Pertama

546 67 0
                                    

Keluarga Park telah melakukan perjalanannya dari kota Busan. Sesekali mereka berhenti untuk sekedar beristirahat.

Hanya beberapa jam. Dan akhirnya mereka sampai di kota kediaman mereka.

Saat melewati jalanan itu, Jimin merasakan keasingan yang luar biasa. Jalanan telah berubah, juga sejak kapan ada pertigaan di jalanan lurus ini? Tapi tunggu. Pertigaan itu tepat berada di samping hutan tempat dulu dia tersesat.

Dan jalanan itu terlihat begitu indah. Apalagi cahaya lampu taman yang terbiaskan oleh indah gurat merah senja. Juga banyak daun yang menutupi jalanan paving block itu.

Semuanya terlihat asing.

Lalu Jimin memutuskan untuk turun disini. Dia berkata pada orang tuanya jika dia akan melihat-lihat sebentar. Untung saja Jimin sudah remaja sekarang. Jika saja dia masih kecil, pasti sang eomma akan melarang dan takut jika anaknya akan tersesat lagi.
Dan untungnya kedua orang tua laki-laki itu mengangguk.

Jimin tersenyum riang dan segera beranjak keluar dari mobilnya. Jika delapan tahun lalu, jam segini merupakan saat saat jalanan sepi. Tapi sekarang, justru orang-orang terlihat berlalu-lalang dengan ramainya.

Jalanan itu mengarah pada sesuatu. Jimin pun tak tahu. Dia masih berjalan, hingga atensinya menatap takjub pada sebuah taman yang begitu indah disana.

Begitu banyak bunga terhampar dan jangan lupa sebuah pohon yang berdiri dengan gagahnya. Meretakkan sinar sang surya yang mulai tenggelam dimakan gelapnya malam. Lampu-lampu taman itu terlihat mulai menyala. Menambah keindahan sore hari disana.

Jimin menghela nafasnya dalam. Aroma angin, tanaman, dan kicauan burung kembali menenangkan relung dadanya.

Dirinya memutuskan untuk pulang dulu. Bisa saja dia kembali saat malam hari nanti. Jimin berbalik, namun atensinya tertuju pada sesuatu di bawah pohon itu.

Laki-laki itu kembali berbalik dan menatap teliti figur itu. Seorang gadis cantik dengan dress berwarna pink selutut terlihat sedang duduk sambil menatap sesuatu di pangkuannya.

"Siapa dia? Tak jelas. Tapi dari sini saja, wajahnya terlihat cantik. Semoga benar." Jimin tersenyum, lalu berbalik dan berjalan pulang.

Dirinya tak tahu. Itu saja.
.
.
.

Rintik Di Bulan Mei ||Jirose|| [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang