“Myung, emang beneran kamu belum juga balik ke rumah?”
“Kan tiap hari aku pulang.” jawab Myungsoo santai sambil masih fokus pada layar komputer di hadapannya .
“Maksudku pulang ke rumah aslimu. Ke tempat orang tuamu…” Woohyun sudah menjejerkan kursi kerjanya ke sebelah kursi Myungsoo. Tampangnya resah dan gelisah.
Myungsoo menghentikan proses editingnya. Ia menatap Woohyun dengan pandangan heran. Sahabatnya itu tidak pernah kepo untuk urusan keluarga. Lah wong dia saja minggat, eh diusir dari rumah kok. Lalu kenapa Woohyun sampai menanyakan hal seperti itu?
“Ada apa sih? Eomma ku menelponmu ya?”
Eomma Myungsoo memang sangat menyayangi nya. Jadi wajar saja kalau ia cemas karena putranya itu tak kunjung pulang.
“Kalau eommamu sih aku nggak masalah Myung. Appa mu sempat menyuruh ku untuk menemuinya.” Woohyun mendesah pasrah. Ia khawatir kalau cerita ini merupakan kabar buruk untuk sahabatnya itu.
“Kau bercanda ya…?”
“Serius…”
Myungsoo, Woohyun, dan Dongwoo merupakan sahabat sejak kecil. Bukan hanya sahabat, tapi keluarga mereka juga memiliki hubungan bisnis dan pertemanan yang cukup kuat.
Kemarin malam, ayah Myungsoo meminta Woohyun untuk menemuinya sekalian makan malam. Ia bahkan sampai repot menjemput Woohyun segala.
Ia bercerita bahwa mantan pacar Myungsoo, yang nikah duluan itu, ternyata selama ini dijodohkan oleh orang tuanya. Ia dipaksa menikah dengan pebisnis sukses yang sama sekali belum dikenalnya.
Orang tuanya menginginkan agar yeoja itu segera menikah, karena ia merupakan anak satu-satunya.
Sebelum menerima perjodohan itu, si yeoja sudah pernah meminta Myungsoo untuk mengambil alih perusahaan ayahnya lalu segera menikahinya. Namun Myungsoo menolaknya mentah-mentah.
Myungsoo tetap pada pendiriannya yang ingin belajar membangun bisnis sendiri. Tapi pada saat itu Myungsoo tidak tahu sama sekali soal kekasihnya yang diharuskan untuk segera menikah. Apalagi tentang kekasihnya yang akan dijodohkan.
Yeoja itu merelakan hubungannya dengan Myungsoo yang sudah dipupuk begitu lama, kandas begitu saja hanya karena tuntutan pernikahan.
Orang tuanya tidak mau menunggu. Apalagi untuk Myungsoo, yang posisinya saat itu dalam keadaan gawat darurat, nyaris dicoret namanya dari ahli waris keluarga.
Tanpa memutuskan hubungannya dengan Myungsoo, selembar undangan pernikahan hadir di rumah namja malang itu.
Myungsoo sedih saat itu? Sudah pasti.
Tapi lebih dari kesedihannya melihat yeoja yang ia sayang harus bersanding dengan orang lain, ia jauh lebih sedih dan marah karena selama ini ia tidak tahu apa-apa. Ia mengira hubungan mereka baik-baik saja.
Kalau memang ingin menikahi orang lain, apa tidak bisa bicara baik-baik dan memutuskan hubungan mereka sebelumnya? Toh Myungsoo pun memintanya menjadi kekasih dengan cara yang baik juga.
Sampai sekarang, Myungsoo masih merasa kesal saat mengingat peristiwa itu. Baginya, yeoja itu merupakan seorang pengecut, sekaligus penghianat.
Beberapa hari yang lalu, Park Nari, mantan Myungsoo itu kabur dari rumah suaminya. Ia berusaha untuk mencari perlindungan. Namun anehnya ia justru meminta perlindungan di rumah orang tua Myungsoo. Padahal ia memiliki banyak sekali teman.
Kata appa Myungsoo, kondisi Nari sangat memprihatinkan. Wajah dan tubuhnya penuh dengan luka memar akibat dipukuli oleh suaminya. Ternyata suaminya itu orang dengan temperamen yang tinggi, dan tidak segan-segan untuk melakukan tindak kekerasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolongin Aku Mas!!!! ~ MyungYeol
FanfictionGara-gara penghematan pengeluaran, Myungsoo terpaksa meminta adiknya untuk melakukan hal itu. "Kok jadi gini sih? Tanggung jawab dek....!!!" "Kok jadi aku? Ogah amat. Sono minta bantuan profesional aja. Deket juga dari tempat kerja kakak..." Main ca...