Gue ga mau kehadiran gue jadi penghalang di antara kalian berdua.
-Hendra AdityaKemaren sore Qalesya sudah pulang ke rumah nya dan ternyata teman teman Amar juga ikut pulang termasuk Ardano lelaki itu sudah sembuh dari sakit nya setelah seharian bersikap manja kepada Qalesya. Hari ini adalah hari senin jadi Smaken akan melangsung kan upacara pada jam 07:15 Qalesya sudah berada di sekolah nya saat jam 7, baru saja memasuki gerbang semua pasang mata melirik sinis kepada nya karena gosip nya tersebar bahwa Qalesya dan Si kapten futsal Ardano berpacaran padahal kan tidak.
Saat bel pertanda upacara akan di mulai Qalesya, Dita, Dhea,Nisa ,dan Nely berjalan ke lapangan.
"Qal katanya lo jadian sama kak Ardano ya?" Nisa bertanya di sela mereka semua berjalan menuju lapangan
"Hah? Itu siapa sih yang sebarin hoax kegitu gue ga pacaran sama dia anjir" Qalesya terkejut ternyata hampir satu sekolah tahu tentang gosip itu
"Tapi ada bukti nya loh di mading gue liat tadi pagi" Dhea ikut berbicara
"Kalian ngomongin apaan sih?" Dita tak paham dengan apa yang di bicarakan teman temannya
"Oiya bener apa kata Dhea ada tau foto kalian berdua pas lagi pelukan di halte Qal" Nely ikut nimbrung juga
"A-apa pelukan?" Qalesya tercengang lalu membulatkan matanya, ia tak percaya siapa yang memfoto mereka berdua saat malam itu
"Ntar aja bahas nya tunggu selesai upacara" Nisa sudah sampai terlebih dahulu di barisan upacara lalu mereka semua mengiyakan
Qalesya merasa ada yang aneh pagi ini, ia merasa kepala nya sangat pusing dan tangan nya sangat dingin, biasanya seorang Qalesya tak pernah berdiam diri saat upacara berlangsung ada saja hal yang ia lakukan mulai dari mengganggu orang lain sampai ia berbicara yang bisa di dengar oleh banyak orang karna suara nya nyaring. Tapi pagi ini Qalesya mengikuti upacara dengan tenang tanpa sepatah kata pun sejak mereka membahas tentang bukti di mading tadi. Setengah jam lagi upacara akan selesai dan ternyata...
Brukk...
Qalesya pingsan yang sontak membuat teman teman nya heran tumben seorang Qalesya pingsan? Lalu mereka semua memanggil petugas PMR yang ada di sekolah itu untuk membawa kan tandu dan mengangkat gadis itu menuju UKS.
"Ada apaan sih di sana rame gitu" Amar menunjuk ke arah kelas Qalesya
"Katanya ada cewek yang pingsan tuh kelas 10" salah seorang teman sekelas mereka menyahut
"Kelas sepuluh apa?" Hendra ikut bertanya
"Katanya 10 ips 3 kalo ga salah" tanpa banyak basa basi setelah mendengar itu Ardano langsung berlari ke arah barisan kelas 10 ips 3 memastikan apakah yang pingsan Qalesya atau bukan dan tenyata memang Qalesya yang pingsan.
Saat yang lain tengah sibuk menghandung tubuh Qalesya ternyata ada sosok jangkung yang tiba tiba muncul dari gerombolan yang membuat seluruh peserta upacara menoleh ke arah sosok jangkung itu. Iya orang itu adalah Ardano dengan cepat ia menggendong Qalesya lalu membawa gadis itu ke UKS Ardano melewati tengah lapangan yang termasuk perbuatan tidak sopan karena itu adalah bersanaan dengan guru di sana memberikan amanat. Seluruh peserta upacara terutama yang perempuan berteriak histeris saat melihat idola mereka menggendong cewek lain sampai suasana upacara yang awal nya hikmat menjadi tak beraturan karena perlakuan Ardano terhadap Qalesya.
Ardano merebahkan tubuh Qalesya di sebuah ranjang yang ada di UKS itu dan menepuk lembut pipi Qalesya lalu ia menciumkan minyak kayu putih ke hidung Qalesya, ini sudah kedua kalinya Ardano menggendong gadis itu saat ia pingsan. Tak berselang lama akhirnya Qalesya sadar dan melihat seisi uks yang sangat sepi hanya dia dan satu orang di depan nya yaitu Ardano.
"Kak?" Qalesya memecah keheningan
"Hm?"
"Kak katanya ada foto kita berdua pas lo peluk gue di halte malam itu terus ada yang majang di mading, gue ga enak elah fans lo apalagi para cewek alayers ngehujat gue semua, lagi siapa coba manusia kurang kerjaan yang nyebarin itu berita pake acara ada foto gue sama lo, gue ga mau dikira apa sama yang lain seisi sekolah seolah olah jadi haters semua kak mereka ngeliat gue sinis, ngehujat gue nyata nyata gue ada di depan nya, ya lo muka batu ga ada ekspresi sama sekali ya gue malu anjir lo ga malu apa?" Qalesya berbicara tanpa bernafas yang akhirnya membuat ia ngos ngosan
"Udah?" Ardano menaikan satu alis nya dan setelah itu ia beranjak dari tempat duduk nya lalu menuju pintu keluar uks, Qalesya yang masih merasa sedikit pusing ia menguatkan diri nya untuk mengikuti Ardano entah kemana cowok itu akan pergi. Qalesya terus membuntuti Ardano yang berjalan sedikit laju di koridor ternyata cowok itu menuju mading dimana ada berita tentang ia dan Qalesya berpacaran.
Setelah meneliti semua tulisan dan gambar di mading itu dengan kasar Ardano merobek foto saat dirinya memeluk Qalesya malam itu lalu membuang nya ke tempat sampah.
"Udah kan?" Ardano menatap mata Qalesya yang ada di depan nya
"Em..." Qalesya bingung ia harus menjawab apa
Belum selesai Qalesya menjawab Ardano telah meninggalkan gadis itu sendirian di depan mading.
...
Di kelas XI ips 1 sedang ada pelajaran sejarah yang membuat Hendra,Amar,dan Farel sangat bosan mereka semua hanya menelungkupkan kepala mereka di atas meja dan saat Farel hendak mendongak ternyata ia melihat Ardano sudah memasuki kelas, iya Ardano izin kepada guru untuk menemani Qalesya di uks tadi.
"Ar adek gue udah sadar?" Hendra langsung menanyakan kondisi Qalesya
"Udah"
"Hendra ngaku ngaku yaa? Emang nya dedek comel Qalesya mau jadi adek lo?" Farel terkekeh lalu di balas oleh lemparan buku dari Hendra
"Eh diem anjir ntar di suruh bu Dinda jawab semua pertanyaan dia" Amar menegur para sahabatnya yang sudah di lirik oleh bu Dinda karena mereka sedikit gaduh
"Lo sayang sama Qalesya?" Amar,Hendra dan Farel terkejut mendengar pertanyaan Ardano barusan
"Siapa? Gue?" Hendra menunjuk dirinya sendiri setelah itu di balas anggukan oleh Ardano
"Yaiyalah Ar gue sayang banget sama dia tapi gue ga mungkin pacaran sama Qalesya" Hendra menjawab pertanyaan Ardano dengan nyatanya bagaimana
"Yaiyalah ga mungkin pacaran orang dedek Qalesya comel ga mau sama lo Ndra" Farel langsung mencairkan suasana yang awal nya sedikit tegang
"Apaansi lo rel bacot mulu" Amar geram karena Farel sama sekali tak bisa di ajak berbicara serius
"Lo suka sama dia Ar?" Ardano menatap Hendra dingin tidak biasanya Hendra dan Ardano begini, hanya karena satu cewek mereka jadi merasa canggung satu sama lain, tapi ketahuilah jika Hendra memang benar benar sayang kepada Qalesya dan ia juga tau bahwa Ardano sahabat nya suka kepada Qalesya maka dari itu sekarang ia sedikit menjaga kedekatan nya dengan Qalesya. Ia tak ingin persahabatan nya goyah karena merebutkan satu cewek saja lebih baik ia mengalahkan, toh Qalesya juga tidak mungkin suka kepada Hendra.
"Oiya gue denger ya semua anak Smaken gosipin lo pacaran sama Qalesya Ar, katanya foto lo lagi pelukan ada di mading" Amar menundukan kepala nya sedikit agar tak terlihat oleh bu Dinda saat ia berbicara
"Itu Ardano, Hendra, Amar, Farel ngapain? Ibu liat kalian dari tadi bicara terus sekali lagi kalian bicara ibu suruh keluar!" Bu Dinda memarahi mereka berempat dengan suara lantang nya
"Tau bu saya ga ikutan loh, itu yang ribut Farel sama Hendra" Amar langsung menujuk Farel dan Hendra yang membuat tatapan tajam melirik ke arah nya lalu Amar terkekeh, sedangakn Ardano sekarang hanya tenang mendengarkan penjelasan dari bu Dinda.
"Fitnah bu! fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan, mending lo bunuh Ardano aja tuh eh lo Amar bego gue udah diem malah di tuduh" Farel awalnya hendak mengejek Ardano tapi Ardano hanya melayangkan tatapan tajam nya yang sontak membuat Farel ciut dari 3 teman nya Ardano lah yang di takuti Farel entah karena Ardano ketus dan pemarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because ILY [Completed]
Teen FictionAkhirnya pintu terbuka sempurna menampilkan Sadena yang tengah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit penuh infus dan beberapa alat untuk membantu nya bernafas, Qalesya menarik nafas panjang setelah melihat cowok yang tengah tertidur di samping...