Seven Rings

548 75 0
                                    

Saat yang sama dalam keadaan yang nyata. Beberapa orang telah menemukan keberadaan taman itu. Mereka begitu takjub dengan kealamiannya dan tak lupa, sebuah pohon berdiri dengan indahnya. Menambah kesan alami dan taman itu sama sekali belum terpublikasi.

Mereka memutuskan untuk memberi tahu pemimpin daerah akan hal ini. Bukan tanpa sebab, bahkan di taman itu terdapat beberapa bunga langka. Dan pohonnya itu juga sangat jarang di temukan.

Pemerintah pun akhirnya memutuskan untuk memberi akses masuk menuju taman itu. Yaitu dengan membabat sedikit hutan yang menghalangi taman dari jalan raya, lalu membangun sebuah jalan yang dihiasi dengan lampu lampu indah.

Sedangkan banyak manusia yang takjub akan taman itu, seorang gadis tengah menatap sendu pohonnya. Duduk sambil bersandar dan menikmati alunan lirih dari angin yang seolah sedang bermonolog. Membisikkan sesuatu hingga membuat setetes air mata jatuh dengan bebas dari pelupuk indah itu.

Kini dia tak bisa menikmati keindahan itu seorang diri. Kini dia harus berbagi. Tak lagi dapat bernyanyi dengan bebas, tak lagi dapat bermonolog. Jika itu dia lakukan, maka bersiap untuk disebut sebagai orang gila.

Setiap hari, dirinya akan duduk di bawah pohonnya. Duduk diatas kursi yang sengaja disediakan, tersenyum dan menatap anak-anak yang dengan riangnya berlarian di tengah hamparan bunga.

Sesekali dia melihat seorang anak terjatuh dan menangis. Lalu fikirannya akan terbang secara bebas. Menerobos segala memori di dalam otaknya.

Melihat anak-anak itu menangis, membuatnya teringat pada seorang anak kecil. Ah, bukan, itu dahulu. Pasti anak itu sudah besar sekarang. Dan tentunya tak akan lagi menangis.

Jimin.

Gadis itu tersenyum saat mengingat bagaimana manusia pertama yang dia jumpai itu menangis, meminta bantuan padanya. Ah, semuanya begitu indah. Saat dirinya begitu khawatir jika si anak menyentuhnya.

Dan lagi. Dirinya tersenyum. Entah karena apa. Rasanya selalu saja begini. Ketika dia tertidur di bawah rindangnya pohon, sekelibat mimpi selalu melintas di kepalanya.

Mimpi tentang seorang gadis yang meliuk-liuk riang, lalu seorang laki-laki menggenggam tangannya, dan gadis itu langsung meredup hingga menghilang. Selalu saja begitu. Hampir selama 8 tahun ini dirinya sering bermimpi seperti itu.

Tak tahu itu apa, namun dia yakin jika Tuhan telah merencanakan yang terbaik.
.
.
.

Rintik Di Bulan Mei ||Jirose|| [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang