Terkikis

433 67 0
                                    

Jimin masih fokus dengan kegiatannya. Menggambar beberapa bunga, dan tentunya pohon itu. Dia begitu ingin menggambar gadis yang disukanya, namun dia tak ada. Membuat Jimin kesulitan untuk sekedar membayangkan.

Sebuah suara langkah kaki—yang teredam oleh rerumputan—terdengar oleh pemuda itu. Hal ini sontak membuatnya menoleh ke asal suara.

Atensinya terkunci, senyumnya terulas saat melihat gadis itu datang dengan membawa sebuah buku. Lalu dengan cepat, Jimin kembali bersembunyi di balik semak-semak langganannya. Kenapa dia bersembunyi? Apa gadis itu akan menerkamnya jika dia muncul?

Jimin tidak menggambar seperti tujuannya tadi. Kali ini, dia lebih memilih untuk menatap kecantikan gadis itu dari sini. Cukup seperti ini.

Matanya berbinar, menyiratkan segala kekaguman. Gadis itu menyuapkan sesuatu ke mulutnya.

Sepotong roti.

Senyum Jimin kembali merekah. Gadis itu suka roti rupanya. Kemudian jarinya menyelipkan beberapa helai rambut ke telinganya.

Tangan kiri gadis itu membuka buku di pangkuannya, lalu membacanya dalam kesejukan angin pagi. Dalam beberapa saat, senyumnya terulas. Lalu gadis itu mendongkakkan kepalanya. Seolah melepaskan segala beban dalam dirinya.

Senyum Jimin mengerut tatkala melihat gadis itu menunduk, menutup bukunya, dan menangis. Tangisannya tak bersuara. Seolah memang benar-benar memendam kesakitan yang luar biasa. Bibirnya terlihat bergetar. Matanya memejam kuat tatkala air matanya memaksa untuk keluar.

Gadis itu kemudian menutup seluruh wajahnya. Bahunya bergetar kuat.

Sudah cukup. Jimin tak tahan melihat gadis yang dia sukai menderita seperti ini. Namun dia juga masih begitu gugup jika harus menghampirinya dan mencoba menjadi temannya.

Tidak. Jimin membulatkan tekadnya. Dia berdiri. Lalu berjalan meskipun jantungnya terasa tak berpihak.
Mengikis jarak yang selalu dia jaga selama ini, memandangi gadis itu dari dekat untuk pertama kalinya.

Jimin terus mendekati gadis itu meskipun kakinya terasa bergetar.

Pemuda Park kemudian membuka mulutnya. Berbicara untuk pertama kali pada si gadis.

"K.Kau kenapa? Kau kenapa menangis?" Tanya laki-laki itu dengan gugup setengah mati.

Gadis itu menghentikan tangisnya. Meluruhkan tangannya kembali ke pangkuannya, lalu mendongkak untuk melihat siapa pemuda itu.

Tatapan Jimin terpaku untuk beberapa detik. Matanya mengerjap tak percaya.

Gadis itu,, gadis yang dulu pernah menolongnya.
.
.
.

Rintik Di Bulan Mei ||Jirose|| [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang