Gue gamau cuma karena hukuman lo ada di samping gue, yang gue mau lo berada di samping gue atas kemauan lo sendiri
-Ardano Nicholas
Sejauh 2 kilo meter Ardano menggendong Qalesya dan akhirnya mereka tiba di tempat itu dimana mereka akan membangun tenda, Ardano menurunkan Qalesya dari gendongannya. Awal nya Qalesya terus meminta agar di turunkan tapi Ardano tetap kekeh menggendong nya.
"Kuat ya Abang Ardano gendong dedek Qalesya" Farel berbicara sambil mengatur nafas nya yang ngos ngosan, Saat sampai di tempat itu Ardano langsung asal duduk di tanah dan di susul oleh Farel,Amar,Qalesya,dan Viona. Qalesya duduk di sebelah Ardano
"Kak lo capek?" Qalesya menatap Ardano dengan tatapan lirih karena bisa dilihat dari wajah nya bahwa Ardano sangat kelelahan, padahal yang di gendong Qalesya tapi gadis itu tetap saja kelelahan aneh kan? Qalesya membuka tas nya dan mengambil sebotol air mineral lalu meminum nya baru saja Qalesya hendak menutup botol itu tiba tiba Ardano mengambil nya dari genggaman Qalesya dan langsung meminum nya.
Entah mengapa tiba tiba saja Qalesya mengambil tissu yang ada di saku celana nya lalu mengusap keringat yang ada di wajah Ardano, awal nya Ardano fokus kepada botol air mineral yang ada di genggaman nya tapi saat ia sadar Qalesya mengusap keringat nya Ardano langsung menoleh ke Arah Qalesya dan mata mereka bertemu Qalesya mematung dan ia tak sadar bahwa tangan nya masih berada di pipi Ardano.
"Sudah kali tatap tatapan nya" Amar terkekeh saat melihat Ardano dan Qalesya yang sama sama diam
"Nih bersihin sendiri kali manja banget" Qalesya menyodorkan tissu yang di pegang nya ke arah Ardano
"Gue ada nyuruh lo?" Ardano menaikan sebelah alis nya
"Enggak" Qalesya menggelengkan kepala nya
"Tau dedek Qalesya kan yang ngelapin keringat di muka nya abang Ardano kok abang Ardano di bilang manja sihh" Farel mengejek Qalesya, karena memang benar Ardano tak ada meminta nya untuk mengelapkan keringat nya, setelah itu Farel,Amar,dan Viona pergi meninggalkan Ardano dan Qalesya berdua
"Em anu ee itu" Qalesya kicep dengan pipi nya yang memerah karena malu
"Lo perhatian sama gue?" Ardano akhirnya tertawa
"Gak lah idih najisin gue perhatian sama lo kak" Qalesya berdiri hendak meninggalkan Ardano menuju sangga nya yang sibuk memasang tenda
"Hukuman?"
"Iya iya gue duduk lagi nih iya sebahagia lo bodoamat" Qalesya teringat dengan hukuman yang sedang di jalankan nya bahwa ia harus berada di samping Ardano selama persami berlangsung
"Pakkkk ini ketua ambalan nya duduk doang di sini ga ngapa ngapain pak pecat aja pak ketua nya ga guna" Qalesya mendapatkan ide bagaimana cara nya agar ia terlepas dari Ardano gadis itu sengaja berteriak agar semua anggota pramuka mengetahui bahwa ketua ambalan mereka hanya Kapten Futsal yang menyamar
"Sya" Ardano melirik tajam ke arah Qalesya karena seluruh pasang mata disitu terfokus ke Ardano termasuk pak Min yang menurunkan kacamata nya lalu melayangkan tatapan tajam ke Ardano
"Kamu Ardano bantuin ambalan yang lain sekarang!" Pak Min dengan tegas meminta Ardano untuk membantu yang lain
Dengan watados nya Ardano menggandeng tangan Qalesya dan berjalan menuju dimana para ambalan berkumpul.
"Ardanoo kamu ngapain bawa dia, dia kelas X bukan? Dia juga bukan ambalan" pak Min tersadar saat melihat Ardano membawa Qalesya menuju tempat berkumpul seluruh ambalan
"Gini pak katanya dia mau bantuin saya di sana soalnya di sangga nya udah kelebihan orang buat bantuin makanya dia milih buat bantu saya, dia baik kan pak?" Ardano melayangkan senyum penuh kemenangan karena ia tau apa maksud Qalesya memberitahukan ia kepada pak Min , agar gadis itu bisa terbebas dari dirinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Because ILY [Completed]
Teen FictionAkhirnya pintu terbuka sempurna menampilkan Sadena yang tengah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit penuh infus dan beberapa alat untuk membantu nya bernafas, Qalesya menarik nafas panjang setelah melihat cowok yang tengah tertidur di samping...