Bangie-bang

456 69 0
                                    

Pagi di hari libur yang begitu cerah dan tentunya dingin. Matahari mulai mengirimkan pasukan jingganya ke langit, embun-embun memeluk ujung daun dengan erat, seolah tak mau melepaskan. Aroma basa yang begitu segar menelisik hingga dalam. Memberi sejuta ketenangan pada siapapun yang menghirupnya.

Seorang pemuda dengan semangat turun dari kamarnya. Tak seperti biasanya dia mandi pagi di waktu libur. Apakah dia tersedak golok?

"Kau mau kemana, Jim?" Tanya sang ibu saat melihat laki-laki itu sudah rapi.

Jimin hanya tersenyum sambil meneguk susu yang disediakan Nyonya Park untuknya. Susu itu baik untuk pertumbuhan kan?

Dapat dilihat dari sorot mata pemuda itu jika dia sedang senang hari ini. Tangannya terlihat membawa sesuatu.

Itu sebuah buku. Terlihat seperti buku sketsa. Tak lupa Jimin juga membawa tempat pensilnya. Mau apa dia?

Tak menunggu lama, Jimin pun segera berpamitan dan izin untuk mengerjakan tugas sekolahnya di taman. Sang ibu hanya dapat menggeleng sambil tersenyum melihat kelakuan anaknya itu.

"Semangatmu seperti orang yang sedang jatuh cinta, Jimin." Ucap Nyonya Park dalam diam.
.
.
.

Jimin menelusuri jalanan yang menghubungkan jalan raya dengan taman kota itu. Melihat begitu banyak daun yang berserakan, dan banyak orang yang mulai berkegiatan.

Dirinya tersenyum saat melihat sepasang kekasih duduk di kursi pinggiran jalanan itu. Terlihat begitu mesra dan bahagia. Andai saja dirinya bisa,, ah sudahlah.

Jimin menatap aneh pada pohon itu. Tak ada yang berubah, hanya saja gadis itu tak ada di sana. Sepertinya memang Jimin yang bodoh. Bagaimana bisa gadis itu ada di sana setiap saat? Jimin kemudian duduk di hamparan rerumputan sambil mulai menggambar.

Menggambar apapun yang menurutnya menarik.

Menunggu itu tak seindah bersama.
.
.
.

Rintik Di Bulan Mei ||Jirose|| [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang