Akhirnya

1K 29 0
                                    

Hari ini Ardano berangkat bersama dengan Sadena. Ardano sudah siap dengan pakaian olahraganya saat menuju meja makan ternyata sudah ada Ama nya dan Sadena di sana,Ardano mengelus puncak kepala Sadena.

"Ar gimana hubungan kamu sama Qalesya"

"Masih sama ma Ar belum bilang apa apa ke dia"

"Lo kok gitu harusnya kamu jelasin semuanya sayang, kasian Qalesya nya. Ntar Qalesya keburu di ambil orang"

Setelah sarapan Ardano dan Sadena pamit ke Renata. Seantero sekolah menatap Ardano yang tengah merangkul Sadena dan cewek itu terlihat malu lalu menundukan kepala nya. Saat hendak menuju kelas tak sengaja Ardano menangkap seseorang yang tengah menatap nya dengan tatapan sendu cewek itu berbalik lalu berlari ke arah rooftop. Sadena mun menyadari hal itu

"Ar mending lo susul dia" Sadena menurunkan lengan Ardano yang tadinya di pundak nya

"Hm" Ardano mengangguk lalu berlari mengejar cewek itu.

Di rooftop...

"Kenapa sih susah banget buat ga peduli sama dia? Kenapa gue harus ketemu dia sepagi ini? Kenapa gue harus sakit hati ngeliat dia sama cewek lain? Kenapa gue harus sayang sama dia? Kenapa gue harus nangisin dia? Kenapa gue harus mikirin dia toh dia ga mungkin mikirin gue. Kenapaaa" Qalesya berbicara sambil sesenggukan air mata yang ia tahan di pelupuk matanya pun tak henti hentinya menetes

Qalesya duduk menekukan lutut nya lalu menelungkupkan wajah nya sekitar 5 menit ia bertahan dengan posisi itu dan tak lama bel masukan berbunyi, dengan cepat Qalesya mengambil masker yang memang ia taruh di saku nya lalu memasangnya agar tak terlalu kelihatan jika ia sehabis menangis. Qalesya berdiri sambil memegang hp nya dan saat ia berlari ternyata ia menabrak sosok jangkung yang tak lain adalah Ardano. Hp Qalesya terjatuh dan menampilkan wallpaper yang bertuliskan nama Ardano Nicholas di sana, Ardano mengambil hp itu lalu dengan cepat di tarik paksa oleh Qalesya.

"Udah nangis nya?" Jelas sekali Ardano melihat mata sembab Qalesya meskipun sebagian wajah nya tertutup masker, Qalesya masih membisu

Qalesya menunduk di hadapan Ardano dan Ardano mengangkat dagu cewek itu lalu melepas masker nya. Melihat wajah cewek yang ia sayang sehabis menangis Ardano menatap hazel mata Qalesya lalu menarik ke dalam pelukannya, Qalesya berontak sambil mendorong tubuh Ardano agar melepasnya tapi apa daya Ardano lebih kuat menahan nya akhirnya Qalesya pasrah sambil menangis di pelukan Ardano. Dagu Ardano tepat di atas pucuk kepala Qalesya.

"Maafin gue Sya" Ardano mengelus lembut rambut Qalesya

"Gue benci sama lo kak Ar gue benci" Qalesya memukul mukul dada Ardano

Gue kembaran Ardano dek. mendengar itu Qalesya langsung melepaskan pelukan Ardano dan mencari siapa yang berbicara itu, ternyata disana ada Sadena yang tengah menggandeng tangan Amar.

"Gue ga percaya" Qalesya menggeleng gelengkan kepala nya lalu mundur beberapa langkah dari Ardano

"Lo harus percaya. apa perlu gue ajak lo buat datengin Ama dan tanya semuanya?" Sadena menawarkan

"Oke gini karena kita udah ada di sini mending selesain semuanya" Ardano,Qalesya dan Sadena menatap Amar

Ternyata Amar mengajak mereka bertiga untuk membolos dengan cara menaiki tembok yang biasa di naikin para siswa yang terlambat, sebenarnya mereka berempat bukan semata mata membolos melainkan untuk ke rumah Ardano mencari penjelasan. Ardano pergi ke kantin dan mencari tangga di sana setelah memasang tangga di tembok itu Ardano lah yang terlebih dahulu menaiki tangga, di susul Qalesya yang terus berpegangan di pergelangan Ardano, Setelah itu Sadena dan yang terakhir Amar. Setelah itu Ardano dan Amar mengendap ngendap menuju parkiran motor lalu mengambil motor mereka masing masing, sedangkan Sadena dan Qalesya menunggu Ardano serta Amar di luar sekolah.

Because ILY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang