👉Bolos

162 17 0
                                    

Big or small. Lies are lies!
-Unknown

***

Alarm kamarku telah berbunyi sejak setengah jam yang lalu. Namun, aku tetap membiarkannya.

Toh, hari ini aku tidak akan masuk sekolah. Lebih tepatnya, aku akan membolos.

Unknown
Try to avoid me? Huh?

Sebuah pesan singkat dari nomor tak dikenal masuk kedalam ponsel Chantika.

Pasti Anin!

Dengan cepat, Aku menebak si pengirim pesan tersebut.

Unknown
Do you think tomorrow will be better? Jangan harap!

Lihat saja! Setidaknya aku sudah berusaha untuk menghindari masalah baru. Mungkin, esok akan lebih baik.

Mama
Chan, hari ini kamu nggak perlu ke rumah sakit ya!.

Aku terdiam cukup lama saat membaca pesan dari mama.

Apa mama akan marah, kalau Chan ketahuan bolos?

Aku kembali terdiam, bergulat dengan pikiranku.

Ah, mama kan nggak akan tahu!

Aku yakin, mama tak akan tahu tentang aksi membolosku.

Setelah membalas pesan mama, aku tak lagi menemukan notifikasi yang menarik untuk di buka.

Aku mematikan layar ponselku. Kembali masuk ke dalam alam mimpi.

***

Esok harinya ... Aku pergi ke sekolah lebih cepat dari biasanya.

Hari ini mama sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Kondisinya pun semakin membaik.

Dikelas, aku menjadi murid pertama yang sampai ke sekolah.

Rasanya sangat tenang, tak ada gangguan pada pembuka hariku. Tak ada teriakan angkuh yang memenuhi gendang telingaku

Aku mengeluarkan selembar kertas putih, mulai menggoresnya menggunakan pensil yang sebelumya telah ku siapkan.

Kurang dari sepuluh menit, kertas kosong tersebut telah terisi dengan gambaran tanganku.

"Waah ... gambaran lo lumayan juga ya!"

Kertas yang awalnya masih dalam genggamanku, langsung berpindah tangan dalam hitungan detik.

"Tapi menurut gue, baju yang lo design terlalu kecil untuk ukuran badan lo yang super besar!"

"Balikin! Anin!" ujarku sambil berusaha merebut kertas tersebut.

Anin mengangkat tangannya tinggi-tinggi, membuatku sulit untuk menggapainya. Mengingat tubuhku yang lebih pendek dibandingkan tubuh Anin.

"Ups, gue lupa. Badan lo kan tumbuhnya ke samping, bukan ke atas."

"Nin, sini gue pinjem dulu gambarnya!" ujar Dara dan Leta.

Dalam hitungan detik, gambar tadi telah berubah 180 derajat.

"Nah, kan. Kalau gini lebih bagus. Cocok sama tubuh besar lo!" ujar Leta sambil menunjukan gambarku yang telah mereka 'perbarui'

"Gue tebak, pasti cita-cita lo jadi designer kan?" tanya Dara. "Baguslah, gue kasian sama lo. Pasti susah kalau mau cari baju yang seukuran sama badan lo itu!" lanjutnya.

"Lo mau tahu nggak cara biar cepat kurus?" tanya Leta sambil menghampiriku dengan pisau kecil ditangannya.

Aku menggeleng cepat. Ketakutan.

ChantikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang