil alih perusahaan milik ayahnya. Otaknya nggak nyampe kalo harus ngurusin usaha batu bara, batu kali, batu akik dan bebatuan lain yang dimiliki ayahnya.

Sebagai pemilik usaha yang baru dirintis, Myungsoo harus pandai dalam menghemat pengeluaran. Termasuk soal urusan gaya.

Sudah lama Myungsoo ingin memiliki rambut berwarna blonde. Saat tahu harga yang harus ia bayarkan untuk jasa pewarnaan di salon langganannya, ia langsung mundur teratur.

Kebetulan adik Myungsoo yang bernama Kei, sangat sering mewarnai rambutnya sendiri. Jadilah saat ini Kei sedang mencoba mengubah rambut kakaknya menjadi blonde.

Ya, percobaan. Kei belum pernah menggunakan bleaching sebelumnya.

“O iya… Itu bangunan dekat studio mau dibikin apaan sih?”

“Yang mana? Yang nggak pernah laku gara-gara katanya angker itu?”

“Iya. Emang oppa nggak tahu kalo udah ada yang beli?”

“Nggak tuh…”

“Dih, padahal deket juga sama tempat kakak kerja.”

“Aku kan nggak kepo kaya kamu dek…”

-------------------------


Myungsoo sedang memandangi cermin. Sejak semalam, entah sudah beberapa kali ia bercermin untuk memandang rambut barunya.

Wajahnya jadi terlihat lebih muda dengan rambut berwarna blonde seperti itu. 26 tahun hidup di dunia, ini kali pertama Myungsoo mengubah warna rambutnya. Dan dia merasa puas karena wajahnya menjadi semakin tampan. Perasannya saja.

“Cie… Yang ngaca mulu… Iya tahu oppa itu cakep. Tapi berangkat buruan! Udah jam segini juga.”

“Baik nyonya…”




Myungsoo melangkahkan kakinya menuju studio yang terletak tidak begitu jauh dari rumahnya. Paling 15 menit jalan kaki. Kaki Myungsoo tapi.

Kakinya yang panjang dan gaya berjalannya yang cepat, membuatnya bisa sampai dengan waktu singkat. Kalau Kei yang berjalan, bisa menghabiskan waktu 30 menit atau bahkan lebih.

“Cie… Si bos, rambut baru…. Membuka lembaran baru ya bos…?”

Goda salah satu teman dekat sekaligus fotografer di Studio ini. Nam Woohyun namanya. Anak konglomerat, yang kabur dari rumah gara-gara menolak dinikahkan dengan putri dari teman bisnis ayahnya. Sekarang ia terpaksa bekerja dengan Myungsoo untuk bisa menyambung hidup.  Pasalnya, semua fasilitas yang ayahnya sediakan telah dicabut. Bahkan ayahnya sempat berniat untuk mencoret namanya dari kartu keluarga, untungnya tidak jadi.

Kring, kring, kring....

“Selamat siang dengan Lumière Photo Studio, ada yang bisa kami bantu?” Dongwoo mengangkat telepon dengan ramah. “Baik, akan saya cek dulu sebentar ya. Untuk tanggal 6 ya, Pak? Baik. Fotografer kami akan datang ke rumah Bapak besok pagi untuk membahas konsepnya. Iya, maaf sekali hari ini kami sudah fully booked jadi tidak bisa mampir ke tempat Bapak. Baik, terima kasih sudah berlangganan dengan Lumière…”

Tolongin Aku Mas!!!! ~ MyungYeol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang